8

121 18 1
                                    

Kyuri terperangah saat destinasi mereka hari ini adalah love land. Jajaran patung dengan posisi intim memang berjajaran disana. Wajahnya sampai memerah. Hal yang sama juga terjadi pada Hoseok. Pun mereka berjalan saja tanpa melihat patung-patung itu lagi. Saling menatap lurus.

"Eum ... Paman, berapa lama kita akan disini?" tanya Kyuri dengan sedikit ragu. Sebenarnya ia ingin sekali merengek pulang. Tapi takut Hoseok marah jika dia selalu begitu.

"Terserah." Singkat, padat.

Jawaban Hoseok sukses membuat Kyuri serba salah. Biasa jika orang bertanya lalu dijawab dengan singkat, biasanya orang tersebut tidak suka dengan pertanyaannya, begitu pikir Kyuri.

"Bisa kita duduk? Aku lelah."

"Ayo. Disana."

Hoseok dan Kyuri memilih untuk duduk di bawah pohon rindang. Lumayan, dari posisi mereka setidaknya tak begitu terlihat patung-patung erotis itu.

"Aku baru tahu, ternyata Love land itu seperti ini. Aku pikir adalah taman yang indah dan romantis."

"Ini juga romantis sih sebenarnya."

Kyuri meneguk salivanya. 'Romantis katanya? Romantis apanya?' batin Kyuri bingung. Ia menggigit bibir bawahnya.

"Kau tidak tahu, tapi ayah ingin kita kesini karena untuk membangkitkan birahi."

"Hah?" Kyuri menolehkan wajahnya kesamping. "Maksudnya a-agar kita ... begitu? Melakukan itu, begitu?"

Hoseok mengedikkan bahunya. "Ingat, kita sudah menikah. Hal seperti ini wajar."

Kyuri menghela napasnya. "Paman ... Aku tidak ingin melakukan seperti itu tanpa cinta." Kyuri melempar pandangannya lagi, lurus kedepan. "Suatu saat nanti, mungkin paman akan meninggalkanku lantaran bosan. Mungkin paman akan jatuh cinta pada orang lain. Mungkin aku juga. Mungkin kita akan saling meninggalkan."

Hoseok mengerutkan keningnya. "Bicara apa sih kau ini?"

"Aku sungguh-sungguh. Paman, aku ini cuma gadis biasa. Aku tak tahu apapun tentang berumah tangga. Memiliki pacar pun aku tidak pernah. Aku tidak tahu kapan aku jatuh cinta. Aku bukannya tidak pernah mencoba jatuh cinta padamu. Saat dua minggu sebelum menikah, alih-alih membuat rencana pembatalan, aku malah mencari tahu tentangmu. Aku mengingat-ingat pertemuan kita yang sebenarnya tak ada kesan manis. Aku berharap jika pernikahan kita benar terjadi, setidaknya aku menyukaimu. Tapi ternyata tidak sama sekali." Kyuri menatap Hoseok lagi yang ada disampingnya, "dan aku juga tahu, paman tidak mungkin menyukaiku. Cepat atau lambat, paman pasti akan meninggalkanku bersama orang yang paman cintai."

"Mendramatisir keadaan sekali sih." Hoseok berdecak. "Hei, Kyu. Tidak usah berbelit. Intinya kau yakin kita akan berpisah cepat atau lambat, begitu 'kan?"

Kyuri mengangguk.

"Aku juga bingung sebenarnya. Ada hal yang kau tidak tahu. Aku menikahimu bukan hanya karena amanah ibuku saja. Tapi juga karena ayahku punya penyakit jantung. Aku takut dia syok saat tahu aku menentang keinginan mendiang istrinya."

"Aaa... Begitu." Kyuri mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Untuk sekarang sih, aku tidak punya niat meninggalkanmu."

"Demi ayah mertua?"

Hoseok mengangguk. "Kau tidak keberatan memiliki ikatan denganku seperti ini?"

Kyuri menggeleng. "Untuk saat ini belum."

Kening Hoseok mengernyit menatap binaran mata Kyuri. 'Untuk saat ini katanya?' kesal Hoseok namun tak ia keluarkan dengan kata.

"Aku masih nyaman bersamamu. Setidaknya kau paham posisiku, paman. Kau mengerti ketakutanku, kau juga sopan padaku kecuali malam setelah resepsi sih. Aku bersyukur kau yang menikahiku. Mungkin kalau pria lain, tidak ada alasan untukku menolak berhubungan badan."

Weird Couple || JUNG HOSEOK [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang