Segala sesuatu ada masa habisnya,
Begitu juga kesenangan semu
Yang selalu dicari orang-orang..
Walaupun mereka tau, akan ada
Masa dimana mereka merasa kehilangan.
***
Hubungan Alex dan Natalia semakin membaik selama beberapa minggu ini. Setelah pemakaman kakek Natalia, ia merasa nyaman di dekat Alex dan mencoba membiarkan ia jatuh ke pelukan cowok lagi.
Alex yang menemani Natalia pada saat ia terpuruk, ditinggalin kakek yang sangat ia sayangi. Alex juga yang selalu menghibur Natalia walaupun awalnya ia selalu menolak kehadiran Alex. Dan Alex juga yang selalu menemanin Natalia sehingga hari-harinya tidak segelap dulu, perlahan-lahan berubah menjadi berwarna.
Banyak hal yang tidak bisa Natalia lupakan ketika bersama Alex. Seperti saat ia tidak sengaja terjatuh dari tangga sekolah karena pada waktu itu, hujan deras menyelimuti kota mereka. Cowok itu langsung panik dan menggendongnya menuju kelas kemudian melihat kaki Natalia dengan hati-hati dan mengobatinya.
Bisa saja orang lain yang melakukannya, tapi akan beda rasanya jika yang melakukan orang yang kita sayangi, atau bahkan cintai? Seribu orang pun yang melakukan hal semanis itu jika bukan orang yang tepat, tetaplah bukan apa-apa. Cukup satu, yang ia cintai, yang ia sayangi, yang ia selalu rindukan. Berada disampingnya.
Alex menjadi sosok yang tidak playboy lagi. Semua teman-temannya mengapresiasikannya. Ia sangat peduli dengan Natalia dan tidak pernah mau melihat dia terluka. Semua cewek-cewek di sekolahnya berandai-andai jika ia menjadi sosok yang Alex peduliin itu.
***
Alex dan Natalia beserta teman-teman mereka sedang berada di puncak. Rencana yang mereka bikin akhirnya tidak hanya rencana. Mereka berhenti di pinggir jalan dimana ada penjual yang menjual jagung bakar, ubi madu bakar dan tentu saja mie instan di gelas busa itu.
"Bu, jagung bakarnya 2 ya." ucap Alex di depan wanita paruh baya yang sedang mengipaskan kipasnya di atas jagung bakar yang diolesi mentega dan saos hingga aroma yang sangat menggoda bertebaran.
"Iya, silahkan duduk dulu saja di dalam."
"Idih, lo Lex, kita dilupain. Bu tambah um satu dua tiga empat lima enam, tujuh sama saya bu. Iya tambah 7 lagi ya Bu jagung bakarnya." ucap Bara setelah selesai menghitung satu per satu orang-orang yang dilupain Alex.
Alex hanya nyengir tidak jelas dan masuk ke warung kecil itu. Udara di puncak sangatlah segar, berbeda dengan di kota, yang penuh dengan gumpalan asap. Ntah itu dari mulut mobil, mulut tabung pabrik, atau bahkan dari mulut manusia.
Jagung bakar yang mereka pesan akhirnya dating dan mereka memakannya dengan sangat lahap.
"Widih gila Bar, gak dikasih makan berapa hari sama mak lu?" gurau Adrian yang melihat jagung bakar Bara tinggal 1/4 porsinya.
"Apaan sih, ini mah jagungnya aja yang enak." Bara mengelak. Semua tertawa menanggapi mereka.
Semua terasa sangat menyenangkan. Suasana, keadaan, semua terasa baik-baik aja. Namun ada yang meresahkan perasaan Natalia. Selalu saja begitu, setiap kali ia tertawa bahagia, pasti ada nangis yang menyusulnya. Setiap kali ada perasaan yang menyenangkan, pasti ada perasaan sedih yang menyusul. Seperti hujan yang menghasilkan pelangi. Kesedihan yang menghasilkan kesenangan sesaat. Mengapa tidak sebaliknya? Kesenangan yang menghasilkan kesedihan sesaat.
"Makannya jangan berlepotan dong sweet." Alex mengelap ujung mulut Natalia yang terkena saos jagung bakar tersebut. Natalia memandangi Alex yang fokus membersihkan wajahnya dan bersemu merah.
Ia kemudian mengalihkan wajahnya menuju ladang teh di depannya. Alex yang menyadari sikap Natalia hanya tersenyum di belakangnya.
Setelah menikmati jagung bakarnya, mereka menaiki mobil masing-masing dan menuju ke vila Alex. Natalia membuka kaca mobil Alex dan menikmati udara yang sejuk itu. Alex yang menyetir tidak bisa fokus karena ia terus memandangi Natalia dengan rambutnya yang berkibar kenak terpaan angin.
Natalia yang merasa terus dipandangi akhirnya menoleh ke Alex, "Ada yang salah sama gue ya?"
"Engga kok Nat, kamunya aja yang buat orang gak bias berhenti memandangimu." ujar Alex lembut.
Natalia tertegun ketika Alex menyebut kamu, seperti ada perasaan hangat dan lembut ketika ia dipanggil dengan sebutan itu. Alex kemudian membelokkan mobilnya ke sebelah kiri yang memasuki pekarangan luas dengan pohon-pohon besar tumbuh disana.
Natalia melihat vila mewah di depannya. Bangunan ini dominan dengan dinding yang terbuat dari kaca dan berwarna putih. Alex menghentikan mobilnya dan mengajak Natalia turun.
"Gimana sweet? Isn't this cool? I hope you will comfortable here." ujar Alex kemudian merangkul Natalia. Tidak seperti Natalia biasanya yang selalu menolak atau mengelak ketika terjadi kontak fisik antara Alex dan Natalia. Ia membiarkannya karena ia telah membuka hatinya buat Alex
"Yea, I love it Lex. I hope too." Natalia mengelilingi vila mewah tersebut. Teman-teman mereka lainnya datang sedikit terlambat karena membeli beebrapa keperluan mereka dahulu di supermarket kecil.
Kolam renang berbentuk persegi panjang terpapar dengan air yang bening dan bercahaya karena paparan cahaya matahari. Beberapa kursi kain dan kursi gantung terletak di sudut ruangan dan dekat kolam renang sebagai tempat bersantai. Bahkan di dalam ruangan pohon-pohon kecil tetaplah hidup.
"Gue yakin Mr. Hallington pasti suka banget sama alam, bener ga Lex?" tanya Natalia setelah menyadari sepertiga vila ini dipenuhi pepohonan dan tumbuhan hijau.
Alex menoleh, "Tau darimana hmm?".
"Nih vilanya aja penuh sama pohon-pohon. Bener kan hehe?", Natalia menjawab dengan senyum pdnya.
Alex berjalan menuju Natalia dan mencubit pipinya pelan, "Yeee sotoy si sugar. Ini vila aku Natty dan aku suka sama hijau-hijau biar sehat.".
Natalia mencoba menutupi perasaan kagetnya. Diam-diam ia mengagumi Alex yang terkenal nakal, suka bolos, playboy dan tukang merokok itu ternyata ialah orang yang berguna dan sangat pintar dalam bisnis sehingga ia bisa dikategorikan sebagai pengusaha muda karena bisa memiliki vila mewah sendiri.
Natalia mengangguk-ngangguk tanda mengerti dan memasuki kamar besar yang tempat tidurnya melebihi king size. Alex mengikutinya dari belakang dan membaca sebuah pesan dari benda pipih bercahaya yang ia pegang. Panjang kasur tersebut bisa mencapai sepuluh kubin lantai dengan panjang 10 cm x 10 cm. Bayangkan seberapa luas kasur tersebut. Apakah ini yang dinamakan sebagai kaisar size?
"Lex tolong keluar ya, gue mau mandi bentar." ucap Natalia sambil mengeluarkan pakaiannya.
Alex tidak menghiraukannya karena terpaku dengan pesan yang ia baca. Merasa tidak ada tanda-tanda Alex keluar dari ruangan tersebut, Natalia melihat ke arah Akex yang diam mematung.
"Is there anything wrong Lex?" tanya Natalia.
"Lex!"
"ALEX!" Alex terlonjak kaget dan melirik ke arah Natalia, "Yes honey?".
"Kenapa sih? daritadi gue panggilin diam terus. Ada masalah?" tanya Natalia dengan nada sedikit kesal karena terus diabaikan.
"Sorry Nat, tadi nyokap nanya sudah sampai dimana." Alex menyengir dan memainkan rambutnya ke bekalang.
"Oh, okay. But please go out for a while Lex, i wanna take a bath." ujar Natalia dan memasuki toilet yang berada di kamar tersebut.
"Sure honey." Alex keluar dengan wajah murung karena pesan yang sebenarnya ia baca bukanlah dari mamanya, melainkan..
To Be Continued..
Hope y'all enjoy it! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy & Cold Girl?
Teen Fiction"Gue emang bukan cowok yang bisa bersikap manis ke cewek. Tapi gue bisa buat lo setidaknya tersenyum dan nyaman sama gue." "Ucapan lo gaada bedanya sama ucapan manis mantan gue." ujar cewek itu sambil tersenyum meremehkan. ...