XVI

10.1K 1.1K 66
                                    

Aku saranin buat denger lagu di mulmed pas lagi baca chapter ini

Suzy- I'm in love with someone else

Selamat membaca^^

Mark's side

Semua ini berada diluar rencananya. Orang yang akan menyandang marga Jung yang tengah terbaring lemah di ranjangnya itu menanyakan sesuatu yang di luar kemampuannya.

Mark hanya ingin membuat Jeno dan Jaemin membatalkan pernikahannya. Dan Donghyuck, Mark bahkan tak memiliki masalah apa-apa dengan pemuda manis itu. Mark sangat mengerti dirinya saat pertama kali menatap manik mata Donghyuck ketika menatap Jeno. Pandangan matanya sama seperti milik Mark beberapa tahun kemarin. Tatapan memuja. Ia sangat mencintai Jeno. Ia yakin setelah Jaemin melihat betapa besar cinta Jeno dan Donghyuck, ia akan membatalkan pernikahan mereka. Dan kemungkinan Mark untuk menikahi Jaemin akan semakin besar.

Dan Mark tahu, ia salah besar untuk semua pemikirannya itu.

Tapi Donghyuck, Mark tidak menyangka dia benar-benar kuat, patuh, dan berhati besar. Merelakan Jeno bersanding dengan Jaemin, bahkan memaksanya untuk pergi ketika pemuda itu terus berlari ke arahnya.

Donghyuck tidak pernah mencoba untuk menggagalkannya, ia bahkan merasa sangat bersalah saat Jeno menyanderanya dan mengatakan jika ia mencintainya di depan semua orang. Jaemin bahkan ada disana. Menangisi pemuda bodoh pujaan hatinya.

Mark merasa bersalah. Sepenuhnya bersalah.  Ia sungguh ingin menghentikan semua permainan gila yang telah ia ciptakan, tapi malah membuat mereka berdua makin terseret ke dalamnya.

Mari kita sebut saja jika dia lelaki brengsek yang mencintai 2 orang dalam satu waktu yang bersamaan.

Hatinya teremat saat mendengar isak tangis Donghyuck di dalam sana. Rasanya lebih menyesakkan dari pada saat melihat Jaemin yang menangis. Ia ingin berbalik, memeluknya, dan membisikkan beribu kata maaf pada Donghyuck. Meskipun kakinya yang dikuasai ego nya itu memilih untuk menjauh dari kamar Donghyuck. Meninggalkannya dengan isak tangisnya di dalam sana.

Sekali lagi menghancurkan hati yang rapuh itu. Ia ingin meneriakkan semuanya. Semua yang menjadi beban hatinya. Menyesali keraguan hatinya untuk sekedar berkata.

'Itu semua karenamu, Haechan. Aku memilihmu.'

Mark sadar jika Donghyuck memiliki sesuatu hal yang berbeda dalam dirinya. Terlalu dini untuk mengatakan jika ia diam-diam memiliki sebentuk perasaan asing, seperti saat dulu ia masih menduduki bangku sekolah menengah. Perlahan tertarik pada segala pesona pemuda manis itu. Menjadikannya sebuah pusat pada semestanya.

Ia tak bisa menyangkal jika dirinya mulai merasakan getaran halus tiap kali bersentuhan dengan kulit halus Donghyuck. Merasa begitu bersemangat saat Donghyuck merespon pesan darinya yang ia kirim melalui akun L*nenya (yang ia samarkan menjadi milik Lucas), dengan sengaja mengirimi berpuluh-puluh pesan yang tidak penting, hanya untuk sekedar bertukar pesan dengan beruang kecilnya. Merasa bahagia saat ia ikut tersenyum bahagia karena Mark.

Bahkan Mark masih terbayang jelas wajah manis milik Donghyuck saat ia tertawa begitu bahagianya di danau. Begitu mempesona saat ia menempelkan tangannya di pipi Mark saat ia kedinginan. Tidak pernah menyangka,  dibalik sifat jutek nya itu, ada sosok malaikat di dalamnya.

Mark baru menemukan itu saat melihat Donghyuck tertidur dan membaringkan kepalanya di sisi ranjang miliknya untuk menunggui Mark.

Mark tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium bibir Donghyuck sekali lagi.

Satu lagi kebodohan Mark.

Ia sudah terperangkap dalam segala pesona Donghyuck, namun terlalu enggan untuk mengakuinya.

Married!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang