Kim Jungkook sedang duduk manis di bangkunya sambil membaca buku. Ia memainkan kakinya dengan asyik. Kadang ia tersenyum sendiri dan terkikik geli karena buku yang dibacanya seru sekali. Tiba-tiba sesuatu terlempar ke mejanya dan ia memekik kaget. Ia menutup bukunya dan dilihatnya sebatang cokelat besar dengan pita berwarna biru di hadapannya. Jungkook memiringkan kepalanya dan mendongak. Ia melihat Eunwoo, teman sekelasnya, berdiri di hadapannya sambil menyeringai.
"Hai, manis"
Jungkook mengerucutkan bibirnya dan menunduk. Eunwoo mendengus geli dan menarik kursi yang entah milik siapa dan duduk di hadapan Jungkook.
"Are you avoiding me, sweetheart?"
"Tidak."
"Tatap aku, manis."
"Tidak mau.."
Jungkook ingin sekali menghilang ditelan bumi. Ia tidak suka anak itu. Selalu saja menggodanya. Jungkook terus menatap ke samping, menghindari tatapan dalam Eunwoo.
"Jungkook? Masih tidak mau menatapku?"
"Tidak mau.."
"Aku memaksa, Jungkook."
Eunwoo mengangkat tangannya, hendak meraih dagu Jungkook dan membuatnya menatapnya. Namun tangan seseorang tiba-tiba menahannya dan menghempaskannya pelan.
"You heard him. He is not comfortable. Go away, Eunwoo"
Jungkook mendongak dan melihat siapa yang telah menyelamatkannya. Anak itu adalah Kim Taehyung. Jungkook mengernyitkan dahinya. Ia tidak terlalu dekat dengan Taehyung, karena ia sangat pendiam dan selalu memilih duduk di bangku belakang, berbeda dengan Jungkook yang selalu duduk di bangku paling depan. Taehyung menatap Eunwoo dalam. Jungkook dan Eunwoo bergidik ngeri. Tatapannya menusuk sekali. Eunwoo segera berdiri dan meninggalkan mereka berdua. Taehyung tak melepas tatapannya hingga Eunwoo menghilang ke luar kelas. Jungkook menatap Taehyung dengan wajah bodoh.
"Terima kasih, T-Taehyung.."
Taehyung menoleh dan menatapnya sebentar. Ia juga menatap sebatang cokelat besar itu. Tanpa berbicara sepatah kata pun Taehyung meninggalkan Jungkook, kembali ke bangku favoritnya, menaikkan topi hoodie-nya ke atas kepalanya, menyilangkan kedua tangannya di dada, dan menutup matanya seakan tak peduli. Jungkook mengikuti gerak-gerik Taehyung dengan mulut sedikit terbuka. Ketika ia melihat Taehyung yang tertidur, ia segera membalikkan badan dan menghela napas. Ia memegang dadanya.
"Astaga, apa itu barusan?"
Tanpa Jungkook ketahui, Taehyung membuka kembali matanya dan memperhatikan Jungkook dari belakang.
-
Namjoon berjalan sendirian di koridor. Cuacanya sedang dingin. Ia menggosokkan kedua tangannya dan memasukkannya ke saku celananya. Gerak-geriknya membuat orang-orang di sekitarnya menahan napas dan seketika merasa panas. Keren dan tampan sekali! Namjoon mendongak dan melihat Jackson, Mark, dan Jaebum.
"Yo!"
Namjoon menghampiri dan adu tos dengan mereka. Jackson menyeringai dan menubrukkan pundaknya pada pundak Namjoon.
"Namjoon! Mau ikut kami ke kedai depan sekolah?"
Namjoon mengangguk singkat. Mark mengepalkan tangannya di udara.
"Ayo!"
Namjoon tertawa dan segera mengikuti teman-temannya.
-
Seokjin sedang berada di rooftop sekolahnya. Ia sedang membaca buku resep aneka macam kue. Ya, Seokjin memiliki cita-cita sebagai pastry chef. Ia memang pandai memasak, terutama membuat pastry. Seokjin asyik membaca dan mempelajari menu-menu baru sambil memakan sebuah apel. Tak jauh darinya, Jimin berdiri di balik sebuah pohon dan mengamati Seokjin. Jimin telah mengetahui siapa Kim Seokjin itu. Seokjin, sahabat Namjoon sedari kecil. Yang selalu ada di samping Namjoon. Tetangga Namjoon. Jimin hendak mengenalnya lebih jauh. Siapa tahu Jimin bisa mendapat beberapa informasi mengenai Namjoon, orang yang disukainya itu. Perlahan ia menghampiri Seokjin dan duduk di sebelahnya. Jimin menyentuh lengan Seokjin dan Seokjin memekik kaget. Buku dan apel yang dipegang Seokjin terjatuh. Jimin menutup mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Only Knew
Fanfiction"Kim Namjoon? Oh, kami sangat dekat! Kami selalu bersama dan tidak ada yang bisa memisahkan kami. Dia adalah galaksiku, segalanya bagiku." - Kim Seokjin "Kim Seokjin? Oh, dia hanyalah temanku, tidak lebih." - Kim Namjoon Ketika cinta yang mereka ras...