-flashback-
Seokjin menerobos masuk ke kamar Namjoon. Namjoon yang sedang asyik bermain game di tempat tidurnya seketika tersentak kaget. Seokjin melompat naik ke tempat tidur Namjoon dan menyesak masuk ke bawah lengan Namjoon. Namjoon membuka tangannya agar memudahkan akses Seokjin untuk masuk ke dalam rengkuhannya. Namjoon hanya menggelengkan kepalanya dan berkonsentrasi lagi pada ponselnya.
"Namjoonie! Kau lupa, ya?"
"Lupa?"
Seokjin mengerucutkan bibirnya dan memukul paha Namjoon. Namjoon hanya mengerang pelan kemudian kembali berkonsentrasi.
"Sekarang itu malam minggu, kau tahu?"
"Lantas?"
Seokjin menjerit marah dan mencubit perut Namjoon, kelemahannya. Namjoon menghentikan permainannya dan berusaha melepaskan diri dari Seokjin yang dengan brutal menyerang perutnya. Ia terkikik geli.
"Baiklah.. Baiklah.. Aduh, berhenti mencubit perutku!"
"Tidak mau!"
"Baiklah, ayo kita menonton film."
Seokjin seketika tersenyum manis dan menghentikan serangannya. Namjoon terkekeh dan mengambil laptopnya di meja. Seokjin menata bantal dan selimut Namjoon, membuatnya senyaman mungkin kemudian duduk bersandar sambil mendesah puas.
"Mau menonton film apa?"
"Titanic!"
Namjoon mengerang.
"Sudah dua minggu kita menonton film itu, Seokjinnie."
"Seokjinnie ingin menonton film Titanic."
Seokjin mengerucutkan bibirnya dan tangannya bersiap untuk menyerang Namjoon lagi. Namjoon seketika melindungi perutnya dengan bantal.
"Baiklah, baiklah. Titanic. Kita putar, ya."
Film Titanic kesukaan Seokjin dimulai. Seokjin menyenderkan kepalanya pada pundak Namjoon. Namjoon memukul-mukul pelan punggung tangan sahabatnya itu. Satu jam sejak film itu diputar, tiba-tiba kepala Seokjin berangsur turun dan jatuh ke paha Namjoon. Namjoon kaget, namun kemudian ia tertawa pelan. Ia mengusap kepala Seokjin dan menghentikan filmnya. Ia menyimpan kembali laptopnya. Namjoon membenarkan posisi Seokjin hingga ia berbaring di tempat tidurnya. Namjoon menaikkan selimutnya hingga ke leher Seokjin. Namjoon terkekeh.
"Dasar, bayi besar."
Tak lama Namjoon ikut terlelap di samping Seokjin.
-flashback end-
"Kak Namjoon!"
Jungkook berteriak memanggil kakaknya. Tak terdengar jawaban dari Namjoon. Jungkook mengerucutkan bibirnya dan bergegas menuju kamar kakaknya itu. Ketika ia membuka pintu kamarnya, Namjoon sedang sibuk berbicara di ponselnya. Sesekali ia tersenyum dan tertawa. Jungkook melompat naik ke tempat tidur kakaknya itu. Namjoon mengangkat kedua alisnya.
"Kita sudahi dulu, ya. Nanti aku akan menghubungimu lagi."
Namjoon memutuskan sambungan telponnya dan menatap Jungkook. Jungkook balik menatapnya dengan mata bulatnya.
"Ada apa, Kookie?"
"Kak Namjoon, ada-ada saja! Kalau ingin mengobrol dengan Kak Seokjin kan tinggal datang saja ke rumahnya! Lagi pula, ini kan malam minggu! Kenapa Kak Namjoon tidak menonton film bersama Kak Seokjin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Only Knew
Fanfiction"Kim Namjoon? Oh, kami sangat dekat! Kami selalu bersama dan tidak ada yang bisa memisahkan kami. Dia adalah galaksiku, segalanya bagiku." - Kim Seokjin "Kim Seokjin? Oh, dia hanyalah temanku, tidak lebih." - Kim Namjoon Ketika cinta yang mereka ras...