7

121 18 0
                                    

Hoseok menatap beberapa orang yang ada disekeliling parkir pantai. Beberapa pria itu menatap penuh arti pada Kyuri. Ia geram sekali. Aneh, padahal ini pantai. Apa yang salah pada pakaian Kyuri? Pikirnya.

“Tunggu!” Hoseok menghentikan langkah Kyuri. Lalu ia berlari ke mobil. Mengambil hoodie yang tadi ia gunakan saat di mall.

Kyuri terperangah saat Hoseok memakaikan hoodie berwarna abu-abu itu padanya. “Paman! Kau ini …”

“Jangan protes! Celanamu terlalu pendek. Kau ‘kan pendek. Hoodie ini pasti akan panjang kalau kau pakai.”

“Aneh. Kau sendiri yang memilihkan baju ini.”

“Ku bilang jangan protes!”

“Bagaimana tidak protes kalau kau memakaikan penutup kepalanya juga padaku!” Kyuri membuka penutup kepalanya. Membenarkan rambutnya yang teracak dengan jari-jarinya, lalu menatap Hoseok dengan dahi yang mengernyit. “Paman cemburu ya pada orang-orang yang memandangiku?”

“Cem−cemburu? Hei, Kyuri… otakmu bergeser ya gara-gara naik pesawat kesini? Cemburu apanya. Memangnya kau …”

“Aku ‘kan istrimu. Wajar cemburu.” Kyuri mendengus sekilas lalu menatap Hoseok lagi. Sedikit mendongak karena tubuh mereka yang berbeda tingginya. “Hah … tapi kita ‘kan menikah tidak saling cinta. Mana mungkin ada cemburu dan sejenisnya. Ya ‘kan?” Kyuri mengangguk-anggukkan kepalanya sendiri. Lalu memilih berjalan meninggalkan Hoseok.

“Cemburu katanya? Sudah gila ya? Seumur hidup aku tidak pernah cemburu pada orang lain!” omel Hoseok pada dirinya sendiri. “Tunggu!” Hoseok masih bicara pada dirinya sendiri. Ia mengeluarkan ponsel di sakunya. “Apa ciri-ciri pria cemburu pada wanitanya,” ucapnya pada mesin pencari di laman internetnya.

----------******------------

“Wah! Luar biasa … ini indah sekali!” pekik Kyuri sambil berlari-lari kecil ke arah ombak. Lalu menepi kembali saat ombak yang besar menghantam dirinya. “Hahaha …” tawanya sambil menikmati dirinya sendiri.

“Hoseok kenapa ciri-ciri pria cemburu memang ada di dirimu? Lihatlah gadis itu? Dia bahkan kekanak-kanakan sekali.” Hoseok menatap Kyuri dari kejauhan. Ia sedang duduk di kursi berjemur yang ada dipinggiran pantai sementara Kyuri masih asyik bermain dengan air. “Dia pendek. Sedikit gendut. Dan … hayolah. Dia bahkan sudah menendang penismu waktu itu. Dia juga tidak tahu kissmark. Dia juga menyebut penis dengan terompet. Apa yang kau sukai darinya? Hah …” Hoseok menghela napas. Lagi, ia mengambil ponselnya. Namun kali ini bukan untuk mencari tanda-tanda lain dari pria yang sedang cemburu. Ia mengangkat panggilan dari ayahnya.

“Hoseok, ayah dan tuan Cho tidak jadi kesana. Ada kendala di perusahaan. Tuan Cho juga sepertinya sedang tidak enak badan. Tapi dia bilang jangan beritahu Kyuri. Dia takut putrinya cemas. Kalian bersenang-senang saja dulu. Mengerti?”

Rasanya tubuh Hoseok seperti jelly sekarang. Pasalnya alasan dia bahkan tergesa ke Jeju adalah karena ayahnya bilang akan datang. Namun sia-sia. Rasanya kesal sekali. Tapi itu ayahnya, tidak mungkin ia marah.

“Paman! Kau mau?” tanya Kyuri sambil menyodorkan es krim pada Hoseok.

‘Ya, yasudahlah Hoseok. Anggap saja kau sedang liburan karena memang akhir-akhir ini kau selalu bekerja saja,’ batinnya. Ia kemudian menerima es krim yang diberikan Kyuri padanya.

“Hah, luar biasa. Menyenangkan sekali pemandangannya.” Kyuri memilih duduk dibangku yang ada disebelah Hoseok.

“Hei,” ucap Hoseok membuat Kyuri menoleh padanya.

“Ada apa paman?”

“Kau tidak kepanasan dengan hoodieku?”

“Tidak masalah. Ini nyaman.”

Weird Couple || JUNG HOSEOK [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang