"Lo kenapa si hari ini suka banget bikin orang khawatir?" Gue maki dia namun dia hanya menunduk isak tangisnya masih bisa gue denger dan bahunya pun agak sedikit berguncang. "Jangan nangis plis lo tau kan gue paling gak bisa liat perempuan nangis" ucap gue sambil menenangkan Stevi tapi dia gak merespon omongan Dave mungkin dia masih syok gara-gara kejadian tadi, akhirnya gue tarik lengan dia gue bawa gue dekapan gue. Iya Dave meluk Stevi, catat ya guys MELUK! Dirasa Stevi cukup tenang Dave melepas pelukannya, "Gue takut, gue takut" katanya dengan sisa-sisa isakannya. "Shtttt lo gak usah takut lo udah aman" Dave berusaha menenangkan Stevi "mending kita pulang nyokap lo khawatir banget sama lo" ajak Dave seraya menggenggam tangan Stevi.
"Dave" panggil Stevi, Dave nengok "makasih dan maaf" ucapnya sambil menunduk. "Gak usah lo pikirin ayo pulang". Selama perjalanan Dave dan Stevi hanya diam, Dave yang fokus menyetir dan Stevi yang berusaha menetralkan jantungnya agar tidak berdegup kencang dia masih membayangkan kejadian tadi dimana Dave memeluknya. Suasana awkward menyelimuti mereka Dave melirik kesampingnya, dilihat penampilan Stevi yang cukup berantakan membuatnya merasa iba. "Lo kenapa gak langsung pulang?" Akhirnya pertanyaan yang sedari tadi Dave pendam keluar dengan sendirinya. Stevi melirik ke Dave "Gue juga maunya langsung pulang tapi keadaan yang gak memungkin kan, papah gue gak bisa jemput, lo balik sama Oliv, Cia sama Bimo juga udah balik duluan. Tadinya gue mau naik taksi tapi gak ada yang lewat sama sekali hp gue juga mati" ucap Stevi. Dave merasa sedikit bersalah karena dia membiarkan Stevi pulang sendirian, "Lain kali jangan ceroboh lagi, lo gak tau seberapa paniknya nyokap lo" kata Dave dingin. Stevi tersenyum kecut, dia pikir Dave juga khawatir padanya namun tidak Dave hanya kasian padanya.
Mobil Dave sudah terparkir cantik didepan rumah Stevi, "Gue turun, makasih dan maaf udah ngerepotin lo lain kali gue juga gak bakal ceroboh lagi. Gue masuk lo hati-hati dijalan" tanpa mendengar ucapan Dave Stevi langsung masuk kedalam rumah dan mobil Dave melesat pergi. Rina mamahnya Stevi menghampiri putri semata wayangnya "Yaallah sayang kamu kemana aja nak? Kenapa baru pulang? Kamu gak papa kan nak?" Tanya mamah Stevi. Stevi menghembuskan nafas lelah "Vivi gak papa mah, tadi ada insiden kecil tapi gak papa kok Dave nolongin vivi" Katanya supaya mamahnya tidak khawatir lagi. "Yaudah kalau gitu kamu laper kan? Mamah bikin makanan buat kamu ya, sekarang kamu ganti baju mandinya pakai air hangat ya sayang biar kamu gak kedinginan" perintah mamahnya, Stevi hanya menganggukan kepalanya. Dia pamit ke atas buat mandi dan ganti baju dikamarnya. Setelah selesai ritual mandinya Stevi termenung diatas kasurnya dia benar-benar lelah dengan hatinya, dia tidak mau terus-terusan mengharapkan Dave. Tidak mau larut dalam kesedihan, Stevi memilih turun ke bawah karna perutnya keroncongan minta diisi.
.....
Keesokan harinya
Jam 6:30 Stevi masih bergelut dengan selimutnya, dia merasa kedinginan padahal AC kamarnya sudah dimatikan badannya pun panas. Rina masuk kedalam kamar putrinya, dia kaget melihat wajah putri nya yang pucat pasi, Rina menyentuh dahi anaknya "panas" ucapnya. "Mah dingin" kata Stevi, mamahnya pun berteriak memanggil suaminya Jaka yang tak lain tak bukan adalah papahnya Stevi. "Kenapa si mah pagi-pagi udah teriak-teriak gini" tanya papahnya Stevi setelah masuk kamar putrinya. "Badan Stevi panas pah, dia juga merasa kedinginan" ucap mamahnya Stevi dengan nada khawatir. "Stevi demam mah, ayo kita bawa Stevi kerumah sakit mah".....
Sedangkan disekolah Cia menunggu kedatangan sahabatnya namun tak kunjung datang. Cia menghampiri meja Dave dan Bimo untuk menanyakan keberadaan Stevi pasalnya gak biasanya Stevi berangkat siang apalagi mepet waktu gini. "Dave, Stevi kemana si? Kok dia tumben ya jam segini belum berangkat" tanya nya pada Dave. Dave menengok ke tempat duduk Stevi, benar dia belum datang, Dave coba menghubungi nomor Stevi namun nomornya tidak aktif. Dave berpikir kenapa dua hari belakangan ini Stevi suka bikin orang khawatir gini. Beberapa menit kemudian bel masuk berbunyi tempat duduk Stevi masih kosong, sebenernya dia kemana?
@Rumah sakit
Disinilah Stevi berada, setelah insiden kemarin kehujanan membuat Stevi harus berakhir dirumah sakit. Stevi merasa bosan disini, mamah papahnya izin buat ke kantin rumah sakit, ponselnya juga tidak ia bawa "hufttt bosannnnnn mamah papah kemana si huaaaaa" rengek Stevi. Dia benar-benar merasa bosan disini, beberapa menit kemudian mamah papahnya datang "kenapa sayang? Kok cemberut gitu?" Tanya mamahnya. "Stevi bosan mah" rengeknya lagi. "Lagian kemarin kamu kenapa gak pulang bareng Dave aja si Vi? Kan papah udah bilang gak bisa jemput kamu?" Tanya Jaka, papahnya Stevi. "Dave pulang sama pacarnya pah, gamungkinlah Stevi nebeng yakali nanti aku jadi kambing congek mereka" Ucap Stevi dengan menekan kata pacar dan tersenyum getir. Papah dan mamahnya Stevi kaget kalau Dave sudah punya pacar, mereka kira Dave dan Stevi bakalan pacaran namun pemikiran mereka salah "Mamah kira kamu sama Dave pacaran sayang tapi ternyata enggak ya? Kamu si anaknya gak mau diem jadi Dave ilfil deh sama kamu" Kata mamahnya sambil tertawa, Stevi hanya mengerucutkan bibirnya. Dia berpikir apa yang dikatakan mamahnya benar, Dave mungkin ilfil sama dia. Stevi tertawa getir membayangkannya.
"Mah temen-temen aku gak ada yang tau kan aku disini?" Tanya Stevi tiba-tiba. "Enggak sayang, mamah belum ngabarin temen-temen kamu, kenapa? Mau mamah kabarin sekarang?" Tanya mamahnya. "Eh gak usah mah lagian aku kan udah gak papa, lusa juga aku udah boleh pulang jadi gak usah ngabarin temen-temen aku lagi, mamahnya hanya manggut-manggut mengerti.
![](https://img.wattpad.com/cover/174642426-288-k172024.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku Kau dan Dia
Ficção AdolescenteKisah tentang cinta segitiga. Gadis bernama Stevi Margaretha menyukai sahabatnya David Fernandez, namun Dave atau David menyukai gadis lain yg bernama Olivia, bagaimanakah kisah mereka? Dave bersama Stevi atau Dave bersama Oliv? Follow ig @rahayy28_