Hidup selalu penuh dengan kejutan
Ada kejutan yang membahagiakan..
Ada juga yang menyedihkan..
Pilihan kamu,
Untuk tetap tersenyum, melangkah,
Atau menangis, larut dalam kesedihan.
***
Natalia memasuki bangunan kosong yang sama dengan pikirannya. Ia membuka surat yang di depannya tertulis namanya.
Natalia,
Kamu sudah besar, kakek bangga melihat kamu tumbuh dengan cantik, pintar dan baik. -Air mata Natalia jatuh ketika tidak bisa terbendung lagi, - Jangan pernah dendam ya Natty.. sama semua masa lalu yang membuat kamu menjadi sedingin ini. Kakek hanya berharap semoga semua baik-baik saja mau ada kakek maupun enggak. Kamu tau? Kalau kamu selama hidup hanya merasakan bahagia tanpa kesedihan, Kamu tidak akan pernah menghargai kebahagian yang semu itu. Semua yang pergi meninggalkan kamu pasti ada yang sedang menantimu lebih baik dari sebelumnya.
Jangan takut buka hati dan jangan trauma karena masalah dulu ya. Coba buka hati kamu buat dia yang sedang berusaha masuk. Namun tetap dengan waspada yang tinggi, Jadiin yang dulu sebagai pelajaran. Jangan bersikap seperti ini lagi ya? Kakek sedih melihat kamu tidak pernah tersenyum dan tidak seceria dulu. Dimana Natty yang selalu riang? -Natalia tidak bisa menahan sesak yang sejak tadi ia tahan. Bahunya bergetar dengan air mata yang terus berjatuhan. -Kakek selalu mendukung kamu. Kakek sayang kamu.
***
Alex yang mendapat kabar Natalia pulang sebelum jam sekolah berakhir segera menyusulnya. Ia mengikuti mobil sedan hitam yang melaju dengan kecepatan kencang. Akhirnya ia sampai di sebuah rumah mewah dan besar. Ia menghentikan mobilnya tidak jauh dari rumah tempat mobil sedan itu berhenti.
Alex menunggu dengan rasa penasaran yang sangat tinggi ketika ia melihat Natalia tergesa-gesa turun dari mobil sedan itu. Tiba-tiba ia melihat Natalia keluar dengan wajah yang penuh air mata kemudian menaiki mobil tadi.
Ia mengikuti kemana Natalia pergi dan sampailah di sebuah bangunan kosong bekas gedung yang tidak selesai dibangun. Natalia turun dari mobil itu dengan pandangan kosong dan memasuki bangunan itu, Alex mengikutinya dengan pelan.
Mungkin Natalia tidak menyadari kehadiran Alex yang sedaritadi berdiri di belakangnya, menatapnya dengan khawatir. Alex melihat bahu Natalia yang gemetaran dan maju ke arah Natalia. Natalia yang sadar akan kehadiran Alex sedikit terpaku, darimana Alex tahu dia sedang berada di bangunan ini?
"Ngapain lo disini?" suara Natalia serak, khas orang habis menangis. Alex tidak menjawab pertanyaan Natalia melainkan maju dan memeluknya dengan erat,.
"Gue gatau lo ada masalah apa sampai buat lo nangis kayak gini Nat. Tapi gue selalu punya bahu buat jadi sandaran lo." Alex membelai lembut rambutnya Natalia.
Ada perasaan hangat dalam diri Natalia tidak ada perasaan ingin memberontak sekalipun. Ia kembali menangis dalam pelukan Alex yang sangat nyaman. Setidaknya ada yang memberinya sandaran, walaupun hanya hari ini.
***
Hari ini adalah hari pemakaman kakek Natalia. Semua orang rapi dengan pakaian hitam mereka, serta perasaan duka yang amat mendalam. Terlebih Natalia yang bahkan tidak ada air mata yang tersisa untuk menangis. Nenek Natalialah yang pertama menaburkan bunga di atas tumpukan tanah itu kemudian diikuti oleh mama papa Natalia serta James, Luke, Alice, dirinya dan beberapa keluarganya yang lain.
Alex ikut ke pemakaman kakek Natalia, ia hanya memperhatikan tanpa berbuat apa-apa. Ada perasaan sedih ketika ia melihat Natalia sehancur itu. Ketika semua keluarganya pergi satu per satu meninggalkan pemakaman itu, Natalia berjongkok dan mengusap pelan batu nisan yang bertuliskan nama kakeknya.
Ia melihat batu nisan itu dalam diam. Alex menyusul Natalia dan ikut jongkok di sampingnya.
"Pasti kakek lo orang yang sangat baik hm sweet? Hanya dia yang bisa buat ice queen nangis segitunya." Alex membuka pembicaraan.
Natalia menoleh kepadanya dan mengangguk. Alex tersenyum manis dan menggenggam tangan Natalia seolah memberi kekuatan melalui genggaman itu.
"Ayo pulang, udah mau hujan sweet. Gue gamau lo sakit." Alex menarik lembut Natalia dan merangkulnya.
***
Natalia sampai di rumahnya setelah diantar Alex. Tidak ada lagi perasaan risih ketika ia berada di dekat Alex. Ia merasa sangat nyaman dan seperti dilindungin. Mungkin benar kata kakeknya. ia harus mencoba membuka hatinya untuk orang lain.
Ketika masuk di ruang tamunya, ia melihat James dan Luke membawa dua koper besar.
"Kalian mau kemana kak?" tanya Natalia dengan sopan.
"Kita mau berangkat ke Sydney, gantiin kerjaan papa dulu. Papa mau ngurus surat kematian kakek dulu disini selama beberapa minggu." James menjelaskan. Natalia hanya manggut-manggut.
"Safeflight kak Jamess kak Lukee." suara melengking Alice menyelimuti ruang tamu itu.
Mereka bertiga serempak menutup telinganya. "Ngomong agak pelan dong Lice." ucap James dengan sebal.
Natalia hanya melirik kesal ke arah Alice kemudian memeluk kedua kakak kembarnya. "Hati-hati kak." James dan Luke mengacak pelan rambut Natalia dan mencium keningnya. Kemudian Natalia berlalu ke kamarnya.
***
To be continued
PizzaStand
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy & Cold Girl?
Teen Fiction"Gue emang bukan cowok yang bisa bersikap manis ke cewek. Tapi gue bisa buat lo setidaknya tersenyum dan nyaman sama gue." "Ucapan lo gaada bedanya sama ucapan manis mantan gue." ujar cewek itu sambil tersenyum meremehkan. ...