Tak ada yang lebih indah selain menikmati matahari tenggelam di pinggir pantai. Sangat nyaman dan menenangkan untuk dilihat. Sekedar menenangkan diri dan melupakan sejenak beban pikiran serta masalah dalam hidup ku.
Aku membaringkan diri di atas tumpukan pasir, mengabaikan semua orang menatap aneh kearah ku. Ku jadikan tanganku sebagai bantal untuk merehatkan diri sebentar.
Hembusan angin sepoy sepoy terasa menyegarkan keseluruh tubuh. Hembusan angin membuat mata ku mulai tertutup secara perlahan.
Beberapa saat terpejam kemudian rintik rintik air terasa membasahi wajah ku, aku terbangun melihat sekeliling orang orang berlarian karena hujan.
Aku masih terfokus dengan orang orang yang berlarian dan tanpa sadar aku sendiri benar benar basah karna hujan.
Aku mulai berlari dan mencari tempat berteduh untuk menghindari hujan yg sudah mulai lebat ini.
Aku terus menggerutu kesal dalam hati karna hujan ini telah menganggu tidur ku.
Hingga malam tiba hujan masih turun deras. Aku masih setia ditempat ku.
Udara mulai terasa dingin ditambah pakaian ku yang basah menambah dinginya hari hingga menusuk tulang.
Badan ku mulai menggigil. Kepala ku mulai terasa pusing dan tiba tiba semua menjadi gelap.
Saat aku membuka mata terlihat dinding dengan cat putih serta bau obat obatan.
"Bagaimana aku bisa sampai disini??" Aku bertanya pada diriku sendiri.
Tak beberapa lama masuk seseorang dengan baju putih, dengan sebuah stetoskop di lehernya dan memakai sebuah masker di mulutnya dapat dipastikan dia seorang dokter.
"Apa dia yg membawa ku kesini?" Lagi lagi aku bertanya pada diriku sendiri.
"Kamu sudah bangun?" Dokter itu bertanya sambil memeriksa keadaan suhu tubuhku dengan stetoskop "hmm sepertinya kamu demam karna kedinginan" Dokter itu melanjutkan pembicaraannya kemudian menuliskan sesuatu pada secarik kertas. "Nama mu siapa?"
"Ehhh.. Ong seongwu" Jawabku
"Wahhh ternyata masih ada yg memiliki marga ong. Kukira sudah tak ada lagi. hahaha"
Dokter itu sedikit bergurau walau guraunya itu tak lucu menurutku, aku hanya tersenyum tipis untuk menanggapi guraunya itu.
"Mintalah obat ke apotek rumah sakit ini. Itu berada sebelah kiri, berjarak 3 rungan dari sini. Semoga cepat sembuh tuan ong"
Dokter itu membiriku secarik kertas yg dia tulis tadi dan pergi meninggalkan ruangan.
Aku duduk sebentar dikasur rumah sakit itu menghilangkan rasa pening dikepala.
Bau obat yg terlalu kuat membuat ku tak betah berlama lama. Dengan sekuat tenaga aku bangun dan pergi ke apotek rumah sakit tersebut.
Apoteker yg berjaga disana memberiku sekantong obatan. Ku tersenyum dan berlanjut pergi ke administrasi.
"Habis sudah uang ku. Sepertinya aku tak makan untuk 3 hari kedepan"
Aku sedikit kesal dan marah kepada orang yg telah membawa ku kesini. Tapi aku juga berterima kasih kepadanya. Kalau tak ada dia mungkin aku sudah mati.
"Selamat malam suster. Saya ingin membayar tagihan atas nama ong seongwoo"
"Tunggu sebentar tuan"
Suster tersebut mengetik ngetik sesuatu di komputer disamping nya.
"Maaf tuan tak ada nama pasien yg bernama ong seongwoo"
"Ehhh tak ada"
Aku terkejut. Apa yg harus aku lakukan?? Aku tak mungkin kabur. Aku bisa saja tapi aku tak mau"Apakah tuan pasien tanpa nama??"
Suster itu bertanya kepadakuAku melihat nya dan memberi sebuah anggukan. Aku berpikir mungkin saja itu aku. Lagipula orang yg membawa ku tak tahu nama ku.
"Tagihanya sudah dibayarkan oleh orang yg membawa anda kesini tuan"
"Begitukah??"
"Iya tuan"
"Terimakasih"
Suster itu memberikan sebuah senyuman dan aku kembali tersenyum kepadanya.
"Tunggu tuan. Orang tersebut menitipkan ini untuk anda"
Suster tersebut membrikan sebuah kertas.
Aku membuka kertas tersebut. Di dalamnya terdapat tulisan
"D.K"
apa maksudnya??
KAMU SEDANG MEMBACA
My perfect husband | ONGNIEL
SonstigesDia pasangan yg sangat sempurna untuk semua orang... note : Update tiap tanggal 15 & 30