XVII.

136 5 2
                                    

Ketika kita bimbang dengan yang hadapi,

Ketika kita tidak tahu dengan jawaban hati kita sebenarnya..

Apa yang harus kita lakukan?

Mengorbankan.. atau,

Merelakan?

***

Alex memasuki vila dengan pikiran dia yang bercampur-aduk. Ia memikirkan kata-kata Bara yang seperti memperingatinya. Alex tidak tahu perasaan dia sebenarnya. Ia merasa jika ia sangat mencintai Natalia dengan tulus tetapi, jika benar begitu.. Mengapa Alex tetap sangat peduli dengan Sarah Angelina?

Sebagian besar ucapan Alex tentang hubungannya dengan Natalia hanya sebatas challenge itu tidak benar sama sekali. Ia mengucapkannya untuk menghindari Bara yang akan mencegahnya pergi ke Amrik. Alex sangat bingung tentang perasaannya.

Perasaan seperti ketika pertama kali ia melihat Sarah yang anggun memasuki sekolah, perasaan ketika ia sangat menginginkan Sarah, perasaan untuk melindunginya dan ingin memilikinya. Alex seperti mengalami de javu dengan perasaan ini. Namun ia tidak mau mengakui perasaan ia sebenarnya. Yang hanya akan menambah beban pikirannya untuk memilih Natalia Adelson atau Sarah Angelina.

"Eh darimana aja lo Lex. Kok melamun aja." Adrian yang entah darimana datangnya tiba-tiba nongol di hadapan Alex.

Alex yang kaget langsung melirik sebel ke arah Adrian, "Shit lo, kaget gue. Kenapa sih?"

"Judes amat kakak.. Ini yang lain pada mau makan di Rindu Alam. Gimana? Katanya kalo malam keren banget soalnya bisa lihat Bogor langsung, apalagi dia di atas jadi udaranya beuh.. dingin sampe ke tulang bro. Terus ada makanan yang terkenal banget disana. Tebak apa! Kambing guling Lex. Astaga liur gue aja udah di ujung ngebayanginnya aja." Adrian berucap dengan sangat semangat.

Alex tersenyum, "Lo diendorse sama Rindu Alam Yan? Gila gila tau banget lo.".

Adrian memasang wajah bangga, "Yoi lah, apa yang gue gatau. Ukuran sempak lo aja, eh eh-" ucapan Adrian terputus ketika Alex memiting kepalanya.

"Woi ampun Lex, au.. au. Aduh. Le.. Lepasin tong."

"Makanya ngomong disortir ya mang." Alex meninggalkan Adrian yang napasnya tersenggal-senggal menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

***

Ketika ingin menuju kamar tidur, Bara bertemu dengan Natalia yang berada di dapur dekat halaman belakang. Cewek itu sedang duduk di kursi bar yang tersedia dengan tatapan kosong.

"Hey Nat, melamun aja." ucap Bara sembari duduk di samping Bara.

Mendengar suara Bara, Natalia menoleh dan langsung memasang senyumnya, "Hai Bar, siapa yang melamun." Natalia mencoba mengelak.

"Is there anything wrong? Lo bisa cerita ke gue kapan aja. Even saat ini Nat." tawar Bara dengan suara ramah.

Natalia mengubah senyumnya menjadi wajahnya yang sebenarnya, murung dengan tatapan kosong.

"Kalo gue tanya lo, lo bakal jujur ga Bar?" tanya Natalia dengan pandangan lurus ke depan.

Bara sepertinya mengerti kemana pembicaraan Natalia, "Lo tadi dengar pembicaraan gue sama Alex Nat?".

Natalia melirik ke arah Bara dan mengangguk tanda mengiyakan.

"Yauda mau nanya apa hm?" tanya Bara.

"Who is Sarah? Gue tau gue gaada hak karena hubungan gue sama Alex sebatas challenge."

"Oke, gue bakal jelasin dari awal sampe akhir tetang siapa itu dia. Jadi Sarah Angelina is the person who make Alex changes into playboy and badboy. Dulu, Alex treat Sarah itu benar-benar tulus, spesial, kayak putri. Awalnya mereka gaada masalah, kayak pasangan normal yang kelihatan saling mencintai. Tapi ternyata Sarah selingkuh sama kakaknya Alex."

Natalia memotong pembicaraan Bara, "So, orang yang di ruang tamu Alex itu kakaknya yang selingkuh?". Ia terlihat sedikit terkejut karena wajah sepolos itu ternyata bias menyakiti adiknya sendiri. Namun apa kabar dengannya? Adik sepolos itu bias merebut- Ah sudahlah Natalia tidak ingin mengingat itu sekarang.

"Yeah.. Kalo lo gatau, Alex emang punya kakak laki-laki, his name is Bredy Bond Hallington. Dan si bajingan ini bawa Sarah ke New York and you know what? Mereka berhubungan intim dan cewek murahan ini hamil. Alex waktu tau ceweknya selingkuh sama kakaknya sendiri, dia hancur banget. Dia mulai gak percaya cinta, makanya dia jadi playboy. Itu sebagai bentuk dia balas dendam sama cewek."

Natalia mengangguk mengerti namun wajahnya tersirat kasihan, ia mengerti sekarang kenapa Alex tidak pernah menghargai cewek dan memperlakukan cewek seperti boneka dan mainan.

"Lalu dia ketemu sama lo Nat, gue gak pernah lihat Alex setekun ini ngejar cewek. Biasa dia yang dikejar sama cewek-cewek sekolah. Tapi ini pertama kali setelah dia menjadi playboy memperjuangkan cewek dan itu lo. Gue bisa lihat Alex yang tulus sama main-main doang. Dia tulus sama lo Nat, tapi Sarah terus bergantung sama dia. Alasan yang bikin Alex engga bisa meninggalkan Sarah karena tuh cewek bias suicide kapan aja." Bara menghirup napas sebentar karena bercerita terlalu lama.

"Hahaha, minum aja kali Bar kalo haus, pelan-pelan aja kali." ujar Natalia melihat Bara seperti orang sesak.

"Sans, dikit lagi kelar. Tapi sorry to say Nat, Alex harus lebih milih Sarah dan gue gatau kenapa tuh cewek bergantung terus sama Alex padahal yang harus bertanggungjawab itu si brengsek Bredy. Gue rada kasihan sama Alex, cintanya dia terhalang karena cewek ini."

"There is no way that Alex is really love me Bar, hubungan kita hanya sebatas challenge. Gue gak mau berharap lebih sama yang gak pasti. Udah cukup gue disakiti waktu itu. Thanks for the story dude. Gue ke kamar dluan." Natalia meninggalkan Bara dengan perasaan kecewa yang dalam. Namun tidak akan dia tunjukkan kepada siapapun.

***

"GUYS.. SUDAH SIAP SEMUANYAA? KUY PERGII SEBELUM KEMALAMANN." suara menggelegar Sasa mengisi vila Alex yang sangat besar.

"Ribut lo Sa." Marisa yang sedang memakai sneakersnya terganggung oleh suara heboh Sasa.

"Lagian mereka pada lama sih Mar, gue kan udah laper." ucap Sasa dengan wajah dramatis.

Marisa yang melihatnya langsung ingin muntah. "Ew, sejak kapan lo ketularan drama queen kayak Angel Sa?".

Sasa yang mendengar dirinya disamain dengan Angel langsung ingin mencabut daging Marisa dari tubuhnya, "Yakali Mar, gila ya lo gue disamain sama dia."

Marisa tidak membalas ucapan Sasa dan melihat temannya yang lain pada keluar. Tapi yang paling menarik perhatiannya ialah Adrian. Cowok berkaus hitam polos yang mencetak di tubuhnya dengan jaket kulit itu terlihat sempurna dengan celana jeans robek di mata Marisa.

Tek.. jentikan tangan Yessy berada tepat di depan wajah Marisa yang sedang melamun.

"Eh melamun aja lo Mar." ujar Yessy.

Marisa terlonjak dan mengalihkan pandangannya. "Siapa juga yang melamun cong?" Marisa keluar dari vila untuk udara segar dan menjernihkan pikirannya yang asik memikirkan Adrian.

Tanpa ia sadari seseorang keluar mengikutinya di belakang. "Gue tau lo ngeliatin gue. Sorry tapi jangan naksir sama gue. Lo bakal nyesal sendiri, karena gue..-"

***

To Be Continued

Hope Y'all enjoy!

Bad Boy & Cold Girl? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang