Yoojung sibuk memandang Sehun yang sedang belajar dari balkonnya, saking asiknya memandangi Sehun gadis itu sampai tidak sadar sudah menghabiskan banyak makanan bahkan bungkusnya berserakan di lantai, melihat sehun belajar menjadi kegiatan wajib yang harus dilakukan Yoojung setiap hari."Sehun-Sehun?"
"Hmm?" Setelah menahan diri untuk tidak mengganggu Sehun pada akhirnya Yoojung mengajaknya berbicara.
"Besok berangkat sekolah bareng ya---" pinta Yoojung, Sehun hanya mengangguk sedangkan konsentrasinya masih pada buku-buku kesayangannya.*KLEK!!!
Yoojung hampir terjungkal dari duduknya dengan cepat dia memunguti semua bungkus makanannya, mendengar suara pintu kamarnya dibuka membuat dia gelagapan setengah mati, bisa bahaya jika mamahnya melihat Yoojung yang harusnya belajar malah asik-asikan memandang Sehun.
Sehun yang di seberang terkekeh heran dengan tingkah Yoojung yang hampir terjungkal dari kursinya, apalagi ekspresi gadis itu memancarkan gurat kesal.
Bagaimana Yoojung tidak kesal? Ternyata yang masuk ke kamar bukan mamahnya tapi adiknya, dia lupa bahwa dia masih punya Woojin, bagaimana bisa dia melupakan adiknya sendiri.
Jika tau tadi adalah Woojin, Yoojung tidak akan melakukan hal konyol seperti barusan, bagaimana kalo Sehun sampai lihat? Kan itu sama saja menurunkan keanggunannya di mata Oh Sehun.
"Ngapain kesini?"
"Mau baca kak"
"Emang di kamar kamu ada larangan buat baca?"
"Ada"
"Masa---?" Woojin tidak menjawab, Yoojung juga lebih memilih kembali melihat Sehun, untung saja Sehun tidak melihat dia yang hampir terjungkal barusan, jika sehun sudah memegang buku yang lain memang tidak ada artinya.Yoojung merasa terganggu dengan suara tawaan dari Woojin, Merasa aneh dengan adiknya membuat Yoojung sedikit ingin tahu apa alasan dia tersenyum tidak jelas.
"Woojin kamu!" seru Yoojung tak percaya dengan tingkah adiknya,
"Balikin kak" pinta Woojin saat Yoojung merebut benda di genggamannya
"Penghinaan ini!"
"Apanya???"tanya woojin
"Tega teganya kamu, udah mainan surat-suratan, surat Cinta lagi!"
"Kakak aja belum pernah dapat!" tukas Yoojung.Matanya melirik tajam pada Woojin, bisa bisanya dia kalah oleh bocah berumur sepuluh tahun.
"Kalo kakak mau dapet, ya tinggal kasih surat ke seseorang biar dapet balasan" ucap Woojin.
Sedetik kemudian Yoojung melirik Sehun, seakan saling terhubung, sehun juga sedang melihatnya, dengan cepat Yoojung metutup pintu balkon dan menutup gorden jendelanya, Woojin yang di dalam kamar hanya memberi tatapan heran pada kakaknya.
Yoojung menarik kursi belajarnya ke dekat kasur agar bisa berhadapan dengan Woojin.
"Jelasin gimana kamu bisa dapet surat ini?"
"Siapa yang duluan?" tanya yoojung lagi.
"Dia yang duluan" jawab Woojin.
"Ceweknya yang duluan?!" seru Yoojung lagi dengan suara yang lebih tinggi.
"karena aku tampan" kata Woojin membela diri.
"jadi maksud kamu kakak jelek jadi tidak dapat surat cinta?"
"aku tidak mengatakan kakak begitu"
"tapi tatapanmu mengejeku bodoh!"
"kalo kakak cantik pasti sudah dapat surat cinta" kata Woojin.
"Mulutmu itu---" kesal Yoojung
"Aku menerima banyak surat Cinta, dan hanya ini yang membuat ku tertarik"
"Apa yang bikin kamu tertarik?" tanya Yoojung cepat.
"Karena berbeda dan mengesankan" jawab Woojin, membuat Yoojung membaca surat itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN THE TIME
FanficGadis remaja yang semasa SMA-nya sibuk mengejar seseorang, tidak peduli dia melewatkan banyak hal untuk mengejarnya, yang dia yakini orang itu juga menunggunya. Terkadang dia juga melupakan banyak hal penting, perbedaan sifat selera hingga kemampua...