XVI.

108 6 2
                                    

Ada saatnya kita harus berjuang..

Tapi jangan lupa,

Ada saatnya juga kita butuh istirahat..

***

Natalia melihat sekeliling ruangan kecil yang akan menemaninya selama beberapa menit. Corak kayu dan nuansa coklat langsung terpapar ketika pertama kali membuka pintu ruangan tersebut. Bathtub putih dengan panjang tidak lebih dari dua meter itu memberi kesan mewah pada toilet ini. Ada pembatas kayu yang tingginya sepinggang antara bathtub dan tempat shower.

Mungkin ini akan menjadi tempat pw kedua Natalia setelah tempat tidur. Ia membuka keran bathtub tersebut dan memasukkan beberapa tetes sabun yang tersedia untuk menghasilkan gelembung busa. Jika tahu bahwa vila Alex akan memiliki bathtub, Natalia pasti akan membawa bath bomb lushnya. Natalia kemudian membuka pakaiannya dan mulai berendam di dalam bathtub yang sangat nyaman itu.

***

Bara, Adrian, Max, Marisa, Tiara, Yessy dan Sasa sudah kembali dari supermarket. Adrian dan Max terlihat membawa dua kantong plastik besar yang mayoritas isinya ialah jajanan ringan dan minuman manis. Selebihnya berisi keperluan cewek seperti shampoo, pasta gigi, dll.

Bara tidak mengikuti teman-temannya ke dalam untuk menyimpan barang mereka tetapi berjalan menuju halaman belakang untuk mengisap benda beracun itu. Ia melihat Alex berdiri membelakanginya dan menyamperinya.

"Yow bro, ngapain disini sendirian? Mana Natalia? Kalian ngapain aja waktu kita belum sampai?" Bara menanyai dengan sanyum licik di wajahnya.

'Ck'

Alex berdecak kesal ketika mendengar pertanyaan yang dimaksud Bara. "Apaan sih Bar, gaje lo."

Bara tertawa menanggapi dan mulai mengeluarkan benda beracun itu, ia menawarkannya kepada Alex. "Ni Lex, lo lagi ada masalah?" Bara menyadari rautan muka Alex tidak seperti biasanya ketika pertama kali menyamperinya.

Alex menerima batang beracun itu dan mulai menghidupkannya, "Tadi gue dapat pesan dari Sarah, katanya dia udah gabisa aborsi karena janin dalam perutnya udah besar dan dia down sekarang mentalnya.".

Bara terdiam sesaat karena hal ini pasti akan menyangkut-pautkan Alex yang bahkan tidak melakukan apa-apa kepada cewek penghianat itu. "Jadi rencana lo apa Lex?".

Alex menghembuskan perlahan asap dari batang itu, "Gue kayaknya harus ke Amrik besok atau lusa Bar." ucap Alex dengan wajah tertunduk.

"Ngapain sih Lex? Kenapa dia jadi bergantung sama lo? Bukannya dia yang ninggalin lo demi one night stand sama kakak lo itu? Harusnya si brengsek Bredy yang tanggung jawab." Bara menghembuskan napasnya kasar karena tidak setuju dengan langkah yang diambil Alex.

Alex melirik ke Bara dan sedikit mengerti kenapa temannya bersikap seperti itu, "Gue gaada pilihan Bar, kalo gue gak kesana, bisa-bisa Sarah suicide."

Bara memasang wajah datar dan sepertinya emosinya tidak bisa ia tahan, "Apa hubungannya sama lo Lex? Mau dia suicide, jadi gila, nyiksa diri. Emang ada urusannya Lex? Lo lupa gimana dengan gampang dia ninggalin lo dan ubah lo jadi senakal dan sehancur ini? Atau.. jangan-jangan lo masih ada rasa sama si murahani satu itu Lex?"

BUGH.

Mendengar kalimat terakhir Bara, Alex langsung tersulut emosi dan menonjok pipi Bara. Bara tersungkur dan segera berdiri memasang kuda-kuda siap menanti tonjokan selanjutnya dari Alex.

"Melihat tingkah lo yang kayak gini gue makin yakin lo masih belum move on dari dia. Apa kabar sama Natalia?, 'Bara tersenyum miring meremehkan', Serah lo Lex mau ngapain aja. Tapi ingat Jangan saat seperti ini dimana Natalia udah buka hatinya dan menerima lo, lo-nya malah pergi demi cewek yang udah nyakitin lo. Jangan jadiin dia mainan, penyesalan lo di akhir itu sia-sia Lex. Pikirin baik-baik.?"

