Harapan 3

2.4K 137 4
                                    

"Kata siapa senja itu setia? Kalau setia dia tidak akan pergi saat malam tiba. Lalu datang kembali esok tanpa rasa bersalah"

🍋

"La, lo gak papa?" Lala yang sedang menghangatkan diri dengan memeluk dirinya sendiri langsung mendongak saat Putri, teman kerjanya bertanya.

"Gak tahu nih, Put. Tiba-tiba gue menggigil" mungkin karena merasa terlalu dingin, bibir Lala bahkan bergetar saat menjawab pertanyaan Putri.

"Lo sakit deh kayaknya. Lo izin pulang aja gih sama bos" ucap Putri kemudian.

"Ntar yang jaga kasir siapa?" Tanya Lala tidak enak.

"Udahlah, lagian shift gue cuma sampe sore kok" ucap Lala kemudian.

"Ntar gue telpon Mella buat gantiin lo. Udah ya lo pulang aja, ini gue bilangin bos dulu. Lo siap-siap sana" ucap Putri.

"Tapi, Put"

"Udah sana" Putri mendorong pelan pundak Lala sebelum akhirnya beranjak ke ruangan kerja si pemilik cafe. Meminta izin pulang untuk Lala.

🍋

Setelah mendapat izin dari atasan, akhirnya Lala di bolehkan pulang. Karena keadaan Lala yang memang tidak sehat.

Bahkan, Lala harus meminjam jaket salah satu temannya untuk pulang karena badannya benar-benar menggigil saat ini.

Tapi, sayangnya, kenyataan bahwa Lala belum menerima gaji membuat Lala harus menarik napas lelah. Dia harus berjalan lagi hari ini. Padahal dia sedang sakit.

Kepalanya sudah sangat pusing. Badannya menggigil. Bibirnya begetar. Tapi, dia harus berjalan cukup jauh agar bisa menjangkau tempat tidur dan beristirahat.

Entah mengapa Lala tiba-tiba berpikir jika saja Dewa mau menjemputnya lalu merawatnya karena ia sakit. Pasti nasibnya tidak akan seburuk ini.

Menanggapi pemikirannya, yang tak akan bisa menjadi kenyataan membuat Lala tertawa miris. Bisa-bisa dia tidak akan sembuh jika memikirkan Dewa terus.

Bukan hanya menambah beban pikiran, memikirkan Dewa juga bisa menambah beban dalam hati yang rasanya sudah berasa mati.

"Lala!" Lala menolehkan kepalanya ke belakang lalu melihat dua sosok terakhir yang ingin ia lihat hari ini.

Dewa dan Lusi.

"Lo mau kemana? Kok jalan sendiri?" Tanya Lusi saat ia sudah berada di depan Lala. Tak jauh di belakangnya, ada Dewa yang sedang berjalan ke arah mereka.

"Gue mau pulang" jawab Lala masih dengan bibir bergetar.

"Bibir lo kok geter gitu? Lo sakit ya?" Tangan Lusi secara spontan langsung memegang kening Lala.

"Panas. Lo sakit?" Tanya Lusi lagi.

"Iya. Makannya ini izin pulang pas kerja" walaupun Lusi yang bertanya, Lala menjawab pertanyaannya dengan menatap lekat Dewa. Yang bahkan tidak menatapnya.

"Dan lo jalan? Lo gila ya? Kalo lo pingsan di tengah jalan gimana?" Bentak Lusi karena khawatir.

"Gak bakal kok, Kak. Yaudah aku balik dulu ya" Lala sudah mau berbalik sebelum akhirnya Lusi menahan tangannya.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang