34. Pesan Rahasia

1.2K 159 14
                                    

Jangan lupa vote sayang ❤️❤️
Komen juga dong?























Disini memang indah. Pemandangan disini sama cantiknya dengan di villa. Pantai yang bisa kulihat setiap harinya memang menjadi salah satu favoritku selain sunset, senja, dan juga hamparan hijau bukit.

Aku menghabiskan waktu disini dengan memandang pantai lama-lama atau melukis apapun yang aku inginkan.

Aku memang belum lama disini, dan sekarang aku sudah sangat bosan. Ponselku tidak ada, Ima juga telah kembali ke Jepang. Hanya ada aku dan pantai disini. Suara deburan ombak yang kini menjadi temanku.

"Makan dulu?"

Aku menoleh pada Shihyun yang membawa nampan berisi makan siang untukku.

Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan sampai sejauh ini. Aku hanya bisa menebak kalau ada orang lain yang mengubah pikiran Shihyun. Entah itu Ima atau Masaki.

Bicara tentang Masaki, dia bilang ayah mencarinya karena itu dia kembali ke Jepang bersama Ima. Menyisakan aku dan Shihyun dan beberapa orang berbadan besar yang menjaga disekitar rumah ini.

Sepertinya ini penjara. Bukan rumah persembunyian.

"Mau aku suapin?"

Aku menggelengkan kepala berusaha menolak Shihyun tapi tidak mencoba melukai perasaannya. Aku tidak ingin bersikap jahat lalu membuat Shihyun semakin terobsesi denganku.

Shihyun terus menatapku selama aku makan.

"Aku tau apa yang kamu pikirkan tentangku?" Kata Shihyun tiba-tiba.

Aku menatapnya sebentar lalu fokus kembali dengan makananku. Bukan karena kau tidak ingin mendengarnya, karena aku tahu apa yang akan dia jelaskan sama saja dengan apa yang sedang ku pikirkan.

"Aku hanya ingin berusaha. Biarkan aku mencoba memasuki hatimu. Biarkan aku. Kalau memang aku tidak pernah bisa, nanti aku akan menyerah."

Shihyun menjeda kalimatnya. Dia menatapku lama.

"Harumi, ada banyak hal yang pernah aku pikirkan. Kalau saja aku membuatmu suka padaku sejak Haruto menjadi trainee, apakah aku sekarang akan ada dihatimu? Aku penasaran dengan itu? Tapi nyatanya aku tidak akan pernah tahu. Karena itu sudah terjadi dan aku tidak bisa memutar waktu. Lalu aku terpikirkan, kalau sekarang aku ingin mencoba? Apakah aku bisa? Hanya itu. Jadi aku mohon, biarkan aku berusaha. Jangan menolak."

Aku menghela nafas panjang, lalu berdiri dan beranjak meninggalkan Shihyun.

"Harumi?"

Aku berhenti berjalan dan segera menoleh ke arah pintu masuk.

Semuanya sudah berakhir. Selamat tinggal Haruto.







***







Tidak pernah Haruto menjadi sependiam ini. Bahkan ketika Jeongwoo dan Jaehyuk membuat lelucon, Haruto hanya menatapnya dengan ekspresi datarnya. Seakan-akan jiwa seorang Asahi berpindah ke raganya Haruto.

Member lain ikut merakan kesedihan Haruto. Terlebih dia sekarang harus mengikuti konseling dengan psikolog setiap minggunya.

Haruto menjadi takut berdiri di depan publik. Dia selalu gemetaran dan banyak berkeringat. Bahkan Haruto sempat jatuh pingsan setelah menampilkan dua lagu di acara musik.

Segalanya memburuk padanya. Sebenarnya dia tidak selemah ini, bukan hanya karena cintanya berakhir dia menjadi seperti ini. Haruto hanya merasa, semua orang yang menyayanginya telah pergi. Membiarkan dirinya sendiri tanpa orang yang menyayanginya.

Mama Haruto sempat mendampingi Haruto beberapa hari disini. Memberikan dukungan dan selalu menyemangati Haruto. Dan hal yang Haruto ingin hanya satu. Kabar Harumi. Dimana dia berada?  Bersama siapa? Dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka.

"Hari ini sampai disini latihannya. Besok kita ada jadwal penerbangan pagi ke Jepang. Jangan lupa berkemas dan cepat beristirahat sesampainya di dorm."

Semua member mendengarkan dengan baik. Haruto mendengarkan tapi dia terlihat seperti mayat hidup. Wajahnya pucat dan juga tampak tidak ada semangat hidup.

"Haruto?"

"Iya?" Haruto tersentak dengan panggilan manager secara tiba-tiba.

"Bertahanlah!"

Haruto mengangguk dan sedikit menyungingkan senyuman pada manager. Membuat semua orang yang ada disana sedikit lega.

Haruto masih hidup.

Haruto berjalan memasuki mobil berdampingan dengan Yoonbin. Terlihat sangat sepi diantara mereka berdua, karena memang Yoonbin yang irit berbicara dan Haruto yang sedang tidak mood berbicara.

"Harumi akan kembali ke Jepang besok." Bisik Yoonbin. Otomatis Haruto membelalakkan matanya.

"Kamu tahu darimana?"

"Dia mengirim pesan berwaktu bukan dengan ponselnya. Tiga jam yang lalu. "

Haruto seakan mengerti. Mungkin baru hari ini dia bisa mengirim kabar padanya. Dan tentunya pesan itu menyiratkannya untuk menolong Harumi.

Haruto harus bersiap. Melakuka  apapun untuk membawa Harumi.

Musim seminya harus kembali.
















To be continued








12 April 2019


















Gaje ya?

Ya sudah biarlah.

Thanks buat yg masih stay disini ❤️❤️


Kalian tahu gak? Aku kangen anak anak. Kangen banget 😭😭 mereka gak ada kabar sama sekali 😭😭 semoga anak anak sehat sehat ya ❤️❤️

[3] IDOL - Haruto | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang