Delio melajukan mobilnya dengan tenang, tapi berbanding terbalik dengan perasaannya.
Dia masih kesal terhadap gadis bar-bar dibelakang samping adiknya.Hei, siapa yang tidak kesal? Dia dengan tidak tahu malunya kembali pada adiknya tanpa ucapan maaf yang berfaedah.
Dan bodohnya lagi, adiknya malah menangis dipelukan gadis itu. Hah... Delio tidak tahu apa isi dari otak mungil adiknya itu.
'Drrtt Drrtt Drrtt'
Dering ponsel Delio membuatnya harus menepikan mobil yang dikendarainya. Supaya tidak terjadi hal yang tidak di inginkan.
"Selamat Sore tuan" ucap seorang pria di sebrang sana.
" Sore, katakan. "
"Pesawat yang anda pesan, akan landas pada pukul 7 malam nanti, pihak bandara berharap tuan bersiap-siap. " ucap pria itu dengan sopan tapi tegas.
"Baik, terimakasih. " Delio menyimpan kembali ponselnya. Dan melajukan kembali mobilnya pelan.
Delio melihat jam ditangannya menunjukan pukul 5 sore. Masih ada banyak waktu pikirnya.
"Kakak harap kamu tidak lupa pada janjimu." Naomi melihat ke arah depan dimana kakaknya sedang serius menyetir.
"Iy-iya kak. "Balas Naomi pasrah.
Tak lama kemudian mobil Delio terhenti didepan gang menuju rumah Tanlia.
"Naomi butuh bicara sama Tanlia sebentar kak. " Izin Naomi. Delio hanya mengangguk sebagai jawaban.
Kemudian Tanlia dan Naomi turun, dan mereka melangkahkan kakinya beringan.
Ketika sampai di depan rumahnya Tanlia hendak mengajak Naomi masuk, tetapi tidak biasanya Naomi menolak. Dan alhasil mereka hanya bicara diteras depan.
"Li, Naomi mau pamit. " Ucap Naomi memecahkan keheningan yang sempat tercipta.
"Oh. " Naomi miris mendengarnya, Tanlia tetaplah Tanlia yang tidak peduli.
"Naomi akan pulang ke negara asal Naomi, Spanyol. Pasti Li seneng kan? Naomi sudah bisa tebak kok, hehe. " Tanlia hanya terdiam mendengarkan.
"Naomi harap Li akan bahagia disini, jangan jutek terus Li, tidak capek apa jadi macan betina terus? Sekali-kali jadi kucing manis saja. "
"Gue ga mau. "
"Hah... Iya iya deh, oh iya Naomi juga mau menagih gaji Naomi bulan ini Li, hehe. " Ucap Naomi dengan tidak tahu malunya.
"Nanti gue transfer." Naomi mengangguk.
"Li, Naomi tulus mau jadi temen Tanlia. Tapi Naomi sadar sikap Naomi menbuat Li risih, jadi Naomi minta maaf atas itu, setelah ini Naomi pastikan. Hidup Li akan tenang, aman, dan tenteram." Tidak ada balasan dari Tanlia, dia hanya menatap lurus kedepan.
"Naomi tidak tahu alasan Li apa nggak mau terima Naomi sebagai teman, tapi Naomi tahu Li pasti punya alasan kuat. Kalo gitu Naomi pamit. " terdengar suara Naomi bergetar menahan tangis.
"Ya. "
"Boleh Naomi peluk Tanlia? " Tanlia mengangguk ragu.
Setelah mendapat anggukan bertanda iya, Naomi langsung memeluk Tanlia erat. Dia pasti akan merindukan ocehan kekesalan Tanlia. Dia sudah menganggap Tanlia sebagai kakak terbaiknya diantara Delio, Naomi lebih sayang Tanlia.
Kejam memang, tapi Naomi rasa Tanlia itu tipa orang yang setia. Buktinya dia masih setia kepada sikap tidak pedulinya. Haha.
Naomi menangis dalam pelukan Tanlia, dan entah hanya perasaan Naomi, Naomi rasa pundaknya basah. Naomi harap Tanlia menangisi Naomi yang akan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bandel
Romance#121 romantic 02/01/19 "Yang gue mau sekarang. Cuman satu. Cinta dari diri gue." 28 Desember, 2018