(jalan sekarang atau kau kehilangan dia!)

2.2K 311 31
                                    

"Jeno, Jaemin, bantu Tante, Haechan pingsan di dekat kolam," pernyataan itu membuat mereka terperanjat.

Dengan cepat Jeno dan Jaemin berlari menelusuri rumah, mengikuti irama kaki Mamih Mark yang juga berlari.

Tak lama mereka sampai di kawasan kolam renang belakang rumah. Benar, Haechan tergeletak di sana, Jaemin langsung menatap Jeno, Jeno mengangguk seolah mengerti makna dari tatapan itu.

Jeno berlari menghampiri tubuh Haechan yang tak sadarkan diri, kedua tangan Jeno meraih pundak dan paha milik Haechan dan langsung mengangkat nya.

Kedua tangan berotot milik Jeno berhasil membawa tubuh Haechan menuju sofa ruang tamu.

"Ada apa dengan dia?" Tanya Jeno setelah menurunkan Haechan di atas sofa putih ruang tamu, nafas nya masih naik turun tak karuan.

"Tante sedang menyapu di seberang kolam tadi, karena pembantu kami sedang libur cuti, Haechan datang dan melihat ke arah Tante, dan tak lama dari itu, ia langsung terjatuh begitu saja," jelas Mamih Mark tanpa celah.

Jaemin mengangguk tanda mengerti sedangkan Jeno masih berusaha berpikir mengapa Haechan bisa pingsan hanya karena menatap seseorang yang ia kenal dari seberang kolam.

Mark keluar dari kamar, tubuh nya telah terbalut kaus panjang berwarna merah gelap, Skinny Pants Hitam dengan bagian dengkul yang robek, dan menggunakan sepatu loafers abu-abu, menampilkan kesan kasual dengan sentuhan modern.

Mata Mark membulat dengan sempurna ketika melihat pasangan nya tergolek tak sadarkan diri di atas sofa, tanpa bertanya ia langsung berlari, terduduk di lantai depan sofa dan langsung merengkuh wajah Haechan dengan kedua tangannya.

"Chanie, ada apa dengan mu?" Tampak terselip nada kerisauan di dalam kalimat yang Mark keluarkan.

Semua yang terdapat di dalam ruang tamu hanya terdiam dan tak dapat menjelaskan apa yang terjadi pada Haechan, karena mereka semua pun bingung mengapa Haechan bisa tak sadarkan diri seperti itu.

Mark langsung meminta bantuan Jeno untuk mengubah posisi Haechan menjadi terduduk, lalu ia menggendong Haechan di punggung nya, di pegang erat erat kedua paha Haechan dengan tangan kekarnya.

Setelah posisi nya sudah sempurna, ia berdiri dengan tegak, berlari menuju pintu utama tanpa menatap siapa pun, Jeno, Jaemin dan Mamih nya mengikuti Mark dari belakang.

"Mark, tunggu, mau kau bawa kemana dia?" Tanya Jeno di sela sela langkah kaki nya yang berlari.

"Rumah sakit. Tolong buka kan pintu nya," perintah Mark ketika sampai di hadapan pintu utama.

Jaemin yang jaraknya paling dekat dengan pintu langsung membuka nya dan Mark melesat dengan cepat menuju mobil putih milik nya, ketiga orang itu masih setia mengikuti nya dari belakang.

"Jeno, tolong ambilkan kunci mobil nya di kantung celana ku, lalu bukakan mobil nya," lagi lagi Mark memberikan perintah.

Jeno langsung meraba Skinny Pants Hitam milik Mark, dan langsung menemukan kunci tersebut, sedikit susah untuk mengambil nya karena celana tersebut sangat ketat, butuh waktu sekitar dua menit sampai akhir nya kunci itu di dapatkan oleh Jeno.

Ketika Jeno mendapatkan nya, ia langsung membuka pintu mobil di bagian kursi penumpang, Jaemin langsung membantu Mark yang meletakkan Haechan di bangku belakang.

"Jeno dan Jaemin, kalian ikut aku ke rumah sakit," ujar Mark menatap keduanya.

Kedua nya mengangguk dengan setuju, lalu tatapan Mark berdalih kepada Mamih nya.

"Dimana papih?" Mark bertanya.

"Dia pergi Mark," Mamih Mark menjawab dengan tenang.

"Pergi? Mobil nya masih terparkir di sana," Mark menatap mobil BMW classic berwarna hitam di dalam garasi kecil milik keluarganya.

"Atau mungkin ia di kamar mandi," Mamih Mark membela diri.

"Apapun yang kalian sembunyikan dari ku, aku akan mencari tahu nya, aku berjanji akan hal itu," Mark menatap Mamih nya dengan sarkas, dan langsung meraih pintu mobil.

Mark duduk di bangku kemudi, lalu menutup pintu mobil nya dengan kasar, Jeno terduduk di sebelah nya, sedangkan Jaemin terduduk di belakang, di paha nya terdapat Haechan yang sedang tak sadarkan diri.

"Jalan sekarang Mark," ujar Jaemin dari kursi belakang.

Mark masih memikirkan sesuatu yang membuat emosi nya tersulut, kedua tangan nya mencengkram kemudi dengan begitu erat.

"Mark, jalan sekarang," Jeno mengulang pernyataan Jaemin.

Masih tak ada jawaban maupun tindakan dari Mark.

"Mark Lee! Demi tuhan jika kau tak jalan sekarang, kau bisa kehilangan Haechan mu ini!" Jaemin naik pitam.

Mark sadar, menengok sekilas ke arah Jeno, lalu menengok kebelakang, melihat Haechan yang sedang tertidur di paha Jaemin, lalu menatap Jaemin yang kini emosi sama seperti dirinya.

"Kau ini tuli ya?" Jaemin menatap balik Mark dengan tatapan menusuk.

Mark sadar, ia langsung membenarkan posisi duduk nya, menarik safety belt dan memasang nya dengan benar, gerakan itu di ikuti semua orang di dalam mobil, kecuali Haechan, dan Mark langsung menancap gas mobil nya.

Mobil putih itu langsung melesat menjauh dari rumah orang tua Mark.

Di ambang pintu utama, Mamih dan Papih Mark berbincang mengenai sesuatu sembari menatap mobil Mark yang makin menjauh dari kediaman mereka.

∆∆∆

Chenle dan Renjun berjalan beriringan di trotoar jalan menuju rumah sakit, mereka berdua berjalan menuju ke sana karena Jisung, sejak tadi pagi mereka mendapat kabar bahwa Jisung mengalami cidera kaki karena kecelakaan bersama sepeda biru tercinta nya.

"Chenle, tenang lah sedikit, Jisung hanya terkena cidera kaki," ujar Renjun yang berusaha menyamai langkah kaki Chenle yang kian melaju.

"Hyung! Hanya cidera kaki kau bilang? Itu bukan hanya Hyung, bagaimana kalo dia-"

"Diam, kau lihat itu!" Renjun memotong perkataan Chenle dan menunjuk ke seseorang yang sedang berlari di trotoar yang berada di seberang mereka.

"Apa? Apa yang harus ku lihat?" Chenle menghentikan langkah kaki nya dan mencari objek yang Renjun tunjuk.

"Paman Johnny, ia ikut menghilang bersama Jeno dan Jaemin tadi pagi, dan sekarang ia terlihat cemas serta khawatir di seberang sana," jelas Renjun yang melihat Johnny berlari menuju arah yang berlawanan dengan nya.

"Habis dari mana dia? Dia benar-benar terlihat kacau. Mengapa dia ikut menghilang bersama Jeno dan Jaemin tadi pagi? Astaga kepala ku mendadak pening hyung," Chenle mengeluh.

"Ku rasa ia kembali ke Sky Garden, ia berlari menuju sana," ujar Jaemin ketika Johnny menghilang dari pandangan mata.

"Ayo Hyung, kita harus segera ke rumah sakit, Jisung sudah menunggu di sana," Chenle kembali melangkahkan kedua kaki nya dengan cepat.

Tanpa menjawab Renjun ikut melangkah dan menyamakan tempo kaki nya dengan langkah kaki Chenle.

"Ku harap semua dapat terungkap dengan jelas," ujar Renjun di sela sela langkahan kaki nya yang kian melaju sebab Chenle yang terburu-buru.

"Aku harap juga begitu, namun yang paling ku harapkan sekarang adalah menemui Jisung dengan keadaannya yang masih sadarkan diri," ucap Chenle yang kini berlari.

~~~
TO BE CONTINUE
~~~

Sky Garden // MarkHyuck [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang