Denger suara burung yang bersahut-sahutan di udara dan pohon, saya jadi inget sesuatu. Sambil nunggu rendaman cucian merontokkan kotoran, mari bahas burung!
Ngomongin kosakata 'burung', nggak tahu kenapa ini bisa jadi pembicaraan yang sensitif, tapi bikin ngakak.
Teman saya pernah bahas burung sama seorang cowok. Si cowok tuh awal ceritanya curhat gitu.
"Kayaknya aku mau miara burung, deh."
"Burung apa?"
"Ya burung beneran, masa burung apa? Pasti mikir mesum, nih."
Mesum dari mananya?
Ya maksud teman saya kan bisa aja burung perkutut, kutilang, pleci, nuri, kakaktua, pipit, burung gereja, cenderawasih, jalak bali, merpati, cucak rowo, manyar, dara, parkit, beo, gagak, burung hantu, atau apa gitu yang lainnya deh. Lah, si cowok nangkepnya lain.
Untung ya, untung, mantan saya biarpun pencinta burung, nggak pernah mancing saya buat bahas burung. Ya bahas sih, tapi ya alhamdulillah bahasnya wajar aja gitu. Misalnya pas burung kesayangannya mati, padahal udah dianggap layaknya anak sendiri karena udah dirawat sejak masih kecil. Atau nanyain kabar burung yang dia kasih ke saya, yang mana waktu itu lagi diincar sama kucing saya. Haha.
Jadi, alhamdulillah biarpun dengan polosnya saya pernah nanya "kenapa cowok kalo bahas burung suka ngaco?" dia malah ketawa ngakak. Terus cuma bilang, "Itu rahasia laki-laki, kamu nggak usah tahu."
Tapi saya nanyanya udah beberapa tahun yang lalu, kenapa malunya baru sekarang, ya? *tutup muka
Pesan dari saya: selama bisa, mending nggak usah bahas burung sama cowok, apalagi kalo cowoknya mesum. Bahaya pokoknya. Bahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cewek!!!
Разное[Boleh dibaca secara acak] Tentang tingkah-polah cewek yang pemalu, memalukan, bahkan tanpa tahu malu. Omong-omong, saya sedang membongkar aib diri sendiri. Pertama kali ditulis pada 19 Juni 2017. Dipublikasikan ulang pada 2 Januari 2021. Sampul dib...