Part 4

42 10 0
                                    

Pesawat yang telah dipesan oleh Delio terpaksa harus ditunda. Karena cuaca di Spanyol tiba-tiba memburuk. Hingga tidak bisa menerima pendaratan pesawat.

"Kak, pulang saja yuk. Naomi tidak mau pulang. Kan Naomi sudah pernah buat janji. 'Naomi akan pulang jika Naomi bisa bawa teman untuk pulang. Jadi nanti saja ya. Please, hiks. " mohon Naomi.

"No. "

"Kakak membuat Naomi tambah sedih. Hiks. " Lanjut Naomi dengan tangisan yang semakin menjadi.

Sudah ratusan. Em, baru belasan tepatnya dia memohon pada kakaknya itu. Tapi jawabannya hanya. 'No'. Dengan ekspresi yang hrrr menyebalkan.

"No Naom-"

'Drrtt Drrtt Drrtt'

Ponsel Naomi tiba-tiba berbunyi dan menghentikan ucapan kakaknya.

Naomi melihat nama 'Buk Li' disana. Maksudnya Tanlia. Karena kesalnya tadi saat dimobil Naomi langsung mengganti nama 'My Tanlia' menjadi Buk Li.

Naomi hanya melihatnya tanpa berniat mengangkatnya. Untuk apa kan pikirnya.

Tapi sudah ke dua kali Tanlia menelepon. Dan itu tidak biasanya.

Dengan berat hati jadi lah Naomi mengangkat panggilan itu. Delio hanya menyimak dengan tajam, dengan apa yang adiknya lakukan.

Saat Naomi mengangkatnya tidak ada suara apapun. Tapi tiba-tiba suara Tanlia mengejutkan Naomi.

"Mi, gu-e mau minta maaf. Mungkin ini terakhir kali kita bertukar sapa. Gue, hanya mau mengatakan kata-kata terakhir sebelum gue ha-habis. Ini permintaan tera-"

'Brakk! '

Terdengar hantaman keras disebrang sana membuat Naomi panik. Apa lagi kata-kata Tanlia membut Naomi takut. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Mbak Li! Ha-halo!! Halo! " Nihil hanya ada teriakan Tanlia disana.

"Kak, kita harus tolong Tanlia! Ayokk! "

Delio tidak menganggapi ucapan adiknya. Delio tau Tanlia dalam bahaya. Tapi dia tidak peduli. Toh Tanlia tidak pernah peduli pada adiknya.

"You stupid brother! Naomi tahu kakak pasti mendengar semuanya barusan. Tapi kakak memilih tidak peduli? " Naomi menatap Delio yang terdiam dengan pandangan tak percaya.

Kemudian tanpa menunggu Delio, Naomi langsung berlari untuk mencari Tanlia.

Delio menghela nafas dengan kasar.
"Kata bodoh itu harusnya untuk kamu Naomi." Ucap Delio dengan geram sambil berlari menyusul Naomi.

"Stop! Okay! Kita pergi tolong Tanlia. Tapi! Ada satu syarat. " Kata Delio mencekal tangan adiknya yang hendak masuk ke dalam taksi

"Hiks, cepat. Kita tidak punya banyak waktu kak! Hiks. " Ucap Naomi dengan perasaan tidak menentu.

"Setelah ini, pulang. " Oke Naomi mengerti. Kakaknya menyuruhnya untuk pulang setelah menolong Tanlia. Baiklah demi Tanlia, akhirnya dia mengangguk pelan.

Delio pun membawa adiknya ke basement. Untung orang suruhannya belum membawa pulang mobilnya.

*****

"Pak, jangan lakukan ini sa-saya mohon! " Ucap Tanlia tegas.

Aga atau pak dirut hanya tersenyum miring tanpa menghentikan aktivitasnya yang sedang mengikat Tanlia.

"Oh sorry baby, kamu terlalu sweet untuk ku lepas. Awalnya aku tidak tertarik padamu yang sungguh seperti macan betina. Tapi setelah lebih ku perhatikan kau menarik juga. " Ucapnya dengan belaian lembut dipipi Tanlia.

Gadis Bandel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang