2. Sunyi

7.4K 763 96
                                    

Apakah kalian sanggup menunggu?

Seberapa lama kalian sanggup menunggu?

Sudah hampir satu minggu ini aku selalu tidur lebih malam dan terbangun setelah 3 jam tidur. Yang kulakukan selalu sama. Mengecek ponsel dan melihat pesanku untuk Haruto.

Tapi tetap sama. Belum dibaca.

Haruto, ada apa?
Apa yang aku pikirkan benar terjadi?

Aku terkadang tidak peduli dengan penampilanku sekarang ini. Bahkan aku lebih memilih berdiam diri dikamar dibandingkan berkumpul dengan teman-teman di asrama.

Penampilanku sudah seperti zombie. Bahkan Ima terkaget saat aku membukakan pintu kamar untuknya.

"Harumi, apa ini terlalu berat untukmu?"

Pertanyaan yang jawabannya sudah terlihat dengan jelas dari penampilanku. Tapi aku menjawabnya dengan sebuah gelengan. Aku tidak boleh lemah seperti ini.

Ting!

Aku dengan kecepatan kilat mengambil ponsel dan memeriksa ponselku.

New message from Haruto

Hanya membaca nama pengirimnya saja, aku langsung menitikkan air mata. Rasanya semua kekhawatiran ku terjawab dengan kata tidak. Haruto tidak mungkin meninggalkan diriku.

Haruto

Terima kasih sayang ❤️

Meskipun hanya 3 kata darinya. Tapi itu sudah cukup untukku.

Haruto

Aku mencintaimu ❤️

Aku juga ❤️

Aku senang ❤️
Aku takut 😭

Jangan!
Tunggu aku.
I love you ❤️

Iya ❤️
Love you too ❤️

Aku harus pergi
Jangan tidak tidur untuk menungguku
Kalau pergi jangan sendiri
Minta ditemani shihyun ya?
I really miss you ❤️
Love you again ❤️

Iya ❤️
I really miss you too 😭
Love you too again 😭

Meskipun tidak lebih dari 15 menit kita berkirim pesan. Tapi aku bahagia. Serasa semua beban didalam diriku kini sudah menghilang.

Haruto tetap Harutoku.

Harumi tetap musim seminya Haruto.

Kita.

Kita tetap kita.

***


Liburan sudah berakhir. Asrama kini tidak sesunyi biasanya. Membuatku yang lebih menyukai kesunyian merasa harus mencari tempat lain. Tempat yang sunyi membuatku melepas semua kerinduan untuk Haruto.

Sudah hampir dua minggu sejak pesan terakhir untuknya.

Aku merindukannya.

Masih selalu sama.

Kata rindu tidak pernah hilang untuknya.

Terkadang melihat beberapa foto dirinya di media sosial membuat rinduku sedikit terbayar. Tapi, dengan melihatnya yang tersenyum bahagia seperti itu, membuat segala pikiran yang tidak baik muncul dikepalaku.

Dia baik baik saja, disaat aku hampir tidak bisa bertahan karena terlalu merindukannya.

Aku tidak baik baik saja, disaat dirinya disana tersenyum sebahagia itu.

Terkadang aku juga membenci kesunyian. Dulu, Haruto akan memberikan headphonenya untukku. Memutarkan lagu-lagu kesukaannya dan memberikan novel untukku.

"Jangan melamun. Baca ini saja." Ujarnya dengan menyerahkan novel yang entah dia dapatkan darimana.

Aku saat itu berdecak sebal lalu mengambil novel darinya. Membuka novel itu dan terlarut dalam cerita yang memilukan dalam novel itu.

Saat itu aku sampai lupa dengan keberadaannya, kalau saja dia tidak tiba-tiba tidur di pahaku.

"Aku mau tidur. Nanti bangunkan aku ya?" Ujarnya lalu memejamkan matanya dengan tangan bersedekap didada.

Dari atas seperti itu, aku melihat wajah tampannya secara penuh. Matanya, hidungnya, bibirnya, entah semuanya terasa sempurna diwajahnya.

Aku nengulurkan tanganku untuk membelai rambutnya. Yang membuat Haruto meraih tanganku lalu mengecupnya sebentar. Lalu menggenggam tanganku sambil tertidur.

Sederhana. Tapi selalu membuatku menghangat.

Tapi sekarang berbeda.

Aku sendirian. Tidak ada Haruto yang memberikan headphonenya padaku. Tidak ada Haruto yang memberikanku sebuah novel. Tidak ada Haruto yang tidur dipahaku. Tidak ada Haruto yang mengecup dan memegang tanganku sambil tidur.

Tidak ada lagi.

Entah kapan lagi aku bisa seperti itu.

"Harumi-san!" Teriakan Ima dari jauh membuatku terfokus padanya.

"Ada apa?" tanyaku penasaran.

"I-itu,"

"Ambil nafas dulu." Potongku. Ima terlihat seperti seseorang yang baru saja mengikuti maraton. Entah dia berlari darimana sampai dia kelelahan seperti ini.

"Ada seseorang yang mencarimu. Katanya dia dari YG entertainment." Ujar Ima setelah dapat kembali bernafas normal.

Dan saat itu juga ada firasat buruk muncul. Sesuatu yang buruk akan terjadi.

Jangan katakan ini-

Tidak.

Haruto bilang jangan takut.

Haruto bilang dia mencintaiku.

Haruto bilang aku harus menunggunya.

Haruto.

Aku percaya padamu



To be continued

20 january 2019

[3] IDOL - Haruto | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang