Delio terbangun dari tidur panjangnya dan memposisikan dirinya untuk bersandar di kepala ranjang. Delio menyentuh dahinya dan merasakan ada benda yang tertempel disana.
Delio mengambilnya, mengetahui bahwa itu handuk kecil yang digunakan untuk kompresan. Delio mengerutkan dahinya ketika menyadari bahwa dia berada di dalam kamar yang sangat asing baginya.
"Apa aku diculik?" Gumam Delio kepada dirinya sendiri. Kemudian netra matanya menyusuri kamar itu secara detail.
"Sepertinya kamar perempuan. Tapi aku sedikit ragu, kenapa bisa segelap dan sekotor ini?." Gumam Delio kembali.
Dan ketika matanya menangkap benda keramat perempuan, secara spontan Delio langsung meloncat dari posisinya. Karena pergerakannya yang tiba-tiba membuat kepalanya sedikit berdenyut. Samapi dia kehilangan keseimbangan.
'gubrakkk'
"Euhhh!" Erangnya sambil memegang kepalanya yang barusan terbentur meja nakas.
Tanlia yang menyadari ada kegaduhan dalam kamarnya segera bergegas untuk mengeceknya.
Matanya menangkap sosok Delio yang tengah terduduk sambil memegang kepalanya.
"Lo kenapa?" Tanyanya kepada Delio.
Delio melihat ke asal suara dan melihat Tanlia yang menatapnya datar. Delio tahu sekarang siapa pemilik kamar yang ditempatinya.
"Jadi kau pemilik kamar busuk ini?." Kata Delio sinis.
"Jawaban ada di pertanyaan yang Lo lontarkan." Balas Tanlia santai.
Delio berusaha bangun dari posisinya yang belum juga berubah sejak insiden jatuhnya.
Tapi, ternyata kepalanya sangat jahat karena setiap Delio bergerak pasti akan berdenyut kencang.
Tanlia yang melihat itu memutar bola matanya dan menghampiri Delio sambil berdecak dan mengumpat.
"Ck. Sial, nyusahin orang aja." Ucapnya.
Tanlia pun membantu Delio untuk bangun dari posisinya. Delio cukup terkejut dengan perlakuan Tanlia, tapi dia menurut untuk mendapatkan bantuan.
Saat Tanlia hendak mendudukan Delio kembali ke kasurnya Delio menolak dengan alasan konyol.
"Aku ingin beristirahat diluar kamar saja." Ucap Delio kesal.
"Ck. Apa salahnya sih disini?!" Bentak Tanlia.
Oke, Tanlia akui kamarnya memang berantakan tapi ini tidak sekotor apa yang dibayangkan kok. Masih dalam batas wajar.
"Kau tidak lihat? Banyak bertebaran pakaian dalammu disini." Ucap Delio yang sedikit tidak enak sekaligus malu mengucapkannya.
Ohhh yaa Tanlia menyadarinya bahwa dia lupa untuk menyingkirkan itu semua dari kasurnya. Dan dia sedikit malu Delio karena Delio menyadarinya.
"Sialan. " Hanya umpatan kecil yang bisa Tanlia ucapkan. Selanjutnya dia bawa Delio ke kursi yang berada di ruang tamu.
"Kenapa kau tidak membaringkan ku disini saja?" Tanya Delio heran, ya disini lebih baik dari pada di kamar tadi tentunya.
"Lo demam kemarin. Angin ga baik buat Lo. Ukuran kursi ini juga kecil. Gue ga sekejam itu buat nyimpen Lo disini." Oke, ini kalimat terpanjang Tanlia yang pernah Delio dengar.
"Oh." Hanya itu balasan Delio.
Tanpa peduli lebih lanjut, Tanlia meninggalkan Delio seorang diri disana. Kemudian kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda barusan.
Tanlia sedang memasak untuk makan siang. Menunya hanya makanan rumahan sederhana. Tanlia cukup pandai memasak hanya saja Tanlia terlalu malas untuk memasak.
30 menit kemudian masakannya sudah siap untuk dihidangkan. Tanlia tadi sempat melihat Delio yang sedang menelpon entah siapa.
"Lo harus makan." Ucap Tanlia ketika dihadapan Delio.
"Baik." Delio pun berjalan dengan gontai ke arah meja makan. Dan melihat begitu banyak makanan yang terhidang disana.
"Kau memasak sebanyak ini?" Tanya Delio tidak percaya.
"Menurut Lo?"
"Entahlah, secara kau adalah perempuan pemalas."
Tanlia tidak berniat membalas ucapan yang Delio katakan. Lebih baik ia menikmati makanannya daripada membicarakan hal yang tidak penting.
Delio melihat Tanlia dengan seksama. Kalau dilihat-lihat Tanlia adalah gadis yang manis, dia juga orang yang cukup peduli, ya walaupun ada unsur keterpaksaan.
Tapi Delio melihat apa yang selama ini adiknya lihat dari Tanlia. Dan Delio pun merasa bahwa Tanlia adalah sosok yang sulit untuk ditebak.
"Lo bisa ga berhenti liaatin gue." Ucapan Tanlia yang tiba-tiba membuat Delio tersedak.
'Shit! Ternyata aku tercyiduk.' umpat Delio dalam hati.
"Well, aku mau berterima kasih. Kau sudah mau menolong ku." Ucap Delio setelah insiden tersedaknya berakhir.
Tanlia menatap Delio heran, kenapa Delio tiba-tiba berubah lembut begini? Bukannya kemarin sewot Mulu ya?
"Nope. Gue sebenernya ga ikhlas nolong kok." Balas Tanlia santai sambil menyantap makanannya.
"Aku baru sadar, apa yang Naomi lihat darimu."
Tanlia terdiam ketika mendengar nama Naomi disebut.
'apa kabar dia?' batinnya
"Emang apa yang Naomi liat? Gue cuma gadis bar-bar misterius. " Ucap Tanlia sambil mengangkat bahunya tidak peduli tetapi Tanlia mencoba untuk menanggapi ucapan Delio.
"Kau sebenarnya baik, hanya mencoba untuk menutupi atau bahkan menghindari kebaikan diri sendiri. Apa aku benar?"
"Sok tau Lo! " Sanggah Tanlia.
"Terserah." Balas Delio malas.
Dan keheningan pun tercipta diantara mereka. Ya bagaimana tidak? Dua insan yang berperilaku sama-sama malas bicara itu dipersatukan, ya inilah yang terjadi.
Akhirnya mereka dapat menyelesaikan makan mereka dengan cepat. Tanlia bangkit dan membereskan meja makan.
"Boleh ku bantu?" Tanya Delio.
"Gak."
"Oke akan ku bantu, ini sebagai ucapan terimakasih." Ucap Delio keras kepala.
"Gue bilang gak ya nggak!" Balas Tanlia emosi.
"Apa salahnya sih aku bantu?" Tanya Delio heran.
"Kalo Lo bantu, gue harus dapet lotre biar dapet piring."Balas Tanlia yang membuat Delio terkekeh geli.
"Ga modal banget." Sahut Delio.
"Bodo amat." Kata Tanlia sambil berjalan ke arah dapur.
Delio melihat punggung Tanlia yang menjauh, dan entah kenapa perasaannya menjadi tenang saat ini. Delio merasa nyaman bercengkrama dengan perempuan kaku model Tanlia.
Delio pun kembali ke ruang tamu untuk mengurus sedikit pekerjaannya yang tertunda. Dan Tanlia kembali ke dapur untuk mencuci piring.
*****
*)Hola!! Aku up nih, maaf ya aku lama up terus hehe.
Oke lah ga mau ngomong banyak banyak. Aku mau minta maaf aja ya part ini pendek. Karena part ini cuman nyeritain Delio yang mulai tau Tanlia jadi cuman segini aja ya.
Alright, jangan lupa vote dan komentarnya ya.
Oke see you next part
Bye... Bye💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bandel
Romance#121 romantic 02/01/19 "Yang gue mau sekarang. Cuman satu. Cinta dari diri gue." 28 Desember, 2018