Jangan pernah menyesali sebuah pertemuan. Karena kita tidak akan tahu, cerita apa yang akan dimulai setelah pertemuan itu.
_Love In Galaxy_~Now playing : Love scenario
~Happy reading~
17 Juli 2019- SMA AdiwaraANGKASA menyusuri koridor SMA Adiwara dengan satu tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Cowok dengan tinggi tubuh semampai itu sibuk tebar-tebar pesona. Ya, walaupun pesonanya tidak perlu diragukan lagi. Seperti kebiasaannya juga, lontaran kalimat manis pasti akan menjadi senjatanya untuk menggoda para cewek di sepanjang koridor yang dia lewati.
Namanya, Angkasa Ratana Ditya. Dia bukan badboy berwajah dingin seperti pada umumnya. Cowok itu memiliki wajah yang bisa dibilang sangat menggemaskan. Di usia 17 tahun ini, dia masih terlalu imut dari keenam teman-temannya.
Langkah kaki Angkasa terpaksa harus berhenti ketika pandangannya jatuh pada seorang cewek yang tengah duduk di lantai sambil memunguti buku berserakan di sekitar cewek itu.
Angkasa menatapnya dari kejauhan dengan pandangan menyipit. Mencoba mengamati, apakah dia pernah bertemu dengan cewek itu. Kemudian, Angkasa menggeleng pelan. Dari semua cewek yang pernah dia temui di pagi, siang, dan sore hari Angkasa masih merasa asing dengan cewek yang kali ini. Di saat dia sibuk memandangi gadis itu, tiba-tiba sebuah ide licik muncul di otaknya. Dasar usil!
Dengan songongnya, Angkasa melangkah mendekat. Matanya melirik ke bawah setelah dia setengah meter melewatinya. Kini posisinya, dia di belakang cewek itu. Rupanya, cewek itu sudah selesai mengumpulkan bukunya dan hendak beranjak. Angkasa menengok ke kanan dan ke kiri berulang kali. Memastikan apakah di sini cukup sepi. Memang sudah sedikit sepi, karena 3 menit lagi bel masuk kelas akan berbunyi.
Angkasa menyeringai. Dengan sengaja, kakinya dia tendangkan ke belakang. Mirip seperti banteng yang hendak menyeruduk.
BRUKK
Angkasa kuat-kuat menahan tawanya saat mendengar suara buku-buku itu tercecer kembali. Angkasa mengernyit bingung ketika dalam beberapa detik tidak ada sahutan dari cewek di belakangnya.
Kok gak marah sih?
Bersamaan dengan bel yang berbunyi nyaring menggema di seluruh koridor, perlahan, dia mengintip ke belakang. Tidak ada tanda-tanda ada kehidupan di belakangnya.
Hah? Kok ngilang? batinnya bertanya-tanya. Angkasa mengedarkan pandangannya. Dia terkekeh melihat punggung cewek yang baru dia kerjai tadi menghilang di balik koridor kelas IPS.
"Lebih aneh dari Bulan," gumamnya membandingkan sikap cewek itu dengan sahabatnya yang bernama Rembulan Adyastana.
Beberapa detik dia terdiam. Angkasa menyadari kalau bel masuk sudah berbunyi dari tadi. "Enggak, enggak. Gue gak mau telat lagi. KYAAA!!" Angkasa langsung berlari terbirit-birit menuju ruang kelasnya.
"ANGKASA!"
Teriakan dari kejauhan itu, membuat Angkasa berhenti dan kembali berkomat-kamit tak jelas dengan matanya yang terpejam.
Mampus gue mampus! Daddy Agus dateng. ujarnya dalam hati.
Pundaknya terasa ditepuk seseorang dari belakang, Angkasa menoleh secara perlahan. Dia sudah yakin jika itu Pak Agus, guru BK beringas yang memanggilnya tadi.
"Hehe ... Bapak," sapanya santai dengan cengiran khas yang muncul di wajahnya.
Pak Agus menahan kobaran amarah yang siap meledak saat ini juga. Sudah berulang kali Angkasa masuk kelas tidak tepat waktu. Tapi, cowok itu tidak pernah bosan dengan hukuman yang sekolah berikan untuknya. Masalah otak jangan ditanya. Angkasa bisa dibilang genius di antara teman-temannya. Meskipun kekurangan cowok itu jelas terlihat pada sikapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Galaxy (End)
Teen FictionKisah tertulis tentang sebuah hubungan terlarang, kebohongan yang terbongkar, dan juga cinta yang bertepuk sebelah tangan. Persahabatan yang sangat berbeda, namun memberi kisah yang takkan terlupa. ©️ copyright Elinta Maya_2020