N O T E ;Vernon, Somi

11; perlu ngomong.

"Somi, kita perlu ngomong!" Kata vernon tegas. Mukanya udah gaenak diliat. Somi yang denger cuma iya iya aja terus lanjut ngikut vernon yang udah keluar kelas, entah mau kemana.

Ternyata vernon ke belakang aula. Deket gudang yang jarang di lewatin orang.  "Mau ngomong apaan ?"  Tanya somi santai, kelewat santai malah. "Lo.. yang nempel note di loker gue ya...?" Tanya vernon. Masih ada nada ragu disana. Somi kaget, dia gatau kalo bakal ketauan secepat ini.

Kira somi bakal ketauan lebih lama dari ini, somi lemes, keringet dingin, mau jawab susah, kayak mulutnya ke kunci. Ngeliat somi diem aja, malah bengong, vernon ngulang nanya lagi " lo yang nempel note di.. loker gue.. ? " masih aja ada nada ragu dalam ucapan Vernon. Somi pun perlahan ngangguk "i-iya." Kata somi pelan, hampir nangis dia.

Vernon  ngerangkul pundak somi, sambil elus elus pundak somi. "Gapapa som, gue ga marah " kata vernon. " kan hak semua orang mau suka sama siapa" lanjut vernon.

"Iya, gua balik ke kelas aja ya. Takut diliat umji " suara serak khas abis nangis pun keluar dari mulut somi. Abis itu somi langsung ninggalin vernon.

Somi langsung ke kelas terus duduk di depan yuqi yang lagi touch up. "Yuqi, gue ketauan" kata somi lirih plus pelan, tapi masih kedengeran yuqi, yuqi yang denger mendadak ngeliatin muka somi. " hah ? Gimana gimana? Terus reaksinya gimana? "Tanya yuqi bertubi tubi, somi malah nerjang yuqi dengan pelukan dan tangisannya makin kenceng. Yuqi manggil chaeyoung buat ikutan meluk juga, untung chaeyoung peka.

Pulang sekolah, chaeyoung dan yuqi ikut somi. "Jelasin! Sekarang" ujar yuqi. Dibales anggukan males somi. Somi ceritain semuanya, yuqi sama chaeyoung juga kaget dong. "Udah udah, berarti lo ditakdirkan untuk move on" kata chaeyoung.

"Somi, ada yang nyariin dibawah " kata mami somi, somi cuma gumam terus nyamperin orang itu. Pas udah di bawah somi kaget setengah mampus, itu vernon men! Iya VERNON.
"Ngapain?" Tanya somi.