Sekembalinya ke tanah air, James bersumpah mempertimbangkan menenggelamkan Beny ke laut. Biar saja lelaki itu berceloteh riang bersama penghuni Laut Selatan. Bisa jadi dia malah menjalin hubungan dengan beberapa putra duyung, itu pun kalau makhluk itu tidak langsung ngacir ketika melihat binar buas di mata Beny. Kalau diterjemahkan ke bahasa manusia normal yang tidak memihak kejahatan akan berbunyi seperti ini: “Notice me, Senpai!” Beny sebelas dua belas disandingkan remaja putri Jepang. Bedanya mereka—remaja putri Jepang—terlihat kawai aka ngegemesin sampai bikin jantung cenat-cenut sementara Beny lebih pantas dimasukkan ke RSJ terdekat yang memiliki sistem pengamanan setingkat Alcatraz.
Sepanjang mengerjakan tugas pemotretan iklan di Paris, Beny urat malunya sepertinya sudah putus. “James, coba kenalan sama tuh cewek. Siapa tahu jodoh.”
Nah, bila James menjawab, “Jodoh di tangan Tuhan.” Maka sudah pasti Queen Beny yang agung akan segera menyanggah, “Iyeh, jodoh di tangan Tuhan. Masalahnya Tuhan udah nyodorin jodoh, kamunya tetep cuek bebek. James, keburu jadi bujang karatan baru nyaho.”
Tahu apa yang terjadi selanjutnya? Satu, dua, tiga, dan orang-orang sekitar pun akan mengangguk, setuju.
Oleh karena itu, agar tidak menciptakan, koreksi, mengulang masa lalu yang indah namun sebaiknya tidak usah dikenang, James pun cuma menggumam, “Hmmmm.” Asli, orang lain mungkin menyangka James terkena sakit gigi stadium akhir hingga suaranya terasa mirip radio 1945.
“Kok, hmm doang sich?” Beny yang duduk di samping James pun menyuarakan ketidakpuasannya. “Lihat, she has nice body. Kalau aku udah balik ke jalan yang benar, yach, mungkin aku nggak akan nolak yang model begono.”
James memutar bola mata, sangsi. Sejauh pemahaman James mengenai spesies bernama Beny. Lelaki itu masih memilih pria berotot daripada cewek seksi macam Galgadot. Bagaimana ceritanya James bisa percaya? Catat, ya. Tanpa takut efek samping yang menyertai di kemudian hari. Hiiiiiiey!
“Pamela udah ada yang punya, Ben.” James memilih pura-pura tertarik merapikan tali sepatu. Sesekali karyawan pemotretan menawari air mineral yang ditolak James.
“Cieh, yang baru kenalan.” Sejurus kemudian dahi Beny mengkerut, ujung jemarinya mengetuk dagu, dan bibirnya pun mengerucut. “Masak, sich? Kok aku baru tahu? Eh, tapi, kan, doi belum nunjukin tanda-tanda udah dimiliki pria lain.” Tatapannya masih fokus memperhatikan Pamela yang tengah berdiskusi dengan fotografer untuk pemotretan berikutnya. “Damm, balik ke Indonesia kamu enggak akan nemu model kaya gini.”
James mulai membenarkan posisi tubuh, bersiap menyerang. “Wah, ceritanya mau balik ke habitat asli nih?”
Sontak Beny menepuk imut pipinya. “Tom Hiddelston masih oke tuch.”
“Ben, mending kasih tahu janji temu bulan depan deh. Aku kok mual, ya?”
Beny berdecak menanggapi sarkasme James. Dia meraih tas dan mengambil ponsel untuk melihat jadwal kerja James di Indonesia. Ujung jemarinya yang bercat merah muda terang menggulir layar yang menampilkan sejumlah tanggal beserta keterangan. “Foto untuk produk minuman. Main FTV. Eh, judulnya Mengejar Cinta Gojek. Terus entar foto buat kaos merek lokal di Jogja. Hmm, entar mampir buat belanja, ya? Eh, ini nich. Undangan pesta keluarga Wirasena.”
James mengangguk. “Gitu aja?”
“Kan kamu sendiri yang bilang buat nolak tawaran main sinetron.”
“Enggak sanggup, Ben.”
“Padahal sekali main bayarannya lumayan lho.”
“Repot, ah. Mending mikir yang lain.”
“Kaya jodoh yang ngumpet entah di mana itu, ‘kan?”
Jleb. Sakit tapi tidak berdarah.
***
Miranda tengah menikmati hari-harinya yang dipenuhi dengan kegiatan tak berfaedah; menonton kucing yang tengah berdiskusi di atap tetangga, memikirkan pekerjaan yang bisa dia lamar (enakan ngelamar jodoh titipan Tuhan sih), pesan makanan via online lantaran terlalu malas keluar rumah, dan menonton acara televisi yang lebih banyak iklan daripada filmnya.
Oh, betapa tidak bermutunya hidup Miranda.
Berbaring di sofa, menikmati sensasi kenyang yang bikin ngantuk, Miranda sibuk menggulir layar ponsel sekadar membaca berita. Lagi-lagi nama James muncul.
James mendapatkan kontrak bergengsi dengan perusahaan jam ternama.
Cari tahu fakta mengenai James dan mantannya.
Sepuluh lelaki yang paling dicari di Indonesia. James mendapatkan peringkat pertama sebagai suami idaman.
James dan kekasih pilihan pembaca.
Miranda mendengus. “Idih, memangnya enggak ada cowok lain?” tanyanya kepada layar ponsel.
Setelah menimbang pilihan terbaik menghabiskan waktu luang, akhirnya wanita itu memutuskan membuka surel dan membaca beberapa surat berisi curahan hati. Kebanyakan berasal dari wanita yang ingin mendapatkan solusi mengenai hubungan percintaan mereka, dan tentu saja beberapa akan dijawab Miranda dan ditayangkan di blog pribadinya.
Curahan hati cewek yang di-PHP, tolak.
Curahan hati wanita yang ingin menikahi pria kaya. Miranda menggelengkan kepala dan langsung menghapus surat tersebut dari kotak masuk.
Kemudian dia menemukan surat yang membuatnya terperangah:
Dear, Mira.
Perkenalkan, nama saya Erlin, 32 tahun. Sebenarnya secara umum saya sudah mendapatkan segala macam kebahagiaan yang diincar seluruh wanita di dunia ini. Suami tampan dan mapan. Uang bulanan. Rumah mewah. Perhiasan. Selama lima tahun pernikahan saya tidak pernah mengeluhkan apa pun kecuali satu: Cinta lama suami saya.
Kebenarannya baru saya ketahui di tahun ketiga pernikahan. Ketika saya membersihkan kemeja suami, saya menemukan beberapa helai rambut yang sudah bisa saya pastikan milik seoranag wanita. Awalnya saya diam, memikirkan betapa ramah dan manisnya sikap suami. Saya tidak ingin menghancurkan pernikahan yang masih seumur jagung. Bukankah prasangka buruk bisa mengaramkan bahtera rumah tangga?
Lalu, di hari berikutnya saya mencium parfum dari pakaiannya. Saya masih mencoba menahan diri, tidak bertanya. Hingga akhirnya saya menemukan cap bibir di pakaian serta kotak perhiasaan yang tak pernah diberikan kepada saya.
Diam-diam saya mulai menelusuri kegiatan suami. Dimulai dari bertanya ke sopir, sekertaris, hingga akhirnya saya menyewa jasa detektif swasta. Detik itu juga saya menyesal. Wanita itu bukan sekadar sosok rendahan yang mencoba mencari keuntungan dari suami wanita lain. Dia adalah kisah cinta yang belum terselesaikan. Dan yang menyedihkannya sayalah yang menjadi alasan mereka berdua berpisah.
Saya tidak tahu. Saya bingung.
Apakah saya harus mengalah, melepaskan suami agar bisa mengejar cintanya?
Mira, tolong, beri tahu saya cara menghadapi kenyataan.
Selama beberapa detik Miranda termangu, tak sanggup mencerna keresahan yang dituangkan dalam surel. Kata-kata meresap, setiap katanya seolah tertanam di otak, dan menuntut jawaban.
Jemari Miranda mulai mengetikkan beberapa baris kalimat namun bunyi bel menghentikkan kegiatannya.
Miranda bangkit bergegas membuka pintu dan segera sekujur tubuhnya kaku.
“Mira,” sapa sang tamu. “Akhirnya aku menemukanmu.”

KAMU SEDANG MEMBACA
With You... (TAMAT)
ChickLitGimana rasanya bertetangga artis setenar James? Miranda mencoba peruntungan asmara. Kali ini dia tidak akan kalah membuktikan diri sebagai "warga Indonesia yang bahagia". Satu-satunya masalah ialah, tidak ada cowok yang bisa membuat Miranda melupaka...