Sebenarnya berat sekali untuk Kyuri harus masuk kuliah hari ini. Semuanya masih berat ia rasakan. Masih ada gelimangan kesedihan, matanya saja masih sedikit sembap. Beruntung Hoseok malam tadi membelikannya krim yang sedikit membantu mengempiskan kantung matanya. Ia tidak mungkin membolos lagi hari ini mengingat ia sudah membolos seminggu dan tidak mengikuti masa orientasi di kampus.
"Nanti kabari saja kalau sudah pulang ya," ucap Hoseok setelah ia memberhentikan mobilnya di pelataran kampus Kyuri.
Kyuri mengangguk. "Tapi kalau paman sibuk, nanti aku naik bus saja."
"Tidak Kyu. Aku akan jemput. Hubungi kalau sudah akan pulang, oke?"
"Baiklah paman." Satu senyuman Kyuri tujukan pada Hoseok. Tulus. Sungguh ia berterima kasih akan kehadiran Hoseok. Sama sekali tak terbayangkan jika ayahnya pergi sementara taka da satupun disisinya. Bukan, bukannya Kyuri tidak punya keluarga lain. Ia memiliki banyak kerabat. Bahkan punya paman yang sayang padanya. Tapi tetap saja, pasti berbeda. Hoseok benar-benar berperan sebagai suami yang baik untuknya. Membantunya pelan-pelan keluar dari kesedihan dengan berbagai cara, sekalipun kadang Kyuri tertawa bukan karena lelucon lucu Hoseok─yang membuat lucu malah wajahnya yang terkekeh merasa apa yang ia katakan pada Kyuri begitu lucu padahal tidak sama sekali
"Iya. Begini Kyu. Kau tersenyum seperti ini lebih baik."
'Paman, terima kasih."
"Kenapa kau selalu berterima kasih padaku, Kyu? Aku suamimu. Membahagiakanmu adalah keharusan untukku."
Kyuri mengangguk. "Aku masuk ya."
Hoseok tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya sebelum tangannya terulur ke puncak kepala Kyuri. Mengelusnya lembut.
"Belajar yang benar, sayang."
"Paman, jangan panggil sayang."
"Kenapa?"
"Aku malu. Tidak biasa. Tidak pernah dipanggil begitu oleh orang lain."
"Memang panggilan itu khusus, Kyu. Hanya untuk suamimu. Aku."
Kyuri tersenyum lalu menggapai tangan Hoseok yang mengusap-usap puncak kepalanya. Hoseok terlihat begitu bahagia saat menyadari tangannya digenggam oleh Kyuri, di kecup sebentar.
"Kyu..."
"Paman, kau mungkin adalah suami terbaik yang ada di dunia."
"Oh ya ampun, jangan begitu. Jantungku bisa meledak nanti."
"Baiklah, aku turun sekarang. Paman akan ke studio?"
Hoseok mengangguk, "Iya. Aku harus kembali bekerja."
"Semangat ya paman. Dan ya ingat janji paman waktu itu," ucap Kyuri langsung bergegas turun. Rasanya aneh sekali. Kyuri malu sekali mengingatkan hal itu. Merasa seperti menjadi istri posesif saat ini.
Hoseok menutup mulutnya dengan telapak tangan dan terkekeh malu-malu sambil melihat Kyuri yang berjalan cepat menjauhi mobilnya. "Ah, ya ampun mana mungkin aku butuh wanita lain kalau aku punya gadis lucu sepertinya."
--------******---------
TINNN~ TINNN~ suara klakson yang berasal dari mobil yang sebelumnya berjalan lambat di belakang Kyuri benar-benar mengganggu sekali. Aneh. Padahal Kyuri sudah berjalan terlalu kepinggir sekarang tapi mobil itu masih saja membunyikan klaksonnya. Awalnya Kyuri ingin membiarkan saja dan berjalan terus menuju ruang multimedia dimana kelas berikutnya yang ia ambil, namun perlahan ia mulai terusik. Kyuri segera berbalik. Menatap nyalang pada mobil yang kacanya gelap tak terjamah matanya itu. Ia bergegas menghampiri kaca mobil pengemudinya, mengetuk kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Couple || JUNG HOSEOK [ON GOING]
FanfictionApa jadinya dijodohkan dengan gadis polos? (Rate-M!)