Aku saranin buat baca chapter ini sambil denger lagu yang ada di mulmed
Taeyon- If
Selamat membaca^^
***
Donghyuck mendapati dirinya sudah terbaring lemas. Ada banyak orang yang mengelilinginya menatap Donghyuck cemas. Ten, Johnny, Taeyong, Jaehyun, Hendery, Renjun, dan bahkan Mark ada disana.
"Sayang, kamu gapapa?" Ten bertanya lembut saat membelai rambut putranya pelan. Donghyuck berusaha mengangguk walaupun kepalanya masih terasa berat. Seorang dokter dengan stetoskop dan alat pengukur tensi disebelah Donghyuck tersenyum kecil. Dokter keluarga Seo, Dokter Byun yang telah berganti marga menjadi Park.
" Donghyuck hanya kelelahan saja, Ten." Jelas Baekhyun. " Apa kau terlalu memikirkan pernikahmu, Haechannie?" Tanyanya lembut .
"Sayang, kamu gak usah terlalu mikirin hal itu. Tenang aja. Percaya saja dengan Mommy dan Mommy Tae, Ya? Kamu jangan sampai kelelahan." Taeyong mengelus rambut calon menantunya dengan sayang. Ia yang paling khawatir dengan kondisi Donghyuck saat ia pingsan tadi.
Donghyuck tersenyum samar mendapat perlakuan tersebut dari calon mertuanya. Ekor matanya sempat menangkap ekspresi datar yang Mark berikan. Cukup membuatnya terpukul. Mengingat dulu, saat Jaemin menangis karena insiden Jeno di wedding dream, Mark menampakkan segurat ekspresi yang menandakan jika ia juga ikut terluka karena Jaemin menangis.
"Haechan hanya perlu istirahat saja. Tensi darahnya rendah." Baekhyun melanjutkan. "Ah, dan jangan sampai calon pengantin satu ini terlalu banyak pikiran ya."
Ten mengangguk mengerti dan langsung mengajak semuanya yang ada dikamar Donghyuck untuk turun. Meninggalkan putranya dengan Mark di dalam kamar Donghyuck.
"Hai." Mark tidak keluar dari kamar Donghyuck. Ia mendudukkan dirinya di sisi ranjang Donghyuck yang kosong. Donghyuck berusaha untuk duduk namun dicegahnya .
"Dokter Baekhyun bilang kamu harus istirahat." Titahnya. "Kamu sedang memikirkan apa sih? Renjun cerita padaku jika kamu berubah akhir-akhir ini." Tanyanya sembari mengacak rambut Donghyuck.
Donghyuck menatap tangan Mark yang berada di atas rambutnya. Ia berdecih dalam hatinya. Bahkan Mark tidak mengetahui perubahannya. Ia tahu dari mulut Renjun, sahabat Donghyuck. Hatinya berdenyut lagi. Apa sebegitu tidak pentingkah Donghyuck dimatamu, Mark?
"Jangan sampai sakit lagi. Kamu tidak seperti Haechan yang biasanya." Sambungnya. Ia berusaha untuk tertawa walaupun terkesan ia sedang tertawa canggung karena ucapannya sendiri.
'Memang seperti apa sosok Seo Donghyuck yang biasanya? Sejauh mana kau mengenalku, Jung Minhyung?'
Ada jeda sekian menit antara mereka. Donghyuck tak membalas ucapan Mark. Ia mengehela nafasnya berat dan kemudian diam saja dengan kepala tertunduk. Donghyuck seolah merasa ia juga merasakan hal yang sama dengannya, namun ia lebih pandai dalam menutupinya.
"Mark ." Donghyuck memanggilnya pelan. Mark mendongakkan kepalanya pelan. ' Kumohon , jangan tampakkan wajah itu padaku. Aku tidak berani untuk bertanya kali ini' batin Donghyuck. Semua jawaban dari pertanyaannya sudah tercetak jelas dalam raut wajah Mark.
Donghyuck menggigit bibirnya bingung. Donghyuck harus bagaimana? Ia benar-benar ingin menangis kali ini. Andaikan saja Donghyuck adalah sosok itu. Yang mengisi penuh relung hati Mark, sampai tidak ada sedikit sudut untuknya.
"Aku mau tanya ." Donghyuck berkata pelan. Ia sangat ingin berbalik untuk memunggungi Mark, ia tidak tahan untuk melihat ekspresi yang Mark akan keluarkan jika jawabannya seperti apa yang ia pikirkan. Namun, Donghyuck tau itu tak ada gunanya. Jadi, Donghyuck menguatkan dirinya untuk menatap manik mata Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married!
Fanfiction"DONGHYUCK ITU CALON ISTRIKU ." Donghyuck bergidik ngeri mendengar kalimat yang baru saja meluncur dari mulut Mark . Ia melingkarkan lengannya di pinggang Donghyuck dan menariknya mendekat . Ya tuhan , Sejak kapan ia menjadi calon istri seorang Mar...