(flashback #2)

2K 261 12
                                    

"Aku telah membunuh seseorang," Johnny bergetar.

"Membunuh pemuda yang ditemukan pagi ini terjatuh dari lantai tiga belas?" Tanya Myungso dari seberang telfon.

Johnny terdiam, tangan nya bergetar, keringat dingin mengucur ke seluruh tubuh nya.

"Tutupi kasus ini, aku akan melindungi mu, seluruh pekerja Sky Garden akan membantumu menutupi kasus ini," ucapan ini membuat Johnny sedikit tenang.

"Namun ada yang harus kau lakukan,"

"Apa?" Tanya Johnny ragu-ragu.

"Karena kau sudah terlanjur membunuh, ku ingin kau pastikan kotak guna-guna itu selalu berada di dekat penghuni 13.03,"

"Kotak itu bisa mem, mem-bunuh?" Johnny gemetar.

"Kurasa kau sudah tau jawabannya," Myungso berujar dengan nada berat.

"Mengapa kau ingin membunuh mereka menggunakan kotak itu?" Johnny bertanya.

"Setelah ku selidiki, penghuni unit itu ternyata Mark dan Haechan, anak dan menantu dari Kakakku, Youngyul,"

"Aku tidak bisa,"

Hening sebentar.

"Tidak bisa? Kau ingin pasangan mu yang manis itu terbunuh dengan cara yang sama seperti pegawai laundry yang kau bunuh itu?" Myungso mulai mengancam.

"Ba-baiklah, akan kulakukan," Johnny tak berdaya.

∆∆∆

Johnny melihat Haechan dan Mark meninggalkan Sky Garden, dengan kotak hitam di tas selempang milik nya, ia mengikuti Mark dan Haechan menggunakan mobil sedan tua milik nya.

Mark dan Haechan berhenti di sebuah pekarangan rumah besar, Johnny memutuskan memarkirkan mobil nya tiga blok lebih jauh dari sana.

Ia turun dari mobilnya lalu berjalan dengan perlahan menuju rumah tempat Mark dan Haechan masuk tadi.

"Tidak mungkin aku masuk melalui pagar ini begitu saja," gumam Johnny ketika sampai di depan rumah itu.

Mata nya tertuju pada gerbang bagian belakang yang terbuka, gerbang itu langsung terhubung ke kolam renang bagian belakang rumah.

Dengan cepat Johnny menyeret langkah nya memasuki daerah kolam renang, ia hampir terjatuh kebelakang ketika terkejut melihat ibunda Mark sedang menyapu di seberang kolam.

Dan beberapa detik kemudian terdapat Haechan berada di ambang pintu, mata Haechan tertuju pada sesuatu di seberang kolam.

Dan beberapa detik kemudian Haechan jatuh pingsan, Johnny sudah tak sanggup, ia berlari keluar dari sana untuk menuju mobil nya yang ia parkirkan tiga blok jauhnya.

Tangan nya langsung membuka pintu mobil, lalu ia lemparkan tubuh nya ke dalam kursi supir mobil.

"Anak itu bisa mati jika ku biarkan kotak ini dekat dengan nya," Johnny menatap tas nya yang berisikan kotak hitam guna-guna itu.

"Aku tak dapat menyakiti anak manis itu lebih lagi," Johnny memukul stir mobilnya.

Drttt Drttt

Handphone milik Johnny bergetar, sebuah panggilan dari nomor yang tidak diketahui masuk.

Johnny langsung menekan tombol hijau di layar handphone nya, lalu memasang kedua telinga nya untuk mendengarkan suara yang akan keluar dari handphone nya itu.

"Halo," suara Myungso terdengar dari seberang.

Deg

"Iya, ada apa?" Johnny langsung terus terang.

"Kotak itu sudah berada di tempat yang seharusnya kan?" Myungso bertanya dengan nada memastikan.

"I-iya," Johnny berbohong.

"Benarkah? Berikan aku foto nya," Myungso ragu.

Johnny terdiam, kedua tangan nya mendadak lemas, keringat dingin mulai mengucur di dahi nya.

"Kau ingin bermain main dengan ku?" Myungso menginterupsi.

"Baiklah, beberapa pembunuh bayaran ku sudah menuju ke unit apartemen mu, katakan selamat tinggal kepada pasangan manis mu itu," Myungso menyeringai.

"Jangan! Ku mohon jangan! Baiklah, akan ku jalankan tugas ku, aku berjanji, tolong jangan sakiti pasangan ku, kumohon," Johnny makin kacau.

"Ku beri kau satu kesempatan lagi, jika kau bermain-main lagi dengan ku, ku pastikan bukan hanya nyawa pasangan mu yang dalam bahaya, namun nyawamu juga akan ikut serta di dalam nya," ujar Myungso sebelum sambungan terputus.

Johnny menggebrak setir mobil nya, rasa takut, marah, dan sedih melanda diri nya secara bersamaan.

Tak lama, sebuah mobil putih yang ia kenal melintas di jalanan dekat mobil nya terparkir.

"Mobil Mark, aku harus mengikuti nya," Johnny memasang safety belt nya lalu mengikuti mobil Mark.

15 menit berlalu, mobil Mark terparkir di depan sebuah rumah sakit besar.

"Astaga, pasti mereka membawa anak manis itu. Ya Tuhan, semoga ia baik baik saja," ujar Johnny.

Johnny keluar dari mobil nya, namun ia tidak masuk ke dalam rumah sakit itu, ia berlari membawa tas hitam nya menjauh dari rumah sakit itu, meninggalkan mobil nya terparkir di sana.

Johnny berlari menuju Sky Garden, kebetulan jarak nya tak terlalu jauh dari rumah sakit tempat Haechan di bawa, dan ketika di perjalanan, ia sempat bertemu dengan Renjun dan Chenle.

∆∆∆

Johnny menggandeng Ten untuk segera memasuki rumah sakit, Ten nampak murung mendengar semua penjelasan dari Johnny seputar masalah masalah yang ia alami.

"Apa kau marah?" Tanya Johnny ketika mereka di lift.

"Iya, namun demi keselamatan kita, kau harus melakukan nya John," Ten nampak gelisah.

"Ku rasa kau yang bisa melakukan nya, aku akan mengawasi mu dari luar ruangan nya," ucap Johnny.

"Aku? Apa yang harus ku-"

"Letakan kotak hitam ini di bawah ranjang rumah sakit kamar Haechan," jelas Johnny terburu-buru.

"Baiklah, akan ku lakukan,"

~~~
TO BE CONTINUE
~~~

Sky Garden // MarkHyuck [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang