8. ll Lyra

234 45 2
                                    

Ada kalanya, kita harus berhenti sejenak.
Menghirup napas banyak-banyak.
Agar semuanya kembali tertata dalam benak.
-Love In Galaxy-

~Now playing: lelaki cadangan

~Happy reading~

BINTANG menggeliat ketika sinar matahari menyusup ke ruangan bernuansa biru itu. Suara tirai yang dibuka, membuat gadis itu membuka matanya.

"Bintang, udah jam 6 ayo bangun!"

Gadis itu samar-samar mendengar suara wanita tua yang tak lain adalah Ratna. "Bentar Nek, masih pagi."

Ratna menggelengkan kepala melihat sikap cucunya yang terkadang manja. Dengan segera, wanita tua itu menarik selimut tebal yang masih menggulung tubuh mungil Bintang.

"Bangun, Elang udah di depan!"

Mendengar satu kata itu, Bintang membelalakan mata. Pikirannya bertanya-tanya, kenapa Elang ada di depan?

"APA?" pekik Bintang.

Ratna tertawa melihat tingkah Bintang. "Cepet bangun, mandi, habis itu sarapan bareng!"

Sepeninggal wanita tua itu, Bintang bergegas menuju kamar mandi. Cukup dengan lima belas menit, gadis itu sudah menuruni tangga lengkap beserta seragam abu-abu putihnya.

"Hai."

Mendengar sapaan Elang, dengan malu-malu Bintang membalasnya dengan senyuman manis.

"Maaf ya, udah lama nunggu." Bintang merasa sedikit canggung sekarang. "Hmm ... lo ngapain ke sini?" tanyanya.

Elang hanya tersenyum lebar. "Gak boleh nih, ceritanya?"

Bintang gelagapan. "Eh, bukan itu maksud gue," alibinya.

"Sekolah hari ini berangkat bareng gue." Elang berkata bukan sebagai bentuk penawaran atau permintaan. Dia terdengar memaksa gadis itu untuk berangkat bersamanya.

"Hah?" Bintang cengo. Dia sama sekali tidak mengerti kenapa tiba-tiba Elang datang ke rumahnya dan memintanya berangkat bersamaan.

"Saya berangkat dulu Kek, assalamu'alaikum." Setelah pamit kepada Tino, Elang juga berpamitan kepada Ratna.

"Jagain cucu nenek ya, Nak!" Pesan Ratna yang tentunya dibalas anggukan oleh pemuda itu.

"Loh. Kek, Nek?" Bintang menatap dua orang tua itu dengan penuh tanya. Setelah melihat Ratna dan Tino mengangguk, gadis itu pun menurut. Dia benar-benar kebingungan.

Kini, Bintang sudah berada di depan pagar rumahnya. Dia terus mengamati gerak-gerik Elang yang sedang mengambil helm di belakang jok.

"Kenapa? Nih helmnya." Mengetahui gelagat aneh Bintang, Elang bertanya kepada gadis itu sembari memberikan helm.

"Gak papa kok. Ya udah langsung berangkat aja," ucap Bintang

Bintang menghentikan kegiatannya sejenak, lalu menengok ke belakang. Elang masih diam tak bereaksi apa-apa.

"Kenapa?" Bintang bertanya balik ketika tatapan mata Elang tak beralih darinya.

Elang memajukan badannya. Membuat Bintang seketika menahan napas. "Kalau pake' helm tuh yang bener."

Setelah mengunci helm yang Bintang pakai, Elang segera menyalakan motornya. Gadis itu masih menyadarkan diri. Ternyata, Elang hanya mengunci helmnya dan tidak melakukan apapun lagi. Bintang merasa malu sendiri dengan pikirannya yang sudah berkelana ke mana-mana.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang