17.- Cold Sehun

172 41 18
                                        

Sekembalinya Yoojung dari lapangan, Dia buru-buru membuka tasnya memastikan bahwa dia sudah membawa dompetnya. Karena rencananya sepulang sekolah nanti Yoojung akan mengajak Valery membeli kado untuk Sehun.

Sebenernya misi penting yang dari kemarin dia lakukan bukan tentang ini, ada sih hal lain tapi Yoojung belum ingin menceritakannya.

Beberapa waktu lalu Yoojung sempat keluar beberapa kali untuk mencari barang yang sekiranya Bagus untuk Sehun, cukup melelahkan untuk mencarinya. Hingga dia benar-benar yakin bahwa Sehun akan menyukainya.

Dan kali ini dia sudah membawa uangnya, uang yang selama ini berhasil dia kumpulkan. Sisa uang sakunya yang selama beberapa bulan ini ia gunakan sehemat mungkin.

Memang sih jumlah uangnya tidak seberapa namun Yoojung yakin Sehun akan menyukai pemberiannya nanti.

Kira-kira apakah Sehun sudah melewati kompetisi debatnya sekarang?. Yoojung membayangkan betapa gagahnya Sehun di kompetisi itu, sayang sekali kali ini Yoojung tidak dapat menontonnya. Jangankan untuk menonton, melihatnya sebelum pergi pun tidak.

Yoojung menghela nafas kasar sembari melihat jam putih yang melingkar di tangannya, sebentar lagi bel pulang akan berbunyi sedangkan Sehun belum juga kembali ke sekolah, apa dia langsung pulang ke rumah?, entahlah

"Jungie," panggilan Valery membuyarkan lamunan Yoojung.

Gadis itu sudah memakai tasnya, penampilannya juga sudah lebih rapi dari pada sebelumnya yang acak-acakan. Sepertinya dia memang sudah tidak sabar untuk pergi ke Mall,

Yoojung yang melihat itu buru-buru memakai tasnya dan mengikuti Valery dari belakang. Mereka memutuskan untuk meninggalkan sepedanya di sekolah dan pergi menaiki bus, toh besok mereka juga masih harus berangkat untuk pengambilan rapot.

Berbicara tentang rapot, Yoojung sudah menyiapkan diri jika besok dia terkena semprotan dari kedua orang tuanya. Pasti nanti  adiknya mendadak menjadi pangeran di rumah, sedangkan dia sendiri akan dianak tirikan.

Meskipun begitu. Yoojung tidak iri maupun marah dengan adiknya, justru dia bersyukur dengan fakta bahwa adiknya jauh lebih pintar, itu berarti dia tidak akan merasakan stressnya ditekan Guru setiap menjelang ujian.

Lupakan itu. Yoojung keluar saat ini hitung-hitung sebagai waktu terakhirnya bersenang-senang sebelum dia mengikuti sidang dengan orang tuanya, tentang hasil nilai ujian kenaikan kelasnya esok.

"Emm Yoojung memangnya kamu sudah nentuin mana yang mau kamu beli?" Valery bertanya saat mereka baru saja duduk di dalam bus.

"Udah dong Val, kemarin aku sempet kesana sih beberapa kali."

"Hah beberapa kali?!, kapan?"

"Kalo libur."

"Terus kamu udah nemu?"

"Udah ih nanti aku kasih lihat."

"Terus ngomong-ngomong Sehun tahu gak kalo kamu beli beginian?"

"Ya tahulah Val tapi entar kalo aku udah kasih ke dia, sekarang ya belum." ucap Yoojung membuat Valery mengangguk paham.

"Eh Jung pas di toilet tadi  aku dapat bocoran loh. Katanya nanti yang dapat peringkat satu itu si Sehun."

"Serius?"

"Iya serius, Ya kalo mereka gak bohong sih …"

"Tapi bisa aja sih Val, waktu SMP dia juga selalu dapet peringkat satu," kata Yoojung.

"Aku sih cuma berharap bisa Masuk seratus besar aja." katanya lagi dengan wajah lesu.

"Kamu harus optimis Jung. Bukannya kemarin aku udah kasih banyak materi. Dan kamu bilang kamu bisa ngerjain," mendengar ucapan Valery membuat Yoojung tak enak hati.

LOVE IN THE TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang