Harapan 33

1.7K 83 5
                                    

"Lalaaaaaa" Mella lari ke arah Lala lalu memeluknya erat.

Dibelakangnya, ada Lukas yang ikut berlari sambil memasang wajah cemas.

"Sayang, ya ampun, jangan lari!" Ucapnya yang hanya dibalas kekehan dari Mella.

"Maaf, sayang. Aku seneng banget Lala dateng. Aku pengen meluk Lala gini." Mella kembali memeluk Lala sambil tertawa kecil.

"Udah ah , Mel. Yuk, duduk, lagian risih di peluk lo, perut lo udah buncit gini juga." Ucap Lala yang langsung membuat Mella cemberut.

"Gue jelek banget ya, La? Jadi gendut banget gini gue." Ucap Mella sedih. Hormon ibu hamil membuatnya jadi melow terus selama mengandung.

"Jelek apanya? Lo malah jadi sexy! Gue bilang lu buncit karena iri aja sih, kok badan lo jadi goals gini sih pas lagi hamil, Mel?"

"Masa sih? Gue sexy?" Ucap Mella malu-malu. Pipinya bersemu merah. Karena hormon ibu hamil juga moodnya gampang berubah, yang tadi sedih bisa langsung tersenyum senang hanya dengan sedikit pujian.

"Iya sayang. Udah ayo duduk, nanti kamu capek." Kali ini Lukas  bukan hanya bicara tapi langsung menggiring istrinya ke sebuah sofa untuk duduk.

Kehamilan Mella memang rentan. Selama masa 'ngidam' dia bolak-balik masuk rumah sakit karena mual yang berlebihan.

Mella juga sering mengeluh lelah. Fisiknya jadi cepat lelah selama masa kehamilan pertamanya ini. Oleh karena itu, Lukas jadi lebih protektif pada istrinya.

"Oh ya, babynya tante apa kabar? Baik-baik aja kan?" Tanya Lala saat mereka bertiga sudah duduk di sofa.

"Baik dong tante! Sehat banget! Bentar lagi juga udah mau keluar!" Ucap Mella semangat.

Usia kandungan Mella memang sudah menginjak bulan ke delapan. Sekitar satu bulan lagi dia akan melahirkan anaknya.

"Wah, syukur deh. Eh, tante bawain ini buat calon ponakan tante, nanti di pake ya!" Lala memberikan barang-barang yang ia beli semalam bersama Dewaa kepada Lala. Barang-barang 'pink' itu juga sudah di bungkus rapi di dalam kotak berwarna 'pink' yang dihiasi dengan pita berwarna 'pink' pula.

"Wah, makasih banyak tantee!" Mella dengan semangat menerimanya. Tangannya juga langsung membuka kotak itu.

"Loh, kok pink semua?" Ucap Mella setelah melihat isinya.

"Kenapa? Kan cute, Mel." Ucap Lala.

"Iya sih, tapi anak gue cowo, La." Ucap Mella.

Lala yang mendengar terkejut. Lalu teringat peringatan Dewa semalam. Ah, andai dia mendengarkan ucapan Dewa dan membeli yang biru.

"Ah, tapi gak papa deh, cowo pake pink juga lucu. Malah makin gemes, ya kan, sayang?" Tanya Mella yang langsung diiyakan Lukas.

Lala jadi de javu, omongan Mella hampir mirip dengan apa yang ia ucapkan pada Dewa kemarin. Ah, Lala jadi merindukan lelaki itu.

🌻

"Ah, enak banget. Lo mau, La? Enak banget nih, kue buatan mertua gue emang juara!"

"Gak deh, Mel. Gue liat lo aja udah kenyang." Ucap Mella sambil tertawa.

Mella hanya mengangkat bahu tak perduli lalu melanjutkan makan. Yang penting kan dia sudah menawarkan, Lala nya yang menolak. Jadi jangan salahkan Mella kalau kuenya akan ia habiskan.

Kali ini, tinggal Lala dan Mella yang duduk di sofa. Lukas, suami Mella sudah pergi karena ada urusan penting katanya.

"Lu emang jadi banyak makan pas hamil, Mel?" Tanya Lala penasaran. Bukannya apa, selama masa kehamilan ini, setiap Lala mai ke rumah Mella, ada saja yang perempuan itu makan.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang