Harapan 15

2.1K 114 15
                                    

"Pada akhirnya aku sadar, kalau aku berjuang untuk orang yang salah. Bahwa aku, telah melakukan hal yang sia-sia"

🐻

Memang, ada beberapa hal yang harus diperjuangkan. Karena, kita tidak akan mendapatkan apapun jika tidak mau berusaha.

Tapi, benar, jika memang ada beberapa hal yang memang harus diikhlaskan. Hanya dapat di kenang sebagai ingatan.

Sekeras apapun kita memaksa, kalau Tuhan tidak menginzinkannya semuanya akan menjadi sia-sia. Tuhan sudah menunjukan banyak hal untuk Lala berhenti, lalu untuk alasan apa lagi Lala berjuang?

Pada akhirnya, Lala sadar, dia terlalu egois selama ini. Terus berharap bahwa Dewa akan menjadi miliknya seutuhnya walaupun pada nyatanya Lala sendiri tahu itu adalah hal tersulit baginya.

Tapi, dengan sombongnya Lala terus memaksakan kehendak. Bahkan saat semesta melarang pun dia tetap jauh bertindak.

Tapi, itu Lala yang dulu.

Lala yang selalu ceria saat disakiti. Yang selalu memaafkan walau kecewa setengah mati. Lala yang selalu mencinta walau dikhianati.

Segala hal bodoh itu cukup Lala jadikan pelajaran. Untuk mengukir masa depan indah yang jauh dari rasa sakit dan tangisan.

Lala sudah menangis semalam suntuk. Dan hari ini, Lala tidak boleh menangis lagi. Biarlah kalau pada akhirnya Dewa akan pergi.

Biarlah. Toh, Lala tidak akan terlalu kaget jika akhirnya Dewa memilih bersama Lusi. Dari awal pun sudah jelas, kalau Lusi memang jauh lebih berarti.

Tapi, Lala tak yakin hatinya akan sekuat itu. Bagaimana pun rasa sakit yang ia rasakan kini, posisi Dewa dalam hatinya masih belum bisa digeser.

Oleh karena itu, Lala akan mencoba menguatkan hati jika hari itu tiba mulai saat ini. Hari dimana Dewa meninggalkannya untuk Lusi.

Sebenarnya sedikit lucu, untuk apa Lala mencoba menguatkan hati jika melupakan seseoarang lebih menjamin kebahagian yang hakiki?

Jawabannya, karena Lala tak yakin bisa melakukan itu. Dia sudah terlalu lelah berharap mendapatkan cinta. Jadi, rasanya sulit berharap bahwa dia akan bisa melupakan sang kekasih yang sangat dicintai.

"Kamu kuat. Kamu pantas bahagia. Aku bangga sama kamu." Lala berucap sambil memandang pantulan dirinya di cermin.

Jelas sekali wajahnya nampak membengkak karena kurang tidur dan terlalu banyak menangis. Matanya terlihat sangat mengerikan karena masih sedikit merah.

Karena Lala bahkan baru berhenti menangis saat subuh tadi.

"Oke. Kamu juga berhak cantik. Ayo, kita dandan sekarang" lalu setelah itu Lala berkutat dengan berbagai alat kecantikan.

Dan syukurlah, walaupun tak bisa menutupi segala kekacauan di wajahnya. Setidaknya, wajah Lala terlihat lebih baik saat ini.

"Kamu cantik" ucap Lala masih menatap pantulan dirinya.

"Kamu baik"

"Kamu pengertian"

"Kamu...mandiri"

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang