Loser

2.1K 276 30
                                    

Pukul 19.15, belum ada tanda-tanda kedatangannya, Limario hanya menunggu dengan gusar sembari berulang kali melihat ponselnya berharap Rose memberikan kabar padanya.

Seorang namja menghampiri Limario dan duduk disampingnya, "Dia belum datang juga ?" Tanya Jisoo seraya meletakkan topinya dimeja.

"Belum" Jawab Limario dengan suara rendahnya.

"Kau sudah melihat jadwalnya hari ini Lim?" Tanya Jisoo seraya menatap wajah masam namja dihadapannya.

Limario terdiam, inilah hal yang ia sesali. Melakukan janji bertemu tanpa melihat jadwal istrinya, bodoh memang.

"Aku tidak melihat jadwalnya Hyung" Ucap Limario seraya menggelengkan kepalanya.

Jisoo menghela nafasnya sejenak, "Kalau begitu tunggulah saja sampai dia datang".

Limario berdesah kasar meruntuki kebodohannya, ia meletakkan ponselnya kasar diatas meja.

"Dia pasti tidak akan datang" Ucap Limario sembari  menundukkan kepalanya.

"Ya sudah" Jisoo bangkit dan berlalu meninggalkan Limario yang masih tertunduk lesu.

Pukul 23.41, namja itu akhirnya menyerah. Dengan perlahan langkahnya beranjak dari kursi yang dingin meninggalkan suasana cafe yang masih ramai oleh pengunjung muda-mudi. Buket bunga mawar ditangannya, sebuah kotak cantik berwarn merah  terpegang ditangan satunya, pandangannya tertunduk hingga masuk dalam mobilnya. Raut wajah putus asa, buket bunga ia letakkan disamping kursi kemudi, meraih ponsel dengan cepat dan masih sama, 'Ia tak menjawab panggilanku dan mengabaikan pesanku lagi ?' .

------

"Kenapa lampunya menyala ? Apa dia sudah pulang ?" Gumam Limario sembari turun dari mobilnya.

Membuka pintu dengan cepat dan menemukan istrinya disana, duduk dikursi ruang tamu... Tapi dengan orang itu, duduk bersebelahan dengan namja yang tak pernah ia harapkan bertamu dirumahnya.

Tatapan kaget Rose tak membuat mata membulat itu gentar, Limario menyaksikan dengan jelas jika kedua tangan mereka saling tertaut meskipun sekarang istrinya sudah melepasnya paksa tautan itu dari namja disampingnya.

Rose segera menegakkan duduknya dan segera bangkit menghampiri suaminya, "Limario" Tatapan Rose seolah bergetar tertaut dengan tatapan tajam Limario.

"Apa kita pernah menerima tamu selarut ini ?" Tanya Limario dengan suara dinginnya, bukan nada biasanya.

Rose menelan ludahnya sebelum berkata, "K-kami, kami sedang membicarakan urusan project" lehernya terasa kering setelah berkata.

"Project ? Hmm kalau begitu segera selesaikan urusanmu sebelum aku mengusir namja itu" Limario berkata dan berlalu sembari menatap Rose dan Jungkook bergantian sebelum tubuhnya lenyap masuk kedalam kamar tidur.

Rose mendekati Limario yang tengah duduk dipinggiran ranjang sembari memegangi frame foto pernikahannya dengan Rose.

"Aku bisa jelaskan alasan ia kemari" Dengan suara beratnya Rose mencoba memulai pembicaraan dengan hati-hati.

"Untuk membicarakan project kalian bukan ? Aku sudah mendengarnya tadi" Ucap Limario sembari tersenyum.

"Aku minta maaf karena tidak memberitahumu dulu Lim" Rose duduk disamping suaminya yang masih tertunduk memandangi bingkai foto ditangannya.

Limario memalingkan pandangannya, tatapan keduanya saling bertemu. "Umm tidurlah, kau lelah bukan Rojje ?" Tanya Limario dengan senyum tertahan, sejenak pandangan mereka saling tertaut sebelum Limario beranjak dari tempatnya.

So Much Pain [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang