#B - 01

29.4K 2.5K 391
                                    


Malam itu cukup larut jika seorang cewek harus berjalan sendirian di pinggir jalan. Belum lagi kemungkinan kejahatan pada jam sekarang sangatlah rawan terjadi. Tetapi cewek itu eengan sukarela berjalan tanpa memikirkan kejadian buruk yang mungkin saja akan terjadi.

Ini jam 02:00.

Iya jam dua pagi. Cewek itu baru saja selesai mengerjakan pekerjaanya. Kadang, sehabis mengerjakan pekerjaan yang cukup menguras tenaga dan pikirannya, ia akan berjalan sendirian.

Untung saja apartmentnya cukup dekat dengan restaurantnya. Jadi berjalan kaki hanya menghabiskan sekitar sepuluh menit. Kurang lebih.

Cewek itu sudah berjalan setengah perjalanan untuk sampai apartmentnya ketika sebuah tangan membekap mulut cewek itu. Ia terkesiap dan langsung berusaha melepaskan tangan yang membekapnya.

Ia ingin berteriak tetapi terhalang tangan tersebut. Untuk napas pun saja cewek itu mengalami sedikit kesusahan. Badannya diseret agar ikut dengan orang yang membekapnya.

"Ssssttt... Sabar cantik. Kita akan bersenang-senang setelah ini," ucap cowok itu tepat di kupingnya.

Beberapa kali percobaan berontak agar terlepas tentu saja dilakukan. Akan tetapi itu tidak berhasil. Cewek itu semakin takut ketika ia dibawa ke sebuah gang kecil yang gelap.

Orang yang membawa cewek itu langsung menggantinkan tangan yang tadi membekap mulut cewek di depannya dengan lakban. Belum lagi kecepatan cowok itu yang kini tangannya sudah mencoba membuka baju cewek tersebut. Cewek itu hanya bisa menangis. Disaat cowok itu terdistraksi dengan keindahan yang sedang cowok itu lihat, ia membuka lakban yang berada di mulutnya dan berteriak kencang.

"TOLONGG!!! TOLONG!! SIAPAPUN! TOLONG SAYA!!" Teriakan itu terdengar frustasi.

Kini cewek itu sudah tak berdaya ketika pipinya di tampar berkali-kali. Belum lagi dengan bagian tubuh lainnya yang dipukuli membuat cewek itu pasrah. Ia hanya bisa menangis dan berdoa ada seseorang menolongnya.

"Mari kita mul—-"

BUG!

Perkataan cowok brengsek yang siap memperkosa korbannya itu kini tersungkur karena satu bogeman mentah yang ia dapatkan.

Tentu saja ia langsung berdiri dan siap untuk melakukan pembalasan. Sayang, skill berkelahinya tidak sepandai lawannya. Kini cowok brengsek itu kembali tersungkur dan memilih kabur.

Melihat cowok brengsek itu pergi dengan terpogoh-pogoh membuat Brian segera melihat keadaan cewek yang hampir saja diperkosa oleh cowok brengsek tadi.

Keadaanya sudah tidak dalam berbusana. Walau atasnya saja yang terpampang jelas. Brian segera membuka jaketnya dan memakaikan ke cewek yang ia tolong tersebut.

Cewek itu hanya menangis keras sembari meminta tolong. Brian yang mendengar itu cukup kasian. Apalagi ketika cewek itu tidak hentinya menangis dan badannya bergetar kuat. Dengan naluriah Brian memeluk cewek itu dan mengatakan kata-kata yang ia pikir mungkin bisa menenangkan cewek itu.

"Jangan takut. Ada gue, oke?" Ucap Brian sambil mengelus punggung cewek itu yang kini memeluknya erat.

Brian merogoh tas cewek yang ia tolong tadi. Mau tak mau ia harus melakukannya. Karena membawa cewek itu ke kamar kecil yang seharusnya berisikan tiga orang paling banyak itu tidak memungkinkan. Sedangkan yang tinggal di kamar kecil itu ada lima orang. Brian juga sempat melihat kartu identitas cewek itu.

Namanya Archiera.

Brian masih terus merogoh tas cewek itu sampai ia mengetahui bahwa Archiera tinggal di apartment dekat sini. Brian segera membantu Archiera untuk bangun. Keadaanya Archiera tidak baik. Archiera lemas dan Brian dengan terpaksa harus memapahnya. Akan tetapi memapahnya membutuhkan waktu lama agar mereka sampai di apartment Archiera. Jadi Brian memutuskan untuk menggendong Archiera.

Bassist ; BrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang