Part 10

23 6 0
                                    

*)Hiyyya! Aku kembali...
Semoga suka ya,
Please guys aku butuh kritik dan saran kalian :(
Vote dulu ya sebelum baca, dibiasakan itu teh ya :")

*****

Sejak hari itu, Naomi mengurung dirinya di kamar. Sesekali Luzerto menemuinya untuk menyuruhnya makan. Tapi Naomi tetap tidak mau.

Ibunya juga sudah meminta maaf pada Naomi, tapi Naomi tidak mendengarnya,  Naomi malah pura-pura tidak dengar.

Ia butuh Delio bahkan Tanlia disini. Tapi yang Naomi dapat hanya sepi. Walaupun ada Luzerto tapi Naomi tetap membutuhkan kedua orang itu terutama Tanlia.

'Kak, kenapa kakak tinggalin Naomi disini sendiri?
Kenapa kakak bawa Naomi kesini kalau kakak bakal pergi?
Tanlia, kapan kamu mau disini dan peluk Naomi?
Tanlia, Naomi butuh omelan Tanlia....'

Matanya sudah sembab karena sejak kemarin Naomi mengeluarkan air mata. Daddy-nya pun belum mau minta maaf pada Naomi. Dan Naomi berfikir bahwa Daddy-nya memang tidak sayang padanya.

Dengan tenaga yang tersisa Naomi berjalan ke arah ruang keluarga. Dia mau menelpon Delio menggunakan telepon rumah. Naomi yakin Delio pasti sedang keluar negeri. Ponselnya juga tidak ada paket telepon roaming, jadi dia belum bisa menelepon Delio sejak kemarin.

Berderet angka sudah ia ketikan dan mengunggu Delio untuk mengangkat teleponnya. Deringan pertama dan kedua masih terdengar nada sambung. Dan deringan ketiga barulah Delio mengangkatnya.

"Hola?" Mungkin Delio tahu bahwa nomor telepon rumah ini berasal dari Spanyol makanya dia menggunakan sapaan Spanyol.

"Kak," Ucap Naomi lirih.

"Naomi? Ada apa?" Tanya Delio panik.

"Pulangggg" rengek Naomi.

"Ah iya besok kakak pulang kok. Dan kakak akan bawakan kamu sesuatu."

"Tapi Naomi......."

Naomi tidak bisa menyelesaikan ucapannya tubuhnya tiba-tiba lemas dan hidungnya tiba-tiba mengeluarkan darah. Dan seketika membuat Naomi terkejut dan kehilangan kesadarannya.

Delio khawatir diseberang sana, dan terus memanggil nama Naomi hingga Luzerto datang dan menemukan Naomi yang tergeletak. Luzerto mencoba untuk membangunkan Naomi tapi nihil.

Luzerto pun menemukan telepon rumah yang masih tersambung.

"Hola."

"Hola, Luzerto adikku kenapa? Ada apa dengan Naomi? Apa dia baik-baik saja? Oh Tuhan aku khawatir sekali." Ucap Delio cepat dan terdengar jelas bahwa ia sedang panik dan khawatir.

"No sé Delio, kulihat Naomi sudah tergeletak dan dari hidungnya mengeluarkan darah." Jelas Luzerto.

"Ah astaga! Cepat bawalah dia ke rumah sakit, nanti ku hubungi lagi."

"Si." Kemudian dengan cepat Luzerto memanggil seisi rumah untuk membantunya.

Karrabell dibuat panik atas apa yang anaknya alami. Dia menangis histeris sambil menelpon Guzman-suaminya.

Luzerto mengendarai mobilnya dengan perasaan kalut. Dia khawatir pada perempuan yang sedang terbaring lemah dalam pelukan Karra.

Setelah mobil terhenti tepat di depan pintu rumah sakit dengan gesit Luzerto menggendong Naomi sambil berteriak-teriak.

"Por favor¹!!!"

"Rápido²!!!" Teriak Luzerto tidak sabar.

Akhirnya Naomi pun ditangani Luzerto dan Karra mengunggu dengan cemas. Dan saat itulah Guzman datang.

Gadis Bandel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang