Yeay.. ini eps. Terakhir ya guys.
Selamat membaca!.
.Sasya masih bergelung nyaman dipelukan Bryan. Ia tak ingin beranjak seinci pun. Padahal Sasya sudah terbangun sedari tadi. Tapi.. ia malas beranjak dari tempatnya.
Bryan sendiri tak keberatan dengan sikap manja istrinya, lagi pula wajar saja Sasya manja padanya. Apalagi usia Sasya yang masih terbilang remaja labil, dimana seusia itu masih sibuk mencari perhatian orang tua. Namun karena Sasya sudah tak punya ibu, bahkan ayah mertuanya tak menginginkan keberadaan istrinya. Membuat Bryan harus memberi kasih sayang yang lebih.
Pria itu mengusap kepala istrinya lembut, ia tidak mau mengganggu tidur cantik istrinya yang sebenarnya memang sudah bangun. Tapi... sejak ia pulang kemarin, Bryan merasa aneh.
Kenapa dirinya tak melihat kepala pelayannya? Biasanya Mia yang selalu mengurus semua kebutuhannya juga Sasya."Emnh.." Sasya menggeliat, ia membuka matanya perlahan.
"Morning princess.." sapa Bryan saat Sasya tersenyum padanya.
"Morning babe.." balas Sasya lembut.
"Oh.. ya. Dari kemarin aku gak liat Mia, apa kamu liat dia?" Tanya Bryan penasaran.
Mendengarnya tubuh Sasya sempat menegang. Bryan sendiri menyadari perubahan raut wajah istrinya.
"Hm? Ada apa?"Sasya menatap Bryan lekat, ia sedikit ragu ingin mengatakannya. Tapi dengan cepat Sasya memasang wajah tak suka pada suaminya. "Kamu... baru bangun tidur udah nyari wanita lain? Disaat istrimu masih ada dipelukanmu? Apa itu pantas tuan Handoko?" Ujar Sasya dengan nada mencibir.
Bibir Bryan berkedut, entah ia ingin tertawa atau malah ingin balas mencibir. "Oho... apa istriku sedang cemburu saat ini huh?"
Sasya menyipitkan matanya, "Tentu saja. Kalau kau tak tau aku cemburu atau tidak, kau akan ku pecat menjadi suami." Gerutunya pelan. Dengan cepat Sasya beranjak bangun dan masuk ke kamar mandi.
Mungkin Sasya harus berendam agar kepalanya tidak panas.Bryan masih melongo dengan tampang bodohnya. Apa katanya tadi? Dipecat menjadi suami?
Oh tidak, itu mimpi buruk bagi Bryan. Ia menggelengkan kepalanya miris.Saat Sasya sudah selesai dengan ritual mandinya, Bryan segera masuk kedalam. Sepertinya ia butuh kesejukan hari ini.
.
.Sasya mengambil bahan untuk membuat kue, lalu dengan cepat ia mengambil dan memakai apron. Yak.. Sasya mau masak sendiri. Disampingnya Gladys melihatnya dengan wajah mencemooh.
"Memangnya nona bisa memasak?" Tanyanya dalam hati.Dengan hati-hati, Sasya menuangkan tepung juga bahan lainnya ke wadah sesuai resep. Sasya yang memasang wajah serius terlihat lebih cantik menurut Bryan tentunya.
"Kamu mau bikin apa sih yang?" Tanya Bryan setelah sampai di belakangnya.
Sasya berjengit kaget, hampir saja Sasya melempari wajah tampan suaminya dengan adonan kue.
Jika tidak bisa mencegah, pasti wajah Bryan mirip dengan pantomim. Sasya tertawa jahat dalam hati."Aku mau buat kue suamiku sayang." Balas Sasya tanpa mengalihkan tatapannya.
Bryan menaikan salah satu alisnya penasaran. Ia segera berdiri dibelakang Sasya dan mengulurkan kedua tangannya.
"Biar ku bantu." Ucapnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menara Cinta [Completed]
RomansaSejak kecelakaan itu terjadi.. Seiring berjalannya waktu hidup Sasya berubah. Sasya tak memikirkan lagi masa lalunya! Karena Sasya tak bisa mengingat semuanya. Karena jika Sasya mengingat hal itu. Hanya akan menambah luka di hatinya! Yang Sasya tau...