Future

1.3K 190 41
                                    

Rose dan Limario tengah sibuk dengan akhir pekan pertama setelah kepulangan Limario dari camp militer Korea Selatan, keduanya membersihkan beberapa ruangan dan menata ulang perabotannya.

"Rojje-a, bisa tolong aku memasangkan ini" Ucap Limario sembari menenteng sebuah lukisan ditangannya.

Rose mendekati suaminya, "Tentu, memangnya mau dipasang dimana ?" Tanyanya.

Limario menunjuk paku kecil diatas sana, "Disana saja, aku rasa tidak terlalu tinggi" Jawabnya.

"Baiklah.. Umm tapi bagaimana aku memasangnya Lim ?" Tanya Rose.

"Naiklah ke pundakku, aku akan menahanmu" Jawab Limario.

"Kau serius Lim ? Hmm pakai kursi tau tangga saja" Ucap Rose tidak yakin.

Limario tak bergeming, ia kini telah siap diposisinya.

"Tunggu apalagi huh ?" Tanya Limario sembari melirik kearah istrinya yang masih terdiam.

Rose pun dengan mau tak mau akhirnya naik di pundak Limario dengan hati-hati. Limario mulai menegakkan badannya, agar istrinya bisa memasangkan lukisan tepat ditempatnya.

"Bagaimana ?" Tanya Limario.

"Sudah Lim" Jawab Rose.

"Baiklah, kita turun sekarang" Ucap Limario sembari kembali ke posisi awal dengan hati-hati.

Setelah turun Rose hanya mengamati Limario yang melihat lukisan di dindingnya.

"Wae ?" Tanya Limario sembari melihat Rose yang sedari tadi menatapnya.

"Kau benar tidak apa-apa Lim ? Tubuhku berat bukan ? Sini ku pijit pundakmu, pasti sakit kan ? Hum ?" Tanya Rose bertubi-tubi sembari mengelus pundak suaminya.

Limario tertawa, "Hyah Chagiya, kau pikir berat badanmu itu seberat apa huh ? Badanmu sekecil ini, aku bahkan tidak merasakan apapun saat kau dipundakku" Jawabnya bersemangat.

"Benarkah ? Jangan bohong, tidak mungkin kau tidak merasakan apa-apa saat aku menginjak pundakmu" Ucap Rose memojokkan.

"Hmm sudahlah, jangan dipikirkan. Ahh iya, aku lapar Chagi, bisa tolong buatkan makan untukku ?" Tanya Limario sembari menggiring istrinya ke dapur.

"Mau makan apa Lim ?" Tanya Rose sembari melihat isi kulkasnya.

Limario berpikir sejenak, "Apapun. Aku akan tetap makan masakanmu, apapun itu Chagiya" Jawabnya percaya diri.

"Benarkah ? Hum, bagaimana jika aku hanya memberimu tomat ini ?" Tanya Rose.

Limario mendekati istrinya dan mengambil tomat ditangan Rose, "Begini saja aku juga mau, tapi lebih enak kalau dimasak sebentar lalu diberi lada dan sedikit garam" Ucapnya sembari memakan tomat ditangannya.

"Hyah Lim ! Muntahkan sekarang, cepat !" Pinta Rose sembari menampar ringan pipi suaminya.

"Hyah, hyah Park Roseanne... Kau ini kenapa huh ?" Tanya Limario sembari menghentikan istrinya.

Rose menatap tajam suaminya, "Tomat itu belum dicuci. Apa kau tidak tahu bahaya racun semprot yang ada dibuah itu hah ?!" Tanyanya ketus.

Limario tersenyum sambari memperhatikan istrinya.

"Kenapa senyum huh ?" Tanya Rose kesal.

Limario menaikkan ujung bibir istrinya, "Kau terlihat cantik saat marah. Tapi akan lebih cantik jika kau tersenyum Chagiya" Ucapnya kemudian mencium singkat bibir istrinya.

"Jangan ditahan, kalau mau tersenyum ya senyum saja" Goda Limario sembari mengambil susu cair di kulkas.

Rose memukul punggung suaminya, "Terus saja membuatku kesal" Ucapnya kemudian berlalu menuju kompor untuk memasak.

So Much Pain [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang