#B - 12

8.3K 1.7K 372
                                    

vomment juseyow yow!🦋

Waktu mereka menjauhkan wajah satu sama lain, Archiera hanya duduk terdiam dan merasakan malu. Sedangkan Brian yang notabenenya orang yang handphonenya bunyi langsung mengangkat telpon tersebut.

"Ha-halo!" Awalnya Brian tergagap karena masih belum recovery dari keadaan tadi.

"Gak gak pulang," ucap Brian yang membuat Archiera mencuri pandangan ke arah Brian.

"Kunci aja pintu. Iya. Jangan ngaco. Ya udah," dan setelah itu Brian mematikan telponnya.

Oknum yang menelpon Brian adalah notabene adalah Jae, pastinya.

Keadaan tambah canggung ketika Brian sudah tak lagi bertelponan. Brian bahkan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Archiera hanya memainkan kukunya. Selang satu menit mereka masih canggung dan Archiera memilih berdiri dan menaruh kotak obat.

Brian seakan baru saja bisa bernapas lega ketika Archiera pergi dari hadapannya. Kalau boleh jujur, Brian tak pernah merasakan seperti ini ketika dirinya ingin melakukan sesuatu dengan cewek. Tetapi dengan Archiera jelas berbeda. Ada rasa yang tak biasa muncul.

Sama halnya dengan Archiera. Cewek itu dadanya berdegup kencang. Cewek itu merasa jantungnya kapan saja bisa keluar dari rongganya. Setelah menenangkan jantung sebentar, Archiera kembali ke ruang tamu.

"Ian, udah selesai aku obatin luka kamu."

"Ah? Udah? Makasih."

"Sama-sama."

Mereka berdua kembali diliputi dengan keheningan.  Archiera menyibukkan diri dengan berada di dapur. Entah cewek itu hanya mengecek kulkas atau bahkan mencuci piring yang bersih.

Iya, saking gak taunya mau ngapain.

Pada akhirnya Archiera mengatakan sesuatu terhadap Brian.

"Ian?" Panggil Archiera dan kini cewek itu duduk di bangku yang berhadapan dengan Brian.

Jaga jarak aman sheyenk.

"Ya Ci?"

"Maaf ya niat baik kamu malah kayak jadi malapetaka buat kamu."

"Malapetaka gimana?"

"Itu.. luka di muka kamu," ucap Archiera sambil menunjuk luka Brian.

"Ah.. ini? Ini juga salah gue kok main nonjok orang aja tanpa tahu keadaan yang sebenarnya."

"Tapi tetep aku merasa bersalah."

"Jangan. Lo gak salah, Cici."

Archiera tersenyum ketika Brian memanggilnya dengan kata Cici.

Kalau tadi Archiera yang senyum, sekarang Brian yang senyum lebar walaupun merasakan sedikit nyeri di sudut bibirnya.

Kecanggungan diantara mereka lambat laun menghilang.

"Ian.. kamu pulangnya gimana? Ini udah jam setengah 2 pagi."

"Hah.. gimana ya? Gue udah bilang sama anak-anak gak pulang."

Halah spik banget nanya gimana.

Padahal udah ngabarin anak-anak gak bakal pulang.

"Terus.." tanya Archiera kebingungan.

"Ya gimana ya, Ci?"

Sebetulnya Brian menunggu satu kalimata Archiera yang sangat ia inginkan. Tetapi Archiera tak kunjung mengatakannya.

"Kamu pulang bawa mob— eh enggak, nanti aku dibilang gampang dibegoin lagi untuk kedua kalinya sama kamu."

"Oh ya Ci," Brian baru ingat ketika Archiera menyinggung hal tadi. Ternyata benar perkataan Wonpil bahwa Archiera tersinggung dengan perkataanya kemarin.

Bassist ; BrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang