"Mbak."
"Mbak." Panggilan serta lambaian tangan tidak membuat seorang gadis tersadar dari lamunannya.
"Mbak!" Sentakan serta panggilan yang lebih kuat akhirnya menyadarkannya.
"Hah!" Kejutnya.
"Maaf mengganggu Mbak, tapi ini sudah jam 3 pagi. Club akan segera kami tutup. Sebaiknya Mbak pulang." Ucap pelayan tersebut.
Tanlia mengedarkan pandangannya ke segala arah dan menyadari bahwa ia masih berada di tempat yang sama sejak tadi malam.
'Ternyata gue belum beranjak dari tempat laknat ini.' Batin Tanlia geli atas kelakuannya.
Tanpa sepatah kata Tanlia pergi beranjak dari tempat itu meninggalkan pelayan tadi.
Ya, Tanlia memang pergi ke Club tadi malam hingga sampai sepagi ini. Entah setan goblok mana yang menyeretnya kesini.
Tanlia berjalan dengan santai, jalanan terlihat sepi meskipun banyak ada satu sampai dua orang yang berpapasan dengannya.
Sepedanya tak ia bawa, karena rencananya setelah pulang dari toko bunga tadi, dia akan segera pergi tidur dan beristirahat sepuasnya. Tetapi yang terjadi matanya malah enggan untuk terpejam.
Hingga akhirnya dengan malas ia berjalan-jalan dengan pikiran kosong tanpa tujuan dan berakhir ditempat laknat itu.
Tanlia berjalan dengan sempoyongan. Bukan, bukan karena Tanlia mabuk. Dia tidak sama sekali menyentuh alkohol. Yang dilakukannya hanya diam, melamun, berjoget sebentar kalau tertidur dan melamun lagi.
Akhirnya Tanlia sampai di depan rumahnya. Dengan secepat mungkin Tanlia membuka pintu dan menutupnya kembali secepat kilat.
Dirinya langsung berjalan kearah kamarnya.Kamarnya yang berantakan menyambutnya untuk segera berbaring di atas kasur yang penuh dengan barang barang lain.
Jaket, sisir, deodorant, bahkan pakaian dalam yang belum sempat Tanlia cuci pun ikut serta berdiam diatasnya.
Tapi Tanlia tidak peduli ia lebih memilih untuk tertidur sesegera mungkin.
'Hah'
Hela Tanlia sembari membanting tubuhnya ke kasur. Menerawang melihat ke langit kamarnya yang dihiasi dengan lampu-lampu kecil yang seperti berada di bawah langit penuh bintang.
Dan tak lama kemudian mimpi menyambutnya secara perlahan.
*****
Pagi
Em bukan,
Siang
Em bukan,Sore? telah menyambut seorang gadis yang baru terbangun dari mimpi panjangnya.
Ketika bangun pandangannya langsung jatuh ke arah jam dinding berbentuk hati berada. Betapa terkejutnya dia setelah melihat jam yang tertera di sana.
Jam 2 siang sodara-sodara!
Naomi. Ya Naomi segera membasuh wajahnya yang kusut secepat mungkin dan berlari keluar kamar."Kak Delio!" Teriaknya sambil berlari kecil kearah kamar kakaknya.
'tok tok tok'
Naomi mengetuk kamar kakaknya dengan semangat. Tapi tidak ada jawaban. Dan betapa kecewanya dia saat membuka pintunya.
Kamar Delio sudah rapi. Berarti kakaknya sudah bangun sejak lama.
"Delio sudah pergi." Ucap seorang pria membuat Naomi tertegun.
Tanpa membalas ucapan pria itu Naomi berbalik untuk kembali ke kamarnya. Mengayunkan kakinya ke arah berlawanan.
"Mommy ingin bertemu di ruang baca." Ucapan pria itu yang membuat langkah Naomi terhenti secara tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bandel
Romance#121 romantic 02/01/19 "Yang gue mau sekarang. Cuman satu. Cinta dari diri gue." 28 Desember, 2018