Masa ospek telah berakhir. Kegiatan belajar mengajar kembali menjadi normal. Namjoon sedang berjalan menuju perpustakaan untuk mengambil beberapa buku. Ia menyusuri rak-rak buku fisika dan matanya tak sengaja menangkap sesosok lelaki yang akhir-akhir ini selalu memenuhi pikirannya. Ya, Park Jimin. Namjoon tersenyum dan mengendap-endap di belakangnya, kemudian menepuk kedua pundak Jimin.
"Dor!"
"Astaga!"
Jimin memekik pelan. Ia berbalik dan seketika wajahnya merah merona. Ia melihat kakak kelas yang akhir-akhir ini selalu ia pikirkan, Kim Namjoon, tersenyum menatapnya.
"Kaget, ya?"
"Kak Namjoon! Bikin kaget saja.."
Namjoon terkikik geli. Ia melihat buku fisika yang dicarinya sedang dipeluk oleh Jimin.
"Wah, sayang sekali. Tadinya aku ingin meminjam buku itu"
Jimin menunduk melihat buku yang dipeluknya.
"Buku ini? Ah, pinjam olehmu saja, kak! Sebenarnya aku tidak terlalu butuh buku ini untuk sekarang"
"Hm, bagaimana kalau kita baca buku ini bersama?"
Wajah Jimin kembali memerah. Ia menunduk dan berusaha mengatur napasnya. Namjoon tertawa pelan melihat Jimin. Lucu sekali, pikirnya.
"Bagaimana? Kau mau?"
"B-baiklah.."
Namjoon meraih buku itu dan duduk di kursi. Ia menepuk kursi di sebelahnya, menyuruh Jimin untuk duduk di situ. Jimin mengangguk dan membalikkan badannya ke belakang, mengatur napasnya.
"Astaga.. Astaga.."
Jimin menarik napas dan membalikkan badannya lagi. Dilihatnya Namjoon sedang membolak-balikan halaman di buku itu. Jimin duduk di sebelahnya. Sedetik kemudian mereka sudah tenggelam dalam obrolan asyik mengenai fisika.
-
"Namjoon kemana sih?"
Seokjin mengaduk-aduk makanannya dengan tidak minat. Biasanya ia paling semangat pada jam makan siang, kini tidak. Ia mengerucutkan bibirnya dan melirik ke kursi kosong di sebelahnya, yang seharusnya menjadi kursi Namjoon. Hoseok menyeruput sodanya sambil menatap Seokjin.
"Makan saja, Seokjin. Dari tadi kau belum memakannya sesendok pun"
"Namjoonie mana?" tanya Seokjin sambil menatap Hoseok, masih mengerucutkan bibirnya. Hoseok hanya tersenyum dan mengangkat bahunya.
"Tidak tahu, Seokjin. Ayo makan, nanti juga kalian ketemu"
Seokjin menghela napas dan menyuapkan makanan ke mulutnya sambil cemberut. Yoongi menyeruput minumannya dan menatap Seokjin dalam. Hingga bel masuk pun Namjoon tak menunjukkan batang hidungnya. Seokjin kesal dan cemberut sepanjang pelajaran.
-
"Seokjin!"
Seokjin tak mau menoleh. Ia terus menyusun bukunya dengan tergesa-gesa, sehingga menyebabkan bunyi berisik. Ia segera menutup lockernya dan hendak berjalan, namun pundaknya ditahan oleh seseorang dari belakang. Itu Namjoon.
"Hei, Seokjin.."
Seokjin membalikkan badan dan menatap Namjoon dengan kesal. Ia masih cemberut. Namjoon mengangkat kedua alisnya.
"Ada apa, Seokjin?"
"Kau dari mana saja?" jerit Seokjin. Namjoon menghela napas.
"Maaf, tadi siang aku tidak makan di cafetaria. Aku ke perpustakaan"
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Only Knew
Fanfiction"Kim Namjoon? Oh, kami sangat dekat! Kami selalu bersama dan tidak ada yang bisa memisahkan kami. Dia adalah galaksiku, segalanya bagiku." - Kim Seokjin "Kim Seokjin? Oh, dia hanyalah temanku, tidak lebih." - Kim Namjoon Ketika cinta yang mereka ras...