4

104 17 0
                                    

"Biar saja. Akan ku habiskan uangmu, paman Hoseok!" Kyuri mengoceh sebal sambil menggeret kopernya keluar dari bandara. "Hai Jeju! Aku akhirnya menemuimu!" pekik Kyuri kegirangan. Membuat beberapa pasang mata menatapnya aneh. "Maaf ... Maaf." Kyuri membungkukkan badannya. Sedikit malu lantaran ia menebak pasti orang-orang itu menganggapnya seperti orang bodoh dan aneh. "Tapi kenapa pandanganku kabur begini?"

Sekali lagi, ia merutuki dirinya yang bodoh. Ia baru sadar telah meninggalkan kacamatanya di dalam pesawat. Mata minus tiganya benar-benar tidak berkompromi saat ini.

"Tidak bisa dibiarkan! Aku harus membeli kacamata baru kalau begini."

Kyuri menoleh ke kanan dan kiri. Mencari namanya. Ayahnya bilang, pihak travel akan melayani penuh dirinya selama di Jeju.

"Ah! Itu dia." Kyuri bersorak girang saat menemukan namanya yang sedang di pegang oleh pihak travel. Ia berjalan mendekat dan memberi senyuman ramah pada pemuda yang terlihat seumuran dengan Hoseok.

"Nyonya Jung?"

"Iya. Benar. Aku Cho Kyuri, istrinya paman. Ah, maksudku Jung Hoseok."

"Anda sendiri? Suami anda?"

"Suami? Hm, dia tidak ikut. Dia terkena penyakit kulit. Gatal-gatal. Bengkak dan mengerikan," ucap Kyuri membuat pemuda itu tersenyum. "Haha ... Kenapa kau menatapku begitu."

"Tidak. Kau lucu nyonya. Kalau begitu, mari saya antar ke hotel."

"Bisa ke optik terdekat dulu? Aku perlu membeli kacamata."

"Baiklah."

Dan seperti permintaan Kyuri, tujuan utamanya adalah optik terdekat. Ia melihat jajaran kacamata disana. Salah seorang pramuniaga menyambutnya dengan ramah. "Ada yang bisa saya bantu?"

"Kacamata minus tiga."

"Anda mau bentuk yang bagaimana? Yang biasa dipakai remaja, paling best seller yang ini nona." tunjuk pramuniaga itu padanya.

"Sebentar. Aku lihat dulu nona."

"Baiklah," jawab pramuniaga itu padanya.

"Kenapa tidak menggunakan softlens saja?" celetuk seseorang disamping Kyuri. Gadis itu sampai menungkikkan alisnya bingung.

"Kau bicara padaku, paman?" tanya Kyuri pada pria berbaju lengan buntung dan juga celana selutut yang ada disampingnya.

"Paman?" tanya pria itu bingung. "Apa aku setua itu?"

Kyuri menggeleng, "Tidak. Aku tidak bermaksud mengataimu tua. Hanya saja seperti kebiasaan. Melihat pria yang dewasa, aku teringat pamanku."

Pria itu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oh, begitu. Tapi aku lebih suka kau panggil dengan sapaan kakak saja atau nama mungkin?"

"Hah?"

"Aku Namjoon. Kim Namjoon. Kau bisa memanggilku Namjoon atau kak Namjoon."

"Oh begitu. Aku Kyuri."

"Kyuri?"

Kyuri mengangguk. "Ada apa kak Namjoon?"

Namjoon menggeleng cepat. "Tidak. Tidak ada. Hanya sepertinya namamu cukup familiar di telingaku."

"Mungkin namaku memang pasaran, hahaha ..." Kyuri tertawa senada dengan Namjoon yang juga melakukan hal yang sama dengannya.

"Jadi nona, kau berencana membeli kacamata?"

Kyuri mengangguk. "Iya, benar. Aku kehilangan kacamataku di pesawat."

"Tunggu!" Namjoon mengambil salah satu kacamata yang ada disana. Memakaikan pada Kyuri, lantas memberikan cermin pada gadis itu. "Lihat? Sepertinya kau lebih cantik kalau dengan softlens," ucap Namjoon lalu melepaskan kacamata yang tadi ia pasangkan pada Kyuri. "Benar 'kan?"

Weird Couple || JUNG HOSEOK [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang