☆☆☆
Seongwu selalu mengembangkan senyum manis diwajahnya. Setiap melihat tatanan meja yg dipenuhi makanan kesukaan daniel. Ia melihat jam kedinding dan sudah pukul 8 malam, senyuman seongwu semakin merkah, yg artinya daniel sebentar lagi akan sampai.
Hatinya berharap cemas memikirkan bagaimana reaksi daniel nantinya, terlalu senang memikirkan nya tanpa sadar seongwu menjatuhkan sebuah gelas yg tak sengaja terdorong oleh sikunya.
Seongwu membersihkan pecahan kaca tersebut dan sebuah belihan tanpa sengaja mengenai jarinya dan mengeluarkan banyak darah. Seongwu mengobati lukanya tersebut dan entah kenapa ada sesuatu yg aneh terasa dalam dirinya. Hatinya menjadi sakit seperti sesuatu telah melukainya.
"Aku harap daniel baik baik saja..."Seongwu kembali melihat kedinding dan jam sudah menunjukkan pukul 9 dan tak ada tanda tanda kemunculan daniel.
Senyuman merkah nan manis yg sejak dari awal ia keluarkan berubah menjadi raut kekhawatiran dan kesedihan.
Apakah daniel sangat sibuk?? Apakah daniel baik baik saja??. Pertanyaan itu terus terputar diotaknya. Tak biasanya daniel tak memberi kabar. Seongwu juga telah menghubungi daniel tapi tak diangkat.
Seongwu mendudukkan dirinya di sofa di depan pintu masuk. Menunggu daniel yg entah apa yg kini ia lakukan.
Detikan jam terus berputar, menit telah berlalu dan jampun silih berganti, seongwu tertidur di sofa itu menunggu kedatangan daniel.
Tenggg...tenggg...tengg...
Seongwu terkejut mengira itu adalah bel yg dibunyikan namun itu adalah bunyi jam yg menunjukkan pukul 12 malam.
Ia bangun dari tidurnya kemudia berlari melihat keluar jendela tapi tak ada mobil daniel yg terpakir disana. "Daniel belum pulang". Sesaat otaknya terdiam, degupan jantungnya semakin keras satu air mata lolos dimatanya membasahi pipi yg sedikit pucat itu.
"Tak mungkin kan daniel meninggalkan nya???"
Dengan perasaan campur aduk seongwu membereskan makanan yg tadinya masih beruap panas hingga makanan itu benar benar dingin.
☆☆☆
Hembusan angin pagi masuk melalui jendela kamar karna seongwu lupa menutup jendela itu. Hembusan angin itu membuat seongwu terbangun dari mimpi buruknya.
Seongwu berlari menuruni anak tangga dan mengintip dari balik jendela apakah daniel sudah pulang atau belum. Namun nihil. Daniel tak kunjung pulang. Rasa nyeri di dada nya kembali muncul. Rasa sesak yg aneh.
Seongwu memutuskan untuk mengunjungi daniel di kantor nya mungkin saja daniel sangat sibuk hingga ia tak bisa mengabari dirinya.
Paginya seongwu menjalani aktivitas seperti biasa dan bersiap mengunjungi kantor daniel yg lumayan jauh dari rumahnya sekarang.
Di perjalanan seongwu sedikit tersenyum bahagia karna memikirkan bagaimana reaksi daniel nantinya saat ia memberi tahu perihal kehamilanya.
☆☆☆
Setelah turun dari taxi seongwu memperhatikan gedung sekitar dan terlihat mobil daniel disana. Senyum seongwu kembali merkah. Ia memasuki gedung itu dengan perasaan bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My perfect husband | ONGNIEL
De TodoDia pasangan yg sangat sempurna untuk semua orang... note : Update tiap tanggal 15 & 30