Cuih..

"Peduli amat lo Bar sama tuh cewek dingin. Jangan-jangan lo yang ada rasa Natalia? Bagi gue hubungan gue sama Natalia hanya sebatas challenge yang kita sepakati. Selebihnya jangan ngarep. Dan lo taukan tentang perjanjian ini Bar? Kenapa harus bersikap pura-pura bodoh dan seakan-akan hubungan gue dan dia seserius itu?" ucap Alex dengan nada datar.

Bara sedikit terkejut dengan ucapan Alex dan memalingkan wajahnya. Ia pikir Bara benar-benar tulus mencintai Natalia karena sikap-sikap dia yang beda memperlakukan Natalia dengan cewek-cewek lain yang Alex dekati.

"Oke Lex kalo ini pilihan lo. Gue udah kasih saran terbaik gue untuk ngejauh dari itu cewek tapi yeah you prefer to keep goin' in it. Good luck bro. Dan ingat kata-kata lo sendiri, hubungan kalian sebatas challenge. Jangan salahin dan marah kalo ada orang yang bisa ngejagain dan ngehargain Natalia lebih dari lo Lex". Bara meninggalkan Alex dan masuk bertemu dengan Max dan Adrian.

***

Marisa, Tiara dan Sasa membantu Adrian dan Max menyimpan jajanan mereka. Sedangkan Yessy lebih dulu masuk ke kamar dimana Natalia berada. Ia mengetahuinya dari kaus kaki Natalia yang tertinggal di depan pintu.

"Nattt..! Where are you?"

Natalia yang sedang berendam segera membersihkan dirinya ketika mendengar teriakan Yessy. Setelah selesai, ia segera keluar dan menemui Yessy. "Gila wangi banget lo Nat. Lo bawa sabun sendiri ya?"

Natalia tersenyum mendengar ucapan Yessy karena sabun yang dimiliki Alex emang sangat wangi. "Engga kok, sabunnya Alex Yes." ujar Natalia sambil tersenyum.

Yessy tersenyum jail mendengar kata-kata Natalia. "Gausah mikir aneh-aneh deh Yes.." Natalia memasang wajah jijik lucu dan keluar dari kamar daripada di dalam dan semakin digoda Yessy.

Ia berjalan menelusuri vila Alex. Ruang tamu vila ini sangat besar dengan dua AC di dalamnya. Banyak foto keluarga Alex yang terpasang disana. Natalia tersenyum melihat foto Alex kecil karena senyum yang menunjukkan lesung pipit itu terlihat sangat lucu dengan jari peacenya.

Ia melihat satu bingkai yang menarik perhatiannya karena ada satu anak laki-laki yang usianya tidak jauh dari Alex. Wajah mereka sangat mirip, mungkin dapat dikatakan kembar jika tinggi Alex seimbang dengannya. Hanya satu perbedaan di wajah mereka, bola matanya. Anak laki-laki yang sedikit lebih tua dari Alex itu memiliki bola mata coklat tua yang berkilau.

Natalia lanjut melakukan perjalanannya di rumah Alex dan setelah puas, ia berencana berjalan menuju belakang rumah Alex. Karena sepretinya Alex memiliki halaman belakang yang cukup luas. Selangkah lagi ia berada di halaman itu, Natalia mendengar Alex dan Bara yang seperti berbicara serius.

Dari sekian banyak kata yang mereka ucapkan, kata yang paling menyakitkan Natalia ialah ketika Alex berkata hubungannya dengan Natalia sebatas challenge. Natalia sepertinya lupa dengan perjanjian yang mereka buat karena terlalu larut dalam sikap manis Alex.

Semakin sakit ketika ia mengetahui faktanya ada wanita lain yang bisa membuat Alex sepeduli itu melebihin apapun dan dapat mengubah Alex menjadi seorang playboy tetapi masih menyayangi wanita itu.

Harusnya Natalia tidak pernah membuka hatinya, hanya luka, luka, dan luka yang ia dapat ketika mencoba memberi orang lain kesempatan. Harusnya ia sadar perasaan dan sikap manis Alex tidak pernah seserius itu kepadanya.

Remember this Nat, just challenge. Calm down. Natalia menahan sesak di dadanya dan segera berlalu dengan wajah dingin seperti biasanya seakan tidak terjadi apa-apa dan seakan ia tidak mendengar apa-apa.

***

To Be Continued..

Love, PizzaBacon

Bad Boy & Cold Girl? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang