Marisa menarik napas dalam-dalam. Belum lagi ia melakukan pendekatan dengan Adrian, tetapi sudah duluan ditolak oleh cowok konyol itu.
"Gue.. gue udah dijodohin sama anak teman nyokap gue. Sorry Mar." Adrian melewati Marisa yang diam mematung dan masuk ke dalam mobil.
Marisa menghela napas panjang. Walaupun ia tertarik dengan Adrian secara mendadak namun rasa obsesi dia untuk bersama Adrian sangat besar.
***
Rindu Alam Restaurant
"Akhirnya sampe juga.. Perut gue udah keroncongan daritadi nih gara-gara macet." protes Adrian dengan wajah masam namun ada gembira di dalamnya karena akhirnya berada di tempat ini.
Mereka semua tertawa menanggapi kemudian mereka memilih tempat duduk yang berada di luar ruangan sehingga terpapar jelas pemandangan yang begitu indah. Tidak lupa dengan angin malam yang menusuk tulang semua orang.
Lalu mereka duduk di tempat masing-masing. Natalia duduk diantara Yessy dan Sasa, di samping Yessy ada Marisa dan di samping Sasa ada Tiara yang berada di ujung. Alex duduk tepat dihadapan Natalia, Bara dihadapan Tiara, Max dihadapan Yessy dan Adrian dihadapan Marisa.
Sasa melihat ke mereka semua dan berkata, "Dasar pada bucin. Tau kok gue lagi jomblo, tapi gausah diginiin dong."
Natalia berbisik sesuatu kepada Sasa, "Sa lo ke tempat gue aja.".
Sasa tau betul bagaimana Natalia yang bercanda dan serius, namun untuk saat ini, candaan tidak tergambar di suara Natalia. Mereka bertukar tempat duduk dan membuat beberapa orang bingung terkecuali Bara.
"Mba! Mba! Pesan ya." Adrian memanggil salah seorang pelayan.
Pelayan wanita itu tersenyum hangat dan berkata, "Ini menunya kak, silahkan dipesan.".
Mereka memilih pesanan mereka masing-masing dan bisa ditebak siapa yang memesan paling banyak. Tentu saja Adrian.
Max melihat ke arah Yessy, ia mengagumi kecantikan cewek itu. Kulit sawo mateng sangat cocok dengan rambut coklat elegannya. Ia emang tipe cowok yang dingin ke semua cewek yang bukan tipe yang langsung mendekati orang yang ia suka.
Tipikal orang yang sering ditikung karena terlambat menyatakan perasaan.
Sama dengan Yessy yang tipe orangnya cuek tentang masalah asmara, tetapi bila sekali masuk ke dalam percikan cinta itu, ia adalah orang yang paling sulit melupakan dan berpaling.
Berbanding dengan Bara dan Tiara, mereka sedang saling bertatapan dengan senyum di masing-masing wajahnya. Mudah sekali mereka menunjukkan perasaan mereka. Bara tampak keren dengan hoodie championnya dan celana joger hitam. Di dalam hoodie itu masih ada sweater navy yang ia kenakan karena ia tau udara malam hari di puncak sangat dingin.
Ia melihat pakaian Tiara, cewek itu hanya menggunakan croptee dengan celana jeans panjang. Sadar pakaian Tiara tidak normal untuk saat ini, ia segera bangkit dari tempat duduknya dan memberi hoodienya kepada Tiara.
Bertepatan dengan itu, makanan mereka datang. Aroma menggoda terus merusuk ke hidung mereka. Makanan yang paling menggoda ialah kambing guling. Adrian dengan wajah polos langsung mengambil kambing guling dan memakannya tanpa berdoa terlebih dahulu.
"Gila lu An, doa dulu kali." ucap Bara yang berhasil membatalkan niat Adrain yang sudah mengambil kambing guling itu.
Mereka semua berdoa terlebih dahulu, dan menyantap makanannya dengan candaan dan obrolan. Tidak dengan Alex dan Natalia, Alex sibuk memikirkan Natalia yang tiba-tiba mendiamkannya dan Natalia sibuk mengatur perasaan campur aduk di hatinya.
Perasaan yang lebih ke sakit hati, ia tidak mau lagi bergengsi dengan tidak mengakui bahwa ia sudah jatuh ke pelukan Alex. Namun sangat sangat menyakitkan bila orang yang kamu sayangi itu menganggap kamu tidak lebih dari sebuah taruhan.
***
"Sweet, you come with me." Alex menarik tangan Natalia ketika mereka keluar dari Restoran Rindu Alam.
Natalia menghentakkan tangan yang disentuh oleh Alex, "No, i'll join them bastard.".
Alex tidak terima dengan panggilan yang diberi oleh Natalia. "Apapun yang bikin lo kayak gini, lo gak berhak manggil gue dengan sebutan itu. I've done nothing wrong." ucap Alex sinis.
Natalia tersenyum miring mendengar ucapan Alex, "Gue lagi gamau debat. We'll talk about this later.".
Alex diam melihat Natalia yang semakin menjauh darinya. Entah mengapa perasaan dia semakin tidak enak tentang masalah ini.
***
Mobil yang ditumpangi Natalia lebih dulu sampe ke vila daripada mobil yang dikendarai Alex. Natalia ijin ke teman-temannya untuk pergi ke halaman belakang dan tidak mengikuti acara mereka yang sedang bermain kartu UNO karena ada sesuatu yang akan ia bahas dengan Alex.
Brum.. Brum..
Suara mobil Alex terdengar ketika memasuki pekarangan rumah. Entah mengapa Natalia menjadi gugup sendiri. Gugup dengan jawaban dan alasan yang akan diberi oleh Alex.
Natalia dapat merasakan langkah kaki Alex yang semakin dekat. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Alex yang melihat dia datar tanpa senyuman. For the first time, Alex tidak menunjukkan senyumannya kepada Natalia.
"Langsung aja, ada sesuatu yang pengen lo omongin atau kasih gue alasan kenapa lo menjauh dan diemin gue?" Alex bertanya dengan nada dingin.
Natalia melihat bole mata Alex, entah mengapa mendengar Alex yang berbicara dingin kepada dia membuat perasaan dia sesak dan ingin menangis. Tetapi ia tidak boleh memangis tentunya. Apalagi diahadapan Alex.
"Um, tadi sore gue engga sengaja dengar obrolan lo sama Bara, and lo mau berangkat ke Amerika?" tanya Natalia.
Alex sedikit terkejut, tidak menduga Natalia akan mengetahui rencana ia mengunjungi mantan kekasihnya itu. "Yeah, terus ada hal yang bikin lo engga nyaman sampe harus ngediemin gue?".
Natalia menelan salivanya dengan susah payah, Alex benar tidak ada alasan buat dia ngediemin Alex hanya karena Alex akan pergi mengunjungi Sarah.
"And about that girl, lo bakal nemuin dia Lex?" tanya Natalia dengan suara parau. Entah mengapa rasanya ia sangat sulit mengeluarkan suara.
Alex melirik Natalia, entahlah. Baru kali ini ia melihat Natalia tidak setegas dan sedingin itu. Ia kelihatan sedikit kecewa dan.. rapuh?
"Ya, satu-satunya alasan gue berangkat ke US just for her Nat. Gue harus mastiin kondisi dia benar-benar baik baru gue bisa pulang ke Indo. Gue harap lo bisa ngerti.".
Natalia menganggukkan kepalanya, "Jadi, hubungan kita hanya sebatas taruhan right? Ya lo juga bisa pergi tanpa harus minta persetujuan gue. Lo bebas ngelakuin semua yang lo mau. Maafin gue yang diemin lo tanpa sebab,- Natalia tersenyum kecil-, Dan lo benar, gak ada alasan buat gue..." Natalia terdiam dan melihat Alex.
Mustahil ia melanjutkan kata-katanya. Mungkin hanya akan menjadi lelucon Alex dan Sarah di masa depan. Atau.. ia akan berakhir menjadi babunya Alex sesuai dengan taruhan mereka di awal hubungan ini. Sakit namun ini realitanya.
***
Hope y'all enjoy it.
Love, PizzaBacon
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy & Cold Girl?
Teen Fiction"Gue emang bukan cowok yang bisa bersikap manis ke cewek. Tapi gue bisa buat lo setidaknya tersenyum dan nyaman sama gue." "Ucapan lo gaada bedanya sama ucapan manis mantan gue." ujar cewek itu sambil tersenyum meremehkan. ...