(paman penghuni unit 13.04)

4.3K 501 23
                                    

Haechan dan Mark kini sampai di dalam unit 13.03, unit mereka sendiri.

Semua barang-barang sudah di susun rapih oleh Mark dan Jeno beberapa saat yang lalu.

Haechan senang melihat tempat tinggal baru nya itu, ia sudah membayangkan bagaimana bahagia nya dia di sini.

Berdua setiap hari bersama Mark, mengurus rumah dan pasangan nya itu, melihat gedung-gedung tinggi dari luar jendela unit nya, itu adalah hal yang luar biasa menurut Haechan.

Tanpa sadar ia mengembangkan senyumnya, dan senyum itu terlihat oleh Mark.

"Kau senang?" Tanya Mark setelah melihat senyum nya.

"Sangat senang," jawab Haechan yang langsung memeluk Mark.

"Tunggu dulu," Mark melepaskan pelukan Haechan.

"Ada apa?" Tanya Haechan dengan raut wajah sedihnya.

"Ku rasa aku harus mandi, aku berkeringat selagi merapihkan barang-barang bersama Jeno tadi," jawab Mark.

"Ku kira ada apa, ya sudah mandi sana," ujar Haechan.

"Baiklah," kata Mark sebelum ia pergi menuju kamar mandi.

Kini Haechan sedang memastikan Mark sudah memasuki kamar mandi, setelah suara air yang memenuhi bath up berbunyi, Haechan langsung terburu-buru keluar dari unit nya dan berlari menuju unit 13.02, unit milik Jeno dan Jaemin.

Tok Tok Tok...

Haechan mengetuk pintu unit 13.02, tak ada jawaban dari dalam, Haechan memutuskan mengetuk pintu nya lagi, dan lagi-lagi tak jawaban dari dalam.

"Mungkin mereka sedang sibuk," batin Haechan.

Akhirnya Haechan membalikkan badannya, membelakangi pintu unit 13.02 dan menghadap ke pintu sebrang, pintu unit 13.04.

Haechan sedang berpikir sekarang, ia butuh seseorang untuk membantu nya, tanpa sadar ia berpikir sembari melamun menatap pintu 13.04, dan sial nya, tak lama seseorang keluar dari unit 13.04.

Pria bertubuh tinggi keluar dari unit 13.04, pandangan orang tersebut langsung tertuju pada Haechan yang sedang melamun menatapi pintu unit nya.

"Ada apa? Apa ada sesuatu di pintu unit ku?" Tanya orang bertubuh tinggi itu pada Haechan.

Haechan terkejut, lamunan nya langsung buyar, dan ia langsung menatap pria bertubuh tinggi itu dengan mata membulat karena terkejut.

"Maafkan aku sunbaenim, aku sedang melamun tadi," Haechan buru-buru meminta maaf.

"Oh tidak apa apa, kau orang baru di lantai ini?" Tanya pria bertubuh tinggi itu menatap Haechan dan unit 13.03 secara bergantian.

"Iya sunbaenim, aku dan pasangan ku tinggal di unit 13.03," Haechan kini tersenyum sopan.

"Perkenalkan, nama ku Johnny, senang bertemu dengan mu anak manis, ku yakin, jika pasangan ku Ten melihat mu, pasti ia akan menyuruhmu masuk ke unit kami," ujar Johnny yang kini ikut tersenyum.

Haechan tersenyum kembali mendengar perkataan Johnny.

"Nama ku Lee Donghyuck, sunbaenim bisa memanggil ku Haechan," ujar Haechan setelah memberikan senyuman nya, dan kini ia gugup.

Ia selalu begini ketika bertemu dengan orang baru, gemetar dan gugup karena malu.

"Panggil saja aku paman," Johnny bersikap hangat kepada Haechan.

"Baiklah paman, salam kepada pasangan mu, aku harus segera masuk, senang bertemu dengan mu," ujar Haechan membungkuk dan setelah itu ia berlari seperti anak kecil menuju unit 13.03, unit nya sendiri.

∆∆∆

Mark keluar dari bath up, dan kemudian menguras bath up itu sampai kembali kering.

Lalu ia mengambil handuk, dan mengeringkan seluruh tubuhnya yang basah, setelah seluruh badan nya kering ia mengambil handuk yang lebih kecil untuk mengeringkan rambut dan wajah nya.

Di taruh kedua handuk itu di gantungannya seperti semula, lalu Mark mengambil baju handuk yang kemudian ia pakai.

Mark berjalan langsung berjalan ke ruang ganti baju, kebetulan pintu ruang ganti baju di apartemen nya ini langsung terhubung dengan kamar mandi.

Ia mengambil kaus hitam oversize dan celana training untuk pakaian nya sore ini, lagi pula ia akan menghabiskan waktu berduaan dengan Haechan, jadi tak perlu modis asalkan nyaman.

Setelah berpakaian, dan merapihkan rambut nya dengan sisir, ia langsung keluar dari kamar mandi, dan mendapati Haechan yang terbaring di kasur.

*Satu-satu nya kamar mandi di apartemen ini terletak di kamar tidur, cek denah apartemen di bagian satu.

"Kau habis dari mana?" Tanya Mark pada Haechan yang terlentang di kasur dengan nafas yang tak teratur, seperti orang habis berlari.

"Dari luar, aku bertemu orang baru tadi," jelas Haechan yang kini terduduk dan menatap Mark.

"Dan kau gugup? Tidak perlu gugup bertemu orang baru sayang," Mark tersenyum.

"Lupakan saja, kemari lah tampan," goda Haechan yang kini membuka kedua tangan nya.

Mark langsung menghampiri Haechan, dan kedatangan Mark langsung di sambut pelukan hangat dari Haechan.

"Wangi mu sangat khas," ujar Haechan dalam pelukannya.

Ringtone Shake It Off dari Taylor Swift berbunyi di handphone Mark, menandakan terdapat sebuah panggilan masuk.

"Ah, mengganggu saja," ujar Mark yang masih memeluk Haechan di atas kasur.

"Angkatlah dulu, siapa tahu penting," ujar Haechan.

Dengan malas Mark melepas pelukannya itu, turun dari kasur dan berjalan menuju meja kerja nya.

"Ya Halo,"

"Baiklah, nanti malam aku kesana,"

"Oke, terimakasih,"

Telfon di matikan sepihak dari sebrang.

Mark menaruh handphone nya dan berjalan menuju kasur kemudian melompat dan memeluk kembali Haechan.

"Ada apa?" Tanya Haechan dalam pelukan Mark.

"Nanti malam ada rapat di kantor, sebagai karyawan baru aku harus datang," jawab Mark.

"Berarti kau akan meninggalkan aku?" Haechan cemberut.

"Hanya 2 jam, aku berangkat pukul 7 dan kembali pukul 9, kau bisa berkunjung kerumah Jaemin jika kau kau takut," ujar Mark.

"Tidak enak dengan Jeno," ketus Haechan.

"Jeno satu kantor dengan ku, dia juga rapat malam ini," ucap Mark.

Haechan hanya diam dan melepaskan pelukan nya, lalu terduduk dan memunggungi Mark.

"Aku janji, hanya dua jam, aku pasti kembali," Mark memeluk Haechan dari belakang.

"Bukan masalah itu, aku sudah menyiapkan sesuatu untuk mu tadi nya," Haechan menunduk.

Saat Haechan berlari menuju unit Jeno dan Jaemin, ia ingin meminta bantuan merias ruang tamu nya dengan nuansa romantis, agar ia dan Mark dapat dinner malam ini.

"Kau menyiapkan apa?" Mark terkejut.

"Bukan apa apa," ujar Haechan yang mengingat bahwa tidak ada tanggapan dari Jeno dan Jaemin yang akan membantu nya merias ruang tamu.

"Sayang, ini masalah pandangan pertama orang orang kantor terhadap ku, aku harus datang, mengertilah," Mark memeluk erat Haechan.

"Aku harus mengerti, mengapa aku jadi egois begini? Lagi pula masih ada hari hari selanjutnya untuk menghabiskan waktu berdua dengan Mark," batin Haechan.

"Iya aku mengerti, maafkan aku," Haechan memutar badannya sehingga kini wajahnya berdekatan dengan Mark.

Mark langsung mengecup bibir Haechan dengan lembut, dan setelahnya terjadi pergulatan di atas ranjang antara Mark dan Haechan.

~~~
TO BE CONTINUE
~~~

Sky Garden // MarkHyuck [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang