"Kalau kamu belum mau nikah, jangan bawa-bawa pulang cowok ke rumah."
Kalimat di atas saya persyaratan ke diri sendiri beberapa tahun yang lalu untuk meyakinkan orang tua dan para tetangga kalau saya belum ingin menikah.
Alasan saya nggak mau bawa cowok ke rumah, karena saya tahu cowok yang niatnya datang ke rumah sebagai teman bakalan nggak nyaman kalau ketemu nenek.
Saya juga bakalan nggak nyaman, karena pasti nenek saya bakalan tanya-tanya hal yang nggak penting. Terus beliau bakal bilang-bilang ke tetangga kalau ada cowok yang mendatangi saya ke rumah. Ya buat validasi kalau saya ini 'laris'. Ntar yang diajak cerita itu (yang nenek-nenek juga), bakalan ngomongin kalau cucunya juga lebih laris.
Bakalan panjang lah, pokoknya. Jadi emang paling bener nggak usah bawa cowok ke rumah.
"Kalau kamu belum mau nikah, jangan bawa-bawa pulang cowok ke rumah."
Kalimat yang serupa, ternyata disyaratkan oleh tetangga saya yang mengetahui bahwa anak perempuannya belum ingin menikah.
Hahaha.
Di lingkungan tempat tinggal saya yang notabene para orang tuanya berlomba-lomba pamer ke tetangga betapa anaknya laris manis karena disukai banyak cowok, syarat untuk tak membawa cowok ke rumah itu cukup konyol.
Iya, konyol. Dengan nggak bawa cowok ke rumah, para tetangga akan julid kalau si Anak ini nggak disukai laki-laki. Tapi dengan mempersyaratkan hal tersebut ke anak perempuannya, juga menghindari kejulidan juga sih sebenernya.
Kenyataan hidup di tengah masyarakat tuh emang gini, gaes. Maju kena mundur kena. Tapi asik, sih. Banyak lucunya, karena kita jadi bagian dari masyarakat itu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cewek!!!
Acak[Boleh dibaca secara acak] Tentang tingkah-polah cewek yang pemalu, memalukan, bahkan tanpa tahu malu. Omong-omong, saya sedang membongkar aib diri sendiri. Pertama kali ditulis pada 19 Juni 2017. Dipublikasikan ulang pada 2 Januari 2021. Sampul dib...
