"Karena kecewanya orang sabar, lebih mengerihkan dari segalanya"
🍋
Dewa duduk termenung di kamarnya. Pikirannya melayang pada kejadian di kosan David tadi. Hatinya sedikit tersentil karena rasa bersalah.
Lusi mungkin memang lebih berarti dari Lala. Tapi, bukankah seharusnya Dewa menghargai Lala? Apalagi status Lala itu kekasih Dewa.
Karena rasa bersalah yang hinggap di hatinya, Dewa pun akhirnya menghubungi Lala. Namun berakhir dengan nada operator yang menyebut bahwa sang pemilik nomor tak menjawab panggilannya.
Dewa mencoba menghubungi Lala lagi dan lagi, namun hasilnya tetap sama. Dengan kesal, dia membanting ponselnya ke sudut kamar. Hingga mungkin ponsel itu sudah retak atau mungkin rusak.
Sial!
"Mungkin Lala lagi istirahat. Apa dia baik-baik aja?" Tanya Dewa dalam hati.
Namun, sepertinya kata baik-baik saja tidak pas untuk menggambarkan keadaan Lala saat ini. Dewa masih ingat jelas seberapa pucat Lala tadi. Apalagi dia sempat memuntahkan isi perutnya. Sepertinya Lala benar-bebar sakit!
Lalu kenapa!? Kenapa Dewa harus peduli!? Sial! Sial! Sial!
"Gue kenapa sih!" Ucap Dewa sambil mengacak rambutnya kesal.
Kesal karena bayangan Lala tak mau hilang dari pikirannya. Sialan! Lala hanya pelampiasannya karena tidak bisa bersama Lusi, semua orang tahu itu, bahkan mungkin Lala juga tahu.
Tapi, memang dasarnya gadis itu memang bodoh. Sudah tau dimanfaatkan, malah masih mau melanjutkan hubungan yang sama sekali tidak sehat ini.
Dewa bahkan tidak menyangka dia bisa menghabiskan waktu selama 3 tahun sebagai kekasih Lala. Dan tidak percaya bahkan Lala bisa bertahan selama itu dengan sikap semena-menanya!
"Wa!" Dewa sedikit tersentak dari pikirannya saat pintu kamarnya terbuka secara tiba-tiba, di susul suara bentakan memanggil namanya.
"Lukas? Ngapain lo kesini?" Tanya Dewa sambil bangkit dari duduknya lalu menghampiri Dimas, sahabatnya.
Bugh!
"Gak punya otak ya lo!" Ucap Lukas setelah berhasil menonjok wajah Dewa.
"Apa-apaan sih lo!" Ucap Dewa kesal.
Apa-apaan Lukas ini! Datang tiba-tiba lalu memukul dan memarahinya tanpa bersalah. Memang salah Dewa apa?
"Lo yang apa-apaan! Lala sakit dan lo malah diem di rumah! Gak ada otak lo ya, brengsek!" Ucap Lukas emosi.
"Bukan urusan lo! Lala bukan siapa-siapa lo, jadi gak usah sok care sama dia" balas Dewa tak kalah emosi.
"Stop, Wa. Berhentiin semuanya. Stop jadiin Lala pelampiasan. Dia gak salah apa-apa!"
"Udah gue bilang, bukan urusan lo!" Teriak Dewa.
"Lo gak cinta sama Lala, apa susah lepasin dia sih!? Lo gak bakal bisa bikin dia bahagia kalo hati dan otak lo cuma mikirin Lusi, Lusi, dan Lusi! Lepasin dia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
RomanceAndai kamu mencintaiku, aku tak perlu berandai-andai jika aku adalah dia. Wanita yang kau cintai sampai kau melupakanku, kekasihmu yang tersakiti. High rank: 25 in #kekasih . 12 jul 2019 718 in #indonesiamembaca . 12 jul 2019 314 in #fiksiumum. 12 j...