1. Best Friends

8.8K 834 25
                                    

Tak!

Terdengar suara dari arah jendelanya. Seokjin yang masih ingin tenggelam dalam tidurnya, hanya menarik selimutnya lebih tinggi.

Tak! Tak!

Seokjin mengernyitkan dahinya.

Tak! Tak! Tak! Tak! Tak!

Seokjin seketika membuka matanya dan berlari menuju jendelanya. Ia membuka gorden dan melihat sahabatnya, Namjoon, dengan piyama berwarna biru dan wajahnya terlihat agak kesal. Ia melihat ke bawah, banyak batu kerikil yang berjatuhan, bekas dilempar Namjoon. Ia mendongak menatap Namjoon.

"Heh! Apa?"

"Kenapa sulit sekali untuk membangunkanmu, Seokjin?

Seokjin hanya berdecak dan mengucek matanya malas. Ia meregangkan tubuhnya sambil memejamkan mata.

"Ada apa, Namjoonie?"

"Ayo berangkat. Ini kan hari pertama masuk sekolah. Ada ospek hari ini"

"Kita kan tidak di ospek, Namjoonie"

Namjoon berdecak tidak sabar. Ia duduk di pinggir jendela dan tangan kanannya menahan tubuhnya. Namjoon menatap Seokjin dan ia hampir terkikik geli karena melihat Seokjin yang masih memejamkan matanya dan rambutnya tidak karuan.

"Aku kan menjadi panitia ospek tersebut, Seokjinnie. Aku harus tiba di sekolah jam 6 pagi. Ayo, segera mandi jika ingin berangkat bersamaku"

Seokjin mengernyitkan dahinya dan membuka matanya. Dilihatnya Namjoon yang tersenyum geli menatapnya. Seokjin memalingkan muka dan melihat jam di mejanya dan seketika matanya terbuka lebar.

"Ini masih jam 4 pagi, Kim Namjoon!!"

"Kau tahu sendiri bahwa kau bisa menghabiskan waktu di kamar mandi selama satu jam penuh, kan? Sudah, ayo mandi!"

"Tidak mau! Aku masih mau tidur!"

"Ya sudah, berangkat sendiri naik bis ya, Seokjinnie"

Namjoon melompat turun dari jendela dan hendak menutup gorden, namun teriakan Seokjin menghentikannya.

"Aku ikut denganmu! Tunggu!"

Namjoon melihat Seokjin yang langsung berlari ke kamar mandi. Namjoon tertawa dan menyambar handuknya. Ia berjalan santai menuju kamar mandi sambil bersiul.

-

"Seokjin! Namjoon datang!"

Seokjin turun dengan wajah mengantuk. Ibunya tersenyum geli dan mencium kepala Seokjin.

"Aigoo, ada apa denganmu, Seokjin?"

"Namjoon membuatku harus bangun dan berangkat sekolah sepagi ini, Eomma" Seokjin berkata sambil memajukan bibirnya. Ibunya tersenyum dan menyiapkan dua buah kotak bekal. Seokjin berjalan menuju ruang tamu dan dilihatnya Namjoon sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Namjoonie, sarapan dulu yuk"

"Aku sudah sarapan. Ayo, sarapan dulu Seokjin. Aku tunggu disini"

"Namjoon, ayo masuk ke dalam" tiba-tiba ibu Seokjin datang dan menyeret Namjoon untuk masuk ke ruang makan. Namjoon hanya tertawa. Ya, keluarga Namjoon dan Seokjin sudah saling mengenal dan mereka berhubungan baik. Orang tua Seokjin sudah menganggap Namjoon sebagai anak mereka sendiri, begitu pula sebaliknya.
Seokjin melahap dua potong roti dengan cepat. Namjoon mengambil sepotong roti dan meminum segelas susu.

"Itu susu punyaku!" ucap Seokjin dengan mulut penuh makanan.

"Minta sedikit, astaga pelit sekali"

Setelah sarapan dan berpamitan, mereka berjalan menuju motor Namjoon. Namjoon memberikan helmnya untuk Seokjin. Seokjin memasangnya dengan malas dan naik ke belakang Namjoon.

"Mmmm.."

"Kenapa?"

"Dingin.."

Namjoon melihat jam tangannya. Ia menoleh ke arah Seokjin yang memeluk jaketnya sambil memejamkan mata.

"Wajar, ini masih jam setengah enam pagi. Hei, jangan tidur! Nanti kau bisa jatuh"

"Mau peluk Namjoonie"

Namjoon menghela napas dan tersenyum ketika Seokjin memeluknya dari belakang dan menenggelamkan wajahnya di punggung Namjoon. Namjoon melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

"Ada-ada saja"

------

Seokjin dan Namjoon sudah tiba di sekolah. Namjoon dan Seokjin turun dan berjalan menuju pintu masuk sekolah.

"Namjoon! Bro!"

Jackson, teman Namjoon di OSIS menyapanya. Mereka adu tos. Jackson melihat Seokjin yang berdiri di belakang Namjoon dengan muka mengantuk. Jackson berdecak.

"Anak itu mengekorimu lagi?" bisik Jackson. Namjoon mengangkat kedua alisnya pada Jackson.

"Jangan seperti itu. Ayo, ke ruang OSIS. Kita briefing sepuluh menit lagi" tandas Namjoon. Namjoon menoleh ke arah Seokjin yang sedang melihat ke jendela.

"Aku ada briefing sepuluh menit lagi. Aku duluan ya, Seokjin?"

Seokjin mengangguk dan Namjoon segera berjalan menuju ruang OSIS dengan cepat bersama Jackson. Seokjin menatap punggung kedua orang itu sambil tersenyum lemah. Ia mendengar jelas apa yang dikatakan Jackson. Seokjin menghela napas dan berjalan menuju lockernya sambil memikirkan kata-kata Jackson. Sebenarnya, ini bukan kali pertama Seokjin dikatai begitu. Sejak ia masih kelas 1 SMA pun ia sudah merasakan dikatai begitu. Orang-orang menganggap Seokjin hanya sebagai bad influence untuk Namjoon. Wajar jika orang-orang berkata begitu, pikir Seokjin. Seokjin hanya murid biasa yang tidak terlalu pintar. Namjoon? Jangan ditanya. Ia merupakan ketua OSIS, anggota tim basket, rankingnya tidak pernah jatuh dari tiga besar, dan belum lagi wajah tampannya yang membuat orang di sekitarnya menahan napas. Banyak orang yang aneh terhadap persahabatan antara Namjoon dan Seokjin. Karena mereka bagaikan langit dan bumi, katanya. Banyak orang yang iri juga terhadap Seokjin, karena bisa dekat dengan Namjoon. Karena iri tersebut mereka mulai menyebar rumor tidak baik tentang mereka. Mereka bilang Seokjin menempel terus pada Namjoon dan karena Namjoon memang baik hati ia jadi tidak tega untuk menjauhi Seokjin. Ada juga yang bilang Seokjin menyogok Namjoon untuk menjadi sahabatnya. Seokjin menghela napas dan menahan air matanya. Ia menyusun buku-bukunya dengan lemas.

"HEWWO~~ GOOD MORNING SUNSHINEEEE"

Seokjin dibuat kaget dengan teriakan di belakangnya. Buku-buku yang sudah disusun Seokjin seketika ambruk ke lantai. Ia menghela napas karena ia tahu betul siapa pemilik suara lantang itu.

"Hoseok.."

Hoseok hanya tertawa dan mengangkat tangannya, membentuk lambang cinta di udara. Di sebelahnya ada Yoongi, kekasihnya yang hanya tersenyum simpul.

"Ya!! Buku-buku yang sudah kususun ambruk semua!"

"Hihihi.. Iya deh aku bantu"

Mereka bertiga memungut buku-buku Seokjin dan menyusunnya kembali. Hoseok menepuk tangannya sambil tersenyum puas.

"Jadi rapi kembali berkat Jung Hoseok dan Min Yoongi!"

Seokjin tidak menanggapi dan hanya menutup lockernya. Hoseok memajukan bibirnya dan menatap Yoongi. Yoongi hanya menaikkan kedua alisnya.

"Ada apa, Seokjinnie? Kok lemas sekali?"

"Tidak apa, Hoseok. Aku hanya..malas"

"Ayolah! Tersenyum! Ini hari pertama kita di senior year! Pasti banyak kejadian yang akan menunggu kita!"

Seokjin hanya tersenyum menanggapinya.

Seokjin tidak tahu bahwa sesuatu akan menimpanya dan akan membuatnya berubah 180 derajat.

--------------

Halo!

Ditunggu kritik dan sarannya ya! Terima kasih banyak!><

If You Only KnewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang