XI

11.4K 1.2K 40
                                    

Donghyuck menatap lekat undangan yang baru saja ia terima. Ada nama Jeno dan Jaemin di dalamnya. Renjun yang rencananya akan menginap di rumah Donghyuck, tidak berhenti membicarakan tentang pesta pernikahan sahabatnya yang akan segera digelar. 

Sejujurnya terbesit sedikit rasa lega dalam hati Donghyuck. Setidaknya kejadian beberapa hari lalu tidak membawa hal yang sangat buruk bagi hubungan Jeno dan Jaemin. Syukurlah, Jaemin tidak mengundur hari pentingnya -ah atau yang lebih buruk, Membatalkan pernikahannya dengan Jeno.  

Berbicara tentang kejadian beberapa hari yang lalu, Mark dan Donghyuck tidak berhubungan antara satu sama lain semenjak hari itu. Donghyuck merasa agak lega sejujurnya. Setidaknya dia tidak akan merasa malu saat karena bertemu dengan sunbae beralis camarnya itu. 

  Jeno  menyeret lengan Jaemin untuk ikut masuk ke dalam mobil bersamanya dengan kasar. Aura kemarahannya yang memuncak bahkan dapat terlihat dengan jelas. Belum Lagi wajah Jaemin yang memerah karena isakan tangisnya. Sungguh, Donghyuck merasa kasihan pada sosok cantik bersurai cokelat itu. Semoga saja tidak ada hal yang buruk terjadi setelah ini. 

  Donghyuck tidak berani menatap sosok di sebelahnya yang sepertinya tampak tenang-tenang saja. Donghyuck merasa sangat tidak nyaman, sungguh! Apakah pria disampingnya ini tidak bisa menangkap rasa gugup yang Donghyuck rasakan? 

"Disini terlalu sunyi. Hidupkan radionya." Pinta Donghyuck cepat. Ia tak berani menatap wajah si pemilik mobil. Ia berusaha mati-matian untuk menghilangkan rasa panas yang menjalar di pipinya saat mengingat bagaimana ia tadi membalas ciuman dari Mark. Donghyuck benar-benar merasa malu! Mau ditaruh dimana wajahnya setelah ini? FYI , Ac di mobil hidup bahkan dalam mode yang keras .

"Kau kenapa?" Tanya Mark membuka percakapan. 

Donghyuck tak berani menoleh, ia menggeleng dengan cepat. Jantungnya makin menggila saja. 'Ya tuhan, ada apa ini?  bahkan setelah ia menciumku aku masih saja merasakan lonjakan yang sama' batin Donghyuck. Ia memalingkan wajahnya sambil sesekali mengipasi wajahnya yang terasa panas. 

"Apa kau  tidak menghidupkan AC? Ini panas sekali. " Kata Donghyuck. Mark terkikik geli. Mark bahkan sudah menghidupkan AC di mobilnya saat ia menyadari Donghyuck sedari tadi mengipas-ngingpaskan wajahnya. Bahkan dalam mode paling dingin. 

  Mark menepikan mobilnya disisi jalan yang sepi . Ia menarik pundak Donghyuck untuk berhadapan dengannya dan menatap mata Donghyuck dengan intens. 

'Apa ia memang berbakat dalam membuat jantungku maraton lebih cepat?'

 Mark mendekatkan wajahnya pada Donghyuck dengan cengiran nakal yang terhias diwajahnya. Apa dia mau mencium Donghyuck lagi? Jarak wajah mereka sudah terkikis  dan Donghyuck tidak berani melihat apa yang akan Mark lakukan lagi padanya. Jadi dia memilih untuk memejamkan matanya saat ujung hidung Mark menyentuh ujung hidungnya.

 Donghyuck cukup lama menunggu apa yang 'ia pikir akan Mark lakukan' hingga  ia merasakan ada hawa hangat diwajahnya.  

Mark tidak menciumnya. Ia hanya tertawa melihat tingkah konyol Donghyuck.

" Jadi Seo Donghyuck, apa kau mulai menyukaiku sekarang?" tanyanya yang diiringi ketawa jahil dari mulutnya. Donghyuck memberanikan diri membuka mata dan mendapati Mark tengah tertawa puas. Ia berdecak kesal melihat Mark yang tengah menetawainya seperti itu. 

 Donghyuck menghela napas pelan. Ada rasa lega dihatinya, meskipun ia tidak menampik jika ia juga merasa agak kecewa karenanya. 

"Itu tidak lucu, Jung! ." kesal Donghyuck.

Married!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang