Harapan 21

2K 125 16
                                    

"Memulai itu mudah, mengakhiri yang sulit"

🍃

Lala menatap jam tangannya untuk kesekian kali lalu menghembuskan napas lelah. Sudah hampir satu jam dan Mella belum juga datang.

Kalau tahu begini, lebih baik dia bekerja saja dari pada cuti cuma untuk menunggu seperti ini. Padahal Mella yang memaksa Lala untuk menemaninya, tapi dia sendiri yang telat.

Kemarin malam, Mella memberi tahu Lala kalau ingin ditemani untuk melihat contoh-contoh undangan pernikahan untuk dirinya nanti. Mella meminta ditemani Lala karena Lukas tidak bisa ikut karena urusan pekerjaan.

Awalnya, Mella berencana akan menjemput Lala. Namun, tadi pagi entah kenapa tiba-tiba Mella meminta Lala menunggu di salah satu Cafe yang tak jauh dari rumah Lala.

Karena sudah teramat bosan, Lala pun akhirnya mengambil ponselnya dari dalam tas. Jari lentiknya dengan cepat menekan tombol untuk menelpon sahabat kesayangannya itu.

"Ha-"

"Mel, lo kemana sih? Lama banget" belum sempat Mella menyelesaikan kalimatnya Lala sudah lebih dulu memotongnya.

"Gue lagi liat und- ya Allah gue lupa ngasih tau lo, La!" Mella berteriak histeris dari ujung telepon.

Lala dapat mendengar Lukas dan Mella sempat berbincang sebelum Mella kembali bicara. Mungkin Lukas bertanya kenapa tiba-tiba Mella menjerit lebay seperti itu.

"Lupa apaan? Jangan bilang..."

"Maaf ya, La. Gue lupa banget sumpah! Tadi pagi tiba-tiba Lukas jemput gue terus gue langsung otw pergi sama dia. Maaf ya"  ucap Mella dengan nada menyesal.

"Mel, serius? Lo ngerjain gue?" Ucap Lala kesal.

Siapa yang tidak kesal jika diperlakukan begini? Ternyata pemberi harapan palsu bukan hanya De, ah sudahlah.

"Gue gak inget, La. Sumpah. Tadinya Lukas emang harus ngecek cabang Travel baru dia, tapi tadi malem sebelum ngajak lo gue emang sempet marah karena dia lebih milih bisnis dari pada wedding kami yang sekali doang. Jadi dia cancel dan jemput gue buat ngecek undangan bareng hari ini. Gue bahkan udah selesai milih dan mutusin buat fitting baju biar besok Lukas bisa-"

"Bodo ya, Mell. Bodo amat" ucap Lala kesal.

"La, is maaf ya. Udah dulu ya, gue harus otw lagi nih, bye. Maaf ya. Maaf banget, i love you sahabatku"

Lalu setelah itu terdengar bunyi panggilan yang telah diakhiri. Membuat Lala mendengus sebal.

"Tau gitu mending gue kerja dapet duit" Lala mengomel pelan.

🍃

Lala keluar dri Cafe itu tak lama seteleh menelpon Mella. Setelah menghabiskan minuman yang ia pesan tentu saja.

Karena sudah terlanjur libur, akhirnya Lala memilih untuk berjalan-jalan keliling kota sebelum pulang. Anggap saja, hari ini hari santainya tanpa harus menjalani rutinitas yang bernama pekerjaan.

Lala selalu sadar, kalau bahagia versi dirinya sangatlah sederhana. Bahkan, hanya dengan melihat kendaraan berlalu lalang sambil berjalan di trotoar jalan saja dia sudah senang.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang