Sorry

1.6K 215 57
                                    

"Aku baru saja bahagia, bagaimana bisa aku melepasmu begitu saja ?" Tanya seorang yeoja sembari berdiri dengan terisak dibalik pintu kamarnya.

Namja itu kembali mengetuk pintu kamar agar mendapat kesempatan bertemu langsung dengan yeoja yang kini tengah menahan tangisnya.

"Rojje-a, aku bisa jelaskan baik-baik" Ucap Limario memohon.

Rose menggebrak pintu sembari berteriak, "Aku tidak mau mendengar apapun, pergi !" Ucapnya.

Limario mematung didepan pintu, pergi atau tetap tinggal. Pikirannya bercampur aduk, perlahan lututnya melemah membuatnya tertunduk bersimpuh di depan pintu.

--

*tok tok tok

"Hum ?" Ucap Limario ditengah makannya sembari melihat ke arah pintu rumahnya.

"Biar aku saja" Ucap Rose sembari berjalan menuju pintu rumah.

Ia membukkan pintu dan nampak Pengacara Jang bersama seorng Namja berbaju tentara dibelakangnya.

Rose mempersilhkan masuk dan memberitahu suaminya akan kedatangan Pengacara Jang. Limario lantas segera menuju ruang tamu untuk bertemu dengan Pengacara Jang.

"Paman, kenapa kesini ?" Tanya Limario dengan berbisik.

"Aku kemari karena kau tidak menjawab telfonku" Jawab Pengacara Jang.

Limario gelisah, "Bagaimana jika Rojje bertanya padaku ? Apa yang harus aku katakan padanya ?" Tanya Limario.

Pengacara Jang berdeck, "Jadi kau belum bicara dengannya ya ?" Tanyanya.

"Belum" Jawab Limario sembari menggeleng pelan.

"Silahkan" Ucap Rose sembari menyuguhkan minum dan beberapa snack di meja kemudian berlalu menuju ruang makan.

"Bicaralah, kau tidak mungkin tiba-tiba meninggalkannya begitu saja Lim" Ucap Pengacara Jang.

Limario mengangguk, "Baik, aku akan bicara dengannya Paman" Jawabnya.

"Umm Lim, atasanku baru saja memberitahuku jika pelaksanaan tugasmu akan dipercepat hal itu juga berdampak pada pelatihanmu" Ucap Hanbin.

Limario mengerutkan keningnya, "Jadi ?" Tanyanya.

"Kau harus segera menyiapkan diri lebih awal Lim" Jawab Hanbin.

Limario bersandar dikursinya, "Hmm baiklah" Ucapnya pelan dengan tatapan kosongnya.

Pengacara Jang dan Hanbin pamit, Rose ikut mengantarkan keduanya dengan fake smilenya.

"Rojje-a" Panggil Limario.

Rose hanya berlalu tanpa mempedulikan keberadaan suaminya.

Limario berlari kecil seraya menahan langkah Rose.

Rose hanya menatap Limario dengan sinis.

"Rojje" Tahan Limario sembari menghalangi langkah Rose.

"Apa ?" Tanya Rose ketus.

Limario menghela nafas sejenak, "Aku ingin bicara denganmu" Ucapnya.

"Aku tidak mau mendengar ucapanmu" Ucap Rose angkuh seraya mendorong Limario agar membukakan jalan untuknya.

"Rojje-a, kita bisa bicarakan ini baik-baik" Pinta Lumario.

"Tidak perlu ! Aku sudah tahu semuanya" Ucap Rose sembari berjalan cepat menuju kamar tidurnya.

Limario berusaha menahan Rose semampunya, tapi nyatanya Rose tetap melawan dengan sekuat tenaga hingga beberapa kali Limario terpelanting dan hampir terjatuh dari tangga.

So Much Pain [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang