Malam yang menyebalkan 2

50 18 3
                                    

Spontan Novi pun berteriak dengan kerasnya "aawww"...sambil menutup kedua telinga dengan kedua tangannya.

Aku pun tak cuma berdiam diri, secepatnya kuambil sapu yang terletak di belakang pintu, dengan sigap kuarahkan pada kecoak itu.

"Pergi kamu kecoa, jauh-jauh dari siniii" ucapku sambil mencoba memukul kecoa itu dengan sapu namun gagal. Kecoanya malah berjalan keatas kasur empukku.

"Waduuuhh... kecoanya ada dua" teriak Novi sambil menunjuk kecoa yang satunya di atas dinding yang berjalan dengan cueknya.

"Apaa!! pesta kecoa kita malam ini" jawabku jengkel sambil setengah melotot melihat kecoa di dinding.

"Aaawwwww"...aku spontan berteriak saat kecoanya ada di dekat kakiku, sepertinya ini kecoa yang ketiga atau entah yang keberapa. Aku tidak tau lagi.

Akhirnya aku dan Novi pun sepakat mencoba menangkap kecoa dengan plastik ditangan dan menyingkirkan kecoa itu di kamar kami.

Barang-barang berhamburan di lantai, buku-buku berserakan dimana-mana dan segelas susu yang tadi baru aku minum beberapa teguk karena masih panas di lantai sudah tumpah karena kegaduhan kami menyingkirkan kecoa sialan itu.

Tok... tok... tok

terdengar suara pintu kamar diketok, siapa malam-malam begini mengetok pintu. Apa belum pada tidur ini penghuni kost selain kami, sekilas kulihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10 lewat 20 menit.

"Siapaaa?!" tanyaku hati-hati.

"Aku Yanti"...

Hhmmm kami pikir siapa, habisnya tidak ada suara, aku pun membukakan pintu kamar dengan malas.

"Kenapa sich kalian ini malam-malam ribut banget, kalaunya mau pesta atau konser di luar sana biar rame sekalian" ucap Yanti satengah melotot sambil masih berdiri di depan pintu.

"Aduuuhh... maaf dech Yan kalaunya terganggu, ini lho ada kecoa terbang. Terus kecoanya banyak dimana-mana lagi" ucap Novi meringis geli mengingat kecoa itu berkeliaran di kamar.

"Apa!!! kecoa... hahahaaaa".... Yanti pun tertawa cekikikan kayak mak lampir. Terdengar membahana ke seluruh penjuru kost.

Aku dan Novi melihat Yanti tertawa lepas jadi kesal sendiri, bukannya mau menolong ini malah menertawakan.

"Eheeemm... udah cukup ketawanya!?" ucapku dengan lantang dan penuh dengan penekanan.

"Iya iyaa.. maaf-maaf" ucap Yanti masih disela-sela sisa tawanya.

"Aku gak nyangka aja kalian berdua takut sama kecoa, kecoa itu gak gigit kok. Apalagi belum ada sejarahnya kecoa bisa makan manusia, kalian aja yang terlalu lebay" ujar Yanti dengan santai seraya menyilangkan kedua tangannya didada.

Aku dan Novi pun kehabisan kata-kata menghadapi Yanti, aku pun cuma mendengus kesal.

Melihat reaksi kami berdua cuma diam tanpa ada tanggapan sedikit pun, Yanti pun sepertinya sadar akan sikapnya yang cukup kelewatan yang bisanya cuma menertawakan.

"Ini aku lagi baik hati ya, aku tolongin kalian dech untuk berburu kecoa malam ini" ucap Yanti sambil melangkah masuk dan mendongakkan kepalanya memandangi kecoa yang masih setia nongkrong di atas langit-langit kamar.

"Emangnya kamu bisa?" tanya Novi ragu.

"Hhmmm... belum tau siapa Yanti, jangankan kecoa. Bangkai tikus mati aja aku berani buang apalagi cuma kecoa, keciiiill"...ucap Yanti menyombongkan diri sambil mejentikkan kelingkingnya.

"Itu kecoa gak ngantuk kali yaa, betah amat dari tadi di situ, atau jangan-jangan itu kecoa jadi-jadian... hiiiiyyy... batinku berkomentar, aku pun bergidik geli.

"Hei Mayaa... kok malah bengong sich!?" tanya Yanti mengibaskan tangannya kewajahku.

"Ohh ya gak apa-apa kok" jawabku sambil nyengir asal.

Kini Yanti pun mulai beraksi untuk menangkap kecoa-kecoa nakal itu, tanpa diragukan lagi Yanti anaknya tomboi pemberani dan suka berpetualang. Karena sifatnya itulah tak heran dia juga aktif ikut organisasi pecinta alam di kampus.

Tidak beberapa lama kemudian, semua kecoa-kecoa itu sudah ada di dalam kresek ditangannya Yanti. Lega rasanya kecoanya sudah hilang semuanya.

"Mau diapain tuch kecoa?" tanyaku iseng pada Yanti.

"Mau dimakan...

"Haah"... reflek mulutku ternganga karena kaget.

"Ya mau dibuanglah sayaaaang, masa dimakan, kamu pikir aku cewek jadi-jadian apa!" ucap Yanti memutar bola matanya.

"Yan sekalian aja buangin tikus-tikus yang berkeliaran di kost kita ini" sambung Novi antusias.

"Apaaa!!?... kamu pikir aku kucing apa sampai segitunya. Teriak Yanti rada jengkel.

"Hahaha"... kami pun reflek tertawa membahana...

Yanti manyun dan cemberut dipojokan.

"Bercanda kok Yan... kali aja kamu bisa menaklukkan tikus, o ya makasih banyak ya udah nolongin kami" ucap Novi tulus.

"Ya sama-sama, makanya jadi cewek itu jangan terlalu penakut. Jadi cewek itu harus berani dan tangguh" jawab Yanti merasa bangga pada dirinya sendiri.

"Iya dech iya... sekali lagi makasih ya Yan, untung ada kamu, kalaunya gak ada, gimana nasib kita malam ini". Sambungku bernafas lega.

"Udah dech jangan lebay dan jangan didramatisir kayak gitu, tugasku udah selesaikan! aku mau ke kamar dulu, ngantuk nich" ucap Yanti sambil menguap seraya menutup mulutnya.

Kini akhirnya aku dan Novi bisa bernafas lega dan juga siap-siap untuk tidur. Aku dan Novi tidak jadi mandi malam ini karena berhubung sudah terlalu malam, tidak baik untuk kesehatan. Hawanya pun tidak panas lagi, Aku mulai memejamkan mataku, siap dengan mimpi indahku malam ini.


Selesai juga ceritanya... gimana seru gak nich ceritanya heee...😅nantikan cerita-cerita selanjutnya ya dipart berikutnya yang gak kalah seru dan kocak.

Jangan lupa vote dan komennya ya teman-teman, biar aku selalu rajin updatenya. Vote dan komentar kamu sangat berarti bagiku.. sampai jumpa kembali dicerita selanjutnya..😀😀






Suka Duka Di KostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang