Part 13

23 5 0
                                    

Hola hola!!!
Apa kabar readers???
Oke, part ini sikap si Tanlia tuh udah mulai luluh leleh gimana gitu, penasaran? Yuk baca :D

*****

Delio memilih keluar dari kamar itu untuk memberikan ruang pada mereka. Dan Delio akan pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli santapan untuknya dan Tanlia.

Delio ingat, sejak kemarin saat berangkat Tanlia hanya bilang baru makan sarapan, dan meraka hanya makan sekali di dalam jet.

Setelah Delio pergi, keadaan di kamar itu tetap hening. Bahkan jangkrik pun tak berani untuk bersuara.

Dan tanpa bisa Naomi duga. Dengan tiba-tiba Tanlia memeluknya. Naomi yang tengah menunduk jelas terkejut. Walaupun pelukan Tanlia kaku, tapi Naomi yakini pelukan ini sangat tulus.

"Harusnya sih gue yang bilang maaf. Tapi terserah." Ucap Tanlia.

Naomi pun tersenyum dan mengadakan kepalanya untuk melihat Tanlia. Kemudian membalas memeluk erat.

'Oh, aku merasa benar-benar memiliki kakak perempuan, dios!' batin bahagia Naomi.

"Bisa lepasin ga? Gue kena asma nih." Naomi pun melepaskannya sambil terkekeh kecil.

"Gracias Tanlia."

"Ga ngarti gue." Naomi tersenyum geli.

"Artinya, terimakasih Tanlia." Jelas Naomi.

"Aaa-ya." Tanlia bingung harus membalas ucapan itu dengan apa, karena dia tidak melakukan apapun kan?

"Maaf ya, em tadi sikapku tidak baik sama Mbak Li." Naomi kembali meminta maaf atas sikapnya tadi siang.

Tanlia menghela nafasnya malas bersamaan dengan putaran bola matanya.

"Hem." Hanya itu balasan dari Tanlia.

Naomi mengerti, walaupun Tanlia barusan memeluknya, belum tentu Tanlia benar-benar akan peduli padanya. Masih ada dinding kokoh sebagai penghalangnya ternyata.

Cukup lama terdiam, Delio pun masuk bersamaan dengan dokter yang menangani Naomi.

"Hola Nona Charensan!" Sapa dokter setengah baya itu.

"Hola dokter." Balas Naomi.

"Bagaimana keadaanmu saat ini? Apakah masih pusing? Sakit perut? Atau... Sakit hati? Hem?" Tanya dokter itu sambil sedikit bercanda untuk membuat pasiennya nyaman dan terhibur. Jangan sampai dia stress.

Sementara dokter memeriksa keadaan Naomi, Delio menarik pergelangan tangan Tanlia untuk sedikit memberikan ruang untuk dokter.

"Bagaimana keadaan kau dan Naomi?" Tanya Delio.

Tanlia tidak menjawab, dia pura-pura tidak dengar saja.

"Oh ayolah, katakan sesuatu." Desak Delio.

"Lo bisa tanya Naomi." Balas Tanlia datar.

Delio pasrah atas balasan Tanlia itu. Daripada terus dipaksa nanti Tanlia akan merajuk dan kabur lagi.

"Tuan muda Charensan." Panggil dokter. Delio menoleh dan bertanya melalui tatapan matanya dan satu aslinya yang dia angkat.

"Nona Charensan sudah pulih dengan cepat tanpa dugaan saya, karena menurut dugaan awal saya, Nona harus dirawat selama 3 hari atau bahkan lebih. Tapi ini? Ini keajaiban Tuan muda. Jadi besok Nona bisa kembali ke rumah tanpa ada yang bisa dikhawatirkan." Jelas dokter itu dengan serius sambil sesekali mengerutkan keningnya tanda dia juga heran dan berpikir keras.

Gadis Bandel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